Cina Yakin Lampaui Amerika Serikat Jadi Pasar Barang Konsumen Terbesar

Reporter

Bisnis.com

Selasa, 1 Desember 2020 18:04 WIB

Seorang staf membawa barang menjelang Single Day 11.11 atau Hari Belanja Online di gudang logistik Alibaba di kota Shenyang, provinsi Liaoning, Cina, 10 November 2019. Beragam produk mendominasi penjualan barang ekspor pada Single Day 11.11. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Cina yakin pasar barang konsumen domestiknya akan segera melampaui Amerika Serikat untuk menjadi yang terbesar di dunia.

Di masa lalu, pihak berwenang Cina jarang membuat perbandingan seperti itu karena takut memicu pembalasan yang sengit dan tekanan dari Washington. Namun baru-baru ini, Lian Weiliang, Wakil Ketua Badan Perencanaan Ekonomi Cina, menyatakan visi tersebut sebagai bagian dari strategi kemandirian negara, yang akan diterapkan dalam rencana pembangunan 2021-2025 dan visi 2035.

"Penjualan retail Cina untuk pertama kalinya melampaui 40 triliun yuan pada 2019, meningkat lebih dari 42 persen dari 2015. Ini akan segera menyusul Amerika Serikat untuk menjadi pasar barang konsumen teratas," kata Lian dilansir South China Morning Post, Selasa, 1 Desember 2020.

Menurut Biro Statistik Nasional, penjualan ritel Cina mencapai 41,2 triliun yuan (US$ 6,2 triliun) tahun lalu. Sedangkan, data dari Biro Sensus AS menunjukkan penjualan ritel di negara itu mencapai US$ 6,2 triliun pada 2019.

Lian mengatakan Cina yang sudah memiliki populasi berpenghasilan menengah terbesar di dunia, juga meraup untung dari nilai tambah manufaktur paling jumbo, memiliki pengguna internet terbanyak, serta 500 perusahaan teratas.

Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional bertanggung jawab untuk menyusun rencana lima tahun, dengan rincian sejumlah langkah wajib dan antisipatif yang diharapkan akan diumumkan pada Maret tahun depan di Kongres Rakyat Nasional.
<!--more-->
Otoritas Cina telah lama menaruh harapan pada kemampuan pasar domestik yang besar untuk terus menarik investor asing. Dengan demikian Cina dapat mengimbangi upaya tekanan dari AS, karena pembuat kebijakan berusaha menemukan pendorong pertumbuhan baru dengan berfokus pada pasar domestik dan teknologi yang dikembangkan di dalam negeri.

Target Cina yang baru-baru ini diumumkan untuk menggandakan produk domestik bruto nasionalnya pada 2035 sudah menyiratkan bahwa negara itu akan melampaui AS dalam 15 tahun ke depan. Meskipun demikian, dokumen resmi yang diterbitkan bulan lalu tidak menawarkan perbandingan yang spesifik.

Ekonomi Cina tumbuh 4,9 persen pada kuartal ketiga tahun ini, meningkat dari kenaikan 3,2 persen pada kuartal kedua dan penurunan 6,8 persen pada kuartal pertama.

Sementara itu, penjualan retail tumbuh 4,3 persen pada Oktober, dibandingkan dengan penurunan 20,5 persen dalam angka gabungan untuk Januari dan Februari.

Dana Moneter Internasional atau IMF memperkirakan ekonomi Cina tumbuh 1,9 persen tahun ini, sementara ekonomi AS akan menyusut 4,3 persen.

Wang, mantan Wakil Direktur Pusat Riset Pengembangan Dewan Negara, mengatakan pasar konsumen Cina kemungkinan akan menyusul AS tahun ini. Namun dia memperingatkan bahwa konsumsi domestik masih dibayangi oleh virus corona, utang rumah tangga yang tinggi, dan kesenjangan pendapatan yang semakin lebar.

Virus corona menyerang kelompok berpenghasilan rendah dan pemilik usaha kecil lebih keras daripada keluarga berpenghasilan menengah dan tinggi. Sementara meningkatnya utang rumah tangga, yang sebagian besar berasal dari investasi properti, telah mengurangi kemampuan konsumsi.

Han Yongwen, Wakil Direktur Jenderal Pusat Pertukaran Ekonomi Internasional Cina, mengatakan pemerintah harus berkonsentrasi pada perluasan populasi berpenghasilan menengah selama lima tahun ke depan. Selain itu juga mencoba meningkatkan proporsi masyarakat berpenghasilan menengah menjadi sekitar 40 persen dari populasi, atau 600 juta orang, dari level saat ini 29 persen.

"Jika itu bisa dilakukan, akan ada dorongan besar untuk konsumsi Cina dan potensi pertumbuhan ekonomi," ujarnya.

BISNIS

Berita terkait

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

2 jam lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

11 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

12 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

17 jam lalu

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta pada 21-23 April 2024

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

17 jam lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

17 jam lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

18 jam lalu

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

Investigasi baru NHTSA berfokus pada pembaruan perangkat lunak dari Tesla untuk memperbaiki masalah ini pada bulan Desember.

Baca Selengkapnya

Kereta Api Indonesia Angkut 15,7 Juta Ton Barang di Triwulan Pertama 2024

19 jam lalu

Kereta Api Indonesia Angkut 15,7 Juta Ton Barang di Triwulan Pertama 2024

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mencatat jumlah barang yang diangkut sepanjang triwulan pertama 2024 sebanyak 15.758.465 ton.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

21 jam lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

23 jam lalu

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya