Diciduk KPK karena Kasus Lobster, Ini Latar Belakang Menteri KKP Edhy Prabowo
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Rabu, 25 November 2020 11:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dikabarkan ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama sejumlah orang. Ia adalah orang dekat Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, yang baru menjadi menteri sekitar satu tahun.
“Benar kami telah mengamankan sejumlah orang dinihari tadi,” kata Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango pada Rabu, 25 November 2020. Penangkapan ini disebut-sebut terkait dengan dugaan korupsi ekspor benih lobster.
Edhy pun sebenarnya baru memimpin setahun lebih di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Serah terima jabatan dengan menteri KKP sebelumnya, Susi Pudjiastuti baru dilakukan pada 23 Oktober 2019.
-Kedekatan dengan Prabowo
Edhy lahir di Muara Enim, Sumatera Selatan, pada 24 Desember 1971. Dia pernah belajar di Akademi Militer, Magelang, pada 1991. Namun karir Edhy di militer hanya bertahan dua tahun lantaran kena sanksi. Keluar dari tentara, dia merantau ke Jakarta.
Edhy kemudian berkenalan dengan Prabowo Subianto yang masih berpangkat letnan kolonel dan menjabat Komandan Grup III Kopassus TNI Angkatan Darat.
<!--more-->
Edhy kemudian disekolahkan oleh Prabowo di Fakultas Ekonomi Universitas Moestopo, Jakarta Selatan, dan berlatih silat setiap pekan di Batujajar, Bandung. Dia pun menjadi orang dekat sekaligus kepercayaan Prabowo.
Selain itu, Edhy juga pernah mendampingi Prabowo ketika bermukim di Yordania setelah dipecat dari militer dengan pangkat jenderal bintang tiga. Pada 2008, Prabowo mendirikan Partai Gerindra dan Edhy bergabung. Dia mengikuti Pemilu 2009 dari Daerah Pemilihan Sumatera Selatan I, kampung halamannya.
-Perusahaan Prabowo
Saat serah terima jabatan Menteri Kelautan dan Perikanan dengan Susi tahun lalu misalnya, Edhy memberikan beberapa keterangan. Salah satunya soal keterlibatan dia di PT Kertas Nusantara, perusahaan yang dikuasai Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan sang adik kandung, Hashim Djojohadikusumo.
Edhy memastikan dirinya tidak lagi menerima sepeserpun gaji dari beberapa perusahaan yang sempat ia ikuti. Termasuk dari Kertas Nusantara.
"Saya CEO, sudah saya selesaikan sejak dari (bergabung bersama) DPR 10 tahun yang lalu, saya tidak ada lagi terima gaji dari swasta, yang Pak Prabowo sendiri berikan kesempatan kepada saya," kata Edhy saat ditemui di Gedung Mina Bahari V, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Gambir, Jakarta Pusat.
<!--more-->
Adapun informasi soal riwayat bisnis dari Edhy dimuat dalam portal Daftar Calon Anggota DPR, DPD, DPRD Pemilihan Umum 2014 pada laman resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dalam data itu, Edhy tercatat pernah menjabat di sejumlah perusahaan. Di antaranya yaitu Direktur Utama PT Garuda Security Nusantara, Ketua Percepatan Pengadaan Log PT Kertas Nusantara, Komisaris PT Kiani Lestari, Ketua Koperasi Swadesi Indonesia.
-Anggota DPR
Sebelum menjadi menteri, Edhy juga tercatat menjadi anggota dewan selama 10 tahun. Pada 2009-2014, Edhy menjadi Ketua Komisi VI bidang perdagangan, perindustrian, koperasi, dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Pada 2014-2019, Edhy menjabat sebagai Ketua Komisi IV DPR periode 2014-2019 yang membidangi pertanian, kehutanan, maritim atau kelautan dan perikanan, serta pangan. Komisi ini menjadi mitra KKP di DPR. Sehingga Edhy Prabowo rutin bertemu Susi setiap diadakan rapat kerja antara DPR dan Pemerintah.
Baca: Suasana KKP Pasca-Laporan Penangkapan Edhy: Halaman Sepi, Gerbang Ditutup Rapat
FAJAR PEBRIANTO