Pemerintah Serap Rp 27 Triliun dari Penerbitan Surat Utang Negara ke BI

Reporter

Antara

Sabtu, 21 November 2020 09:02 WIB

Direktur Jenderal Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko Kementerian Keuanan Luky Alfirman saat meluncurkan surat utang berharga negara (SBN) syariah seri Sukuk Tabungn ST-003 di Restoran Bunga Rampai, Jakarta Pusat, Jumat 1 Februari 2019. TEMPO/Dias Prasongko

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menyerap dana Rp 27 triliun dari hasil penerbitan empat seri Surat Utang Negara (SUN) melalui private placement kepada Bank Indonesia sebagai bagian dari burden sharing untuk pembiayaan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Keterangan pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko di Jakarta, Jumat, 20 November 2020, menyatakan penerbitan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan public goods untuk belanja kesehatan, perlindungan sosial dan pembiayaan KL senilai Rp397,5 triliun.

Empat seri SUN yang masing-masing mempunyai nominal Rp 6,75 triliun adalah VR005 dengan masa jatuh tempo 23 November 2025, VR0059 dengan masa jatuh tempo 23 November 2026, VR0060 dengan masa jatuh tempo 23 November 2027, dan VR0061 dengan masa jatuh tempo 23 November 2028.

Seri SUN ini masing-masing mempunyai tingkat kupon suku bunga reverse repo Bank Indonesia tenor tiga bulan dengan kupon untuk tiga bulan pertama sebesar 3,81729 persen.

Sebelumnya, pemerintah menyerap dana sebesar Rp 24,6 triliun dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) terjadwal pada Selasa, 17 November 2020, yang diminati investor seiring dengan tingginya penawaran yang masuk Rp 104,7 triliun.

Tingginya minat investor terhadap lelang SUN dengan penawaran masuk Rp 104,7 triliun atau yang tertinggi ke-4 sepanjang 2020 itu dipengaruhi oleh euforia pasar keuangan global dan domestik terkait keberhasilan ujicoba vaksin Covid-19 serta hasil pemilihan Presiden di AS.
<!--more-->
Permintaan investor naik pesat yaitu sebesar 57,6 persen apabila dibandingkan permintaan pada lelang SUN sebelumnya. Bid to cover ratio juga meningkat secara signifikan dari 2,24 kali pada lelang sebelumnya menjadi 4,26 kali di lelang hari ini.

Dalam lelang SUN itu peningkatan penawaran paling dominan berasal dari investor asing, yang ditandai dengan tingginya penawaran hampir dua kali lipat, dari 11,5 persen pada lelang sebelumnya, menjadi 20,7 persen, terutama pada tenor jangka panjang.

Masuknya investor asing berdampak pada semakin kompetitifnya imbal hasil yang ditawarkan oleh investor. Hal ini tercermin dari penurunan WAY untuk seluruh tenor, khususnya untuk SUN tenor 5-20 tahun dengan penurunan mencapai 15-45 bps dibandingkan dengan lelang SUN sebelumnya.

ANTARA

Baca juga: Berbagi Beban, Pemerintah Terbitkan SUN dengan Cara Private Placement ke BI Rp 82,1 T

Berita terkait

Pemerintah Serap Rp 7,025 Triliun dari Lelang Surat Utang SBSN

1 hari lalu

Pemerintah Serap Rp 7,025 Triliun dari Lelang Surat Utang SBSN

Pemerintah menyerap dana sebesar Rp 7,025 triliun dari pelelangan tujuh seri surat utang yakni Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

4 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

4 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

6 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

7 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

7 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

8 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

8 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

9 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya