Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa saat perkenalan Menteri Kabinet Indonesia Maju di Veranda Istana Negara, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2019. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau BappenasSuharso Monoarfa mengatakan negara masih akan menghadapi banyak tantangan pada 2021. Menurut dia, dua tantangan terbesar meliputi lemahnya daya beli masyarakat dan penyebaran virus Covid-19 yang masih meluas.
“Penularan Covid-19 di Indonesia belum mencapai puncak,” kata Suharso dalam diskusi virtual bersama Tempo bertajuk ‘Rencana Pembangunan Nasional Melalui Investasi Energi dan Pemanfatan Hasil Laut 2021’, Senin, 14 Desember 2020.
Suharso berpandangan pandemi masih terus berlangsung seumpama masyarakat tidak patuh dengan protokol kesehatan. Utamanya di daerah, dia menemukan masih banyak kerumunan warga yang mendorong timbulnya klaster-klaster baru penularan virus.
Di samping itu, jumlah pengetesan terhadap spesimen Covid-19 dianggap belum memadai bila dibandingkan dengan besarnya jumlah penduduk Indonesia. Menurut Suharso, pengendalian penyebaran virus corona harus berjalan seimbang.
Tantangan kedua adalah daya beli masyarakat. Suharso melanjutkan, di tengah pandemi, daya beli masyarakat tertekan karena banyaknya jumlah pekerja yang menjadi pengangguran. Menyitir data Badan Pusat Statistik, Suharso mengatakan 9,46 juta pekerja yang semula bekerja penuh beralih menjadi pekerja paruh waktu.
Sedangkan sebanyak 310 ribu orang tercatat telah terimbas pemutusan hubungan kerja atau PHK selama pandemi berlangsung. Tekanan daya beli tak hanya ditumbulkan oleh persoalan peningkatan jumlah pengangguran. <!--more--> Dalam kondisi pandemi, Suharso menyatakan masyarakat kalangan menengah ke atas menahan belanja dan menunda investasinya. Alih-alih mengeluarkan uang, kelompok masyarakat ini lebih banyak menyimpan hartanya. “Dibuktikan dengan dana pihak ketiga yang luar biasa meroket,” ucap Suharso.
Untuk menekan dampak pandemi yang dalam pada tahun depan, Suharso mengatakan pemerintah telah menyusun strategi. Misalnya, mendorong terobosan untuk meningkatkan investasi.
Proyek-proyek pemerintah juga diarahkan untuk melibatkan pelaku UMKM serta pengusaha lokal agar perputaran uang tidak terkonsentrasi di pusat. “LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah) harus mendaftarkan sebanyak mungkin UMKM produsen agar belanja pemerintah dan BUMN bisa diarahkan ke sana,” ucap Suharso.
Selanjutnya, Bappenas akan memastikan belanja pemerintah pusat terdistribusi merata sepanjang tahun alias tidak tertumpuk di akhir 2021. Meski penuh tantangan, Suharso menyebut kondisi ekonomi nasional akan membaik pada tahun depan.
Musababnya, Bappenas telah melakukan adaptasi pembangunan 2021 yang diarahkan ke percepatan ekonomi dan reformasi sosial. Pemerintah merancang pemulihan ekonomi bakal difokuskan ke tiga sektor paling terdampak, yakni industri, pariwisata, dan investasi.
“Ketiga sektor inilah yang mendapat tekanan besar dari pandemi Covid-19 dan menyerap tenaga kerja cukup besar,” tutur Suharso.
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI
9 hari lalu
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI
MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa