TEMPO.CO, Jakarta - PT Blue Bird Tbk. melaporkan perbaikan kondisi penghasilan dari tiap unit kendaraan yang beroperasi saat ini dibandingkan dengan kondisi awal pandemi Covid-19 di dalam negeri.
Head of Investor Relations Blue Bird Michael Tene mengatakan rerata penghasilan per mobil per hari mengalami kenaikan. “Sudah naik hampir 2,5 kali lipat dibandingkan dengan kondisi pandemi pada April 2020,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa, 24 November 2020.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal III 2020 yang dipublikasikan Selasa, Blue Bird membukukan pendapatan Rp 1,55 triliun per 30 September 2020. Realisasi itu turun 47,55 persen dari Rp 2,96 triliun periode yang sama tahun lalu.
Pada kuartal III 2020, Blue Bird membukukan pendapatan bersih dari segmen taksi Rp 297,32 miliar. Jumlah yang dikantongi naik 72,08 persen dari Rp 172,78 miliar per 30 Juni 2020.
Blue Bird membukukan penurunan pendapatan dari segmen taksi sebesar 75,03 persen secara kuartalan pada kuartal II 2020. Terjadi penurunan dari Rp 691,98 miliar pada kuartal I 2020 menjadi Rp172,78 miliar pada kuartal II 2020.
Kendati demikian, emiten berkode saham BIRD itu mencetak rugi bersih Rp 156,01 miliar pada kuartal III 2020. Pencapaian itu berbanding terbalik dengan laba bersih Rp 229,33 miliar periode yang sama tahun lalu. <!--more--> Sebelumnya, Michael mengungkapkan pandemi Covid-19 menjadi faktor utama penekan bisnis perseroan sepanjang 9 bulan periode berjalan 2020. Penyebaran virus menurunkan aktivitas secara signifikan baik yang bersifat rutin maupun musiman seperti pariwisata.
Dia menjelaskan bahwa kinerja pendapatan dan biaya pada kuartal III 2020 jauh lebih baik dari kuartal II 2020. Pendapatan menurutnya naik 51 persen dan gross profit margin membaik dari sebelumnya 0,5 persen pada kuartal II 2020 menjadi 12,1 persen pada kuartal III 2020.
Michael menyebut earnings before interest, taxes, depreciation and amortization (EBITDA) naik lebih dari sembilan kali lipat dari sebelumnya Rp 7,5 miliar pada kuartal II 2020 menjadi Rp 69 miliar. Posisi cash menurutnya berada di posisi yang sangat kuat Rp 731 miliar akhir September 2020.
“Recovery ini tentunya adalah bukti bahwa layanan Blue Bird sangat relevan dalam kondisi pandemi saat ini dan layanan kami masih menjadi pilihan customer untuk mobilitas mereka,” ujarnya.