Neraca Perdagangan Oktober Surplus, BI: Permintaan Domestik Belum Kuat
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Selasa, 17 November 2020 10:40 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Neraca perdagangan Indonesia Oktober 2020 kembali mencatat surplus sebesar US$ 3,61 miliar. Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko menyebut pengaruhnya datang dari surplus perdagangan nonmigas yang berlanjut.
Pada Oktober 2020, surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat sebesar US$ 4,06 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya yang sebesar US$ 2,90 miliar. Perkembangan ini dipengaruhi oleh peningkatan ekspor nonmigas, terutama pada komoditas lemak dan minyak hewan atau nabati, bahan bakar mineral, serta alas kaki.
"Sementara itu, impor nonmigas mengalami penurunan sejalan permintaan domestik yang belum kuat," kata Onny Widjanarko dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, 16 November 2020.
Di sisi lain, defisit neraca perdagangan migas menurun dari US$ 504,6 juta pada September 2020 menjadi sebesar US$ 450,1 juta. Menurut Onny, ini dipengaruhi oleh penurunan ekspor migas yang lebih rendah dibandingkan dengan penurunan impor migas.
Di hari yang sama, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan surplus Oktober 2020 ini didorong oleh kinerja ekspor yang tumbuh dan impor yang turun. Sepanjang bulan tersebut, ekspor terus melanjutkan tren pertumbuhannya mencapai 3,09 persen (month-to-month/mtm). Sebaliknya, impor justru turun lebih dalam yaitu 6,79 persen mtm.
<!--more-->
Selain itu, ini adalah surplus dalam 6 bulan berturut-turut dan tertinggi sepanjang 2020. "Ini peningkatannya cukup besar," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto.
Onny menambahkan bahwa surplus US$ 3,61 miliar ini melanjutkan perkembangan bulan sebelumnya yang juga surplus US$ 2,39 miliar.
Dengan perkembangan tersebut, secara keseluruhan neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Oktober 2020 mencatat surplus US$ 17,07 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mengalami defisit US$ 2,12 miliar.
BI tetap memandang surplus tersebut berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. "Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal, termasuk prospek kinerja neraca perdagangan," kata Onny.
Baca: Neraca Perdagangan Oktober Surplus US$ 3,61 Persen, Tertinggi di 2020
FAJAR PEBRIANTO