Prototipe Vaksin Merah Putih Kelar Maret 2021, Izin Edar Paling Cepat Akhir 2021
Reporter
Bisnis.com
Editor
Kodrat Setiawan
Rabu, 18 November 2020 05:02 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio memperkirakan prototipe Vaksin Merah Putih Covid-19 akan diserahkan dari Konsorsium ke Bio Farma paling lambat Maret 2021.
Amin mengatakan saat ini Eijkman sebagai pemimpin Konsorsium Vaksin Covid-19 telah berkoordinasi dengan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan memastikan setiap proses sudah sesuai dengan persyaratan sejak proses di laboratorium.
"Prototipe vaksin Covid-19 baru akan diserahkan resminya kepada Bio Farma paling lambat Maret 2021, untuk dilanjutkan ke proses upscaling dan uji klinik tahap 1-3," ujar Amin kepada Bisnis.com, Selasa, 17 November 2020.
Dia berharap, uji klinis fase I mulai dilakukan pada Mei 2021. Apabila proses setiap tahap berjalan dengan lancar, diperkirakan pada akhir 2021 atau awal 2022 vaksin Merah Putih sudah mendapatkan izin edar.
Vaksin Merah Putih, lanjutnya, diperkirakan baru terdistribusi pada 2022. "Vaksin Merah Putih diharapkan sesuai dengan harapan, yakni aman, efektif, mudah diproduksi, dan memenuhi persyaratan kehalalan," tuturnya.
Dalam laporan Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mengenai status dan progres vaksin, pendistribusian paling cepat dilakukan pada kuartal II 2021.
<!--more-->
Berdasarkan linimasa yang disusun Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), total yang didistribusikan hingga kuartal IV 2021 adalah 239 juta dosis. Vaksin yang diditribusikan adalah hasil produksi dari kerja sama antara Indonesia dan Sinovac serta buatan dalam negeri, Merah Putih.
Perinciannya, total kebutuhan vaksin di atas akan didistribusikan kepada 2 kelompok penerima; pertama, tenaga kerja kesehatan, pelayanan publik, dan anggota Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Penerima Bantuan Iuran (BPJS PBI); kedua, masyarakat dan pelaku ekonomi lainnya.
Kedua kelompok memiliki jumlah penerima masing-masing 64,37 juta dan 75 juta dengan total kebutuhan vaksin sebanyak 73,9 juta dosis untuk kelompok pertama, dan 165 juta untuk kelompok kedua. Total, jumlah penerima 107,2 juta dosis dan kebutuhan vaksin 235,8 juta.
BISNIS
Baca juga: Gunakan Virus di Indonesia, Menristek: Vaksin Merah Putih Diharap Lebih Manjur