Sentimen Pfizer, IHSG Diperkirakan Bertahan di Level 5.500 hingga Akhir 2020
Reporter
Vindry Florentin
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Kamis, 12 November 2020 05:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kemajuan riset vaksin BioNTech dan Pfizer disambut positif pelaku pasar keuangan di seluruh dunia. Sejumlah indeks saham dan nilai tukar rupiah mengalami penguatan. Namun euforia ini diperkirakan tak bertahan lama.
Direktur PT Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, menyatakan vaksin BioNTech dan Pfizer masih dalam tahap uji klinis tahap 3. Pemerintah Amerika Serikat perlu memberikan izin penggunaan terbatas sebelum anti virus dapat digunakan lebih banyak orang. "Setelah dapat izin penggunaan, vaksin juga butuh waktu untuk bisa tersedia dalam jumlah besar," katanya kepada Tempo, Rabu 11 November 2020.
Selain itu, pengembang menggunakan teknologi messenger RNA untuk melawan virus. Distribusi vaksin jenis ini membutuhkan fasilitas pendingin hingga -70 derajat Celcius. Rantai dingin untuk mengirim vaksin akan menjadi tantangan tersendiri.
Hans menuturkan, pasar juga sudah mengalami kenaikan cukup tinggi sebelumnya. Hasil sementara pemilihan Presiden Amerika Serikat yang menunjukkan kemenangan Joe Biden disambut positif juga oleh pelaku pasar sejak pekan lalu. Setelah itu, penguatan pasar saham maupun nilai tukar sejumlah mata uang lanjut menguat.
Pada 9 November lalu, BioNTech dan Pfizer mengumumkan kemanjuran vaksin mereka lebih dari 90 persen. Perusahaan menguji sekitar 43 ribu relawan dan kurang dari 10 persen di antaranya terkonfirmasi positif Covid-19. Usai pengumuman itu indeks S&P 500 ditutup meningkat 1,17 persen. Indeks Nasdaq yang didominasi perusahaan teknologi pun sempat meningkat meski berakhir ditutup turun 1,5 persen hari itu.
<!--more-->
Di pasar regional, respons positif pasar masih berlangsung hingga perdagangan kemarin. Nikkei 225 tercatat naik 1,26 persen sementara Kospi naik tipis 0,39 persen. Sementara itu hingga Rabu malalm, perdagangan saham 100 perusahaan besar London, FTSE 100, tercatat naik 0,86 persen. Pasar saham patokan Perancis naik 0,37 persen.
Di dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melanjutkan penguatan sejak awal pekan. Perdagangan kemarin ditutup di level 5.509 dengan kenaikan 0,86 persen.
"Kabar positif ini memberikan harapan ekonomi bisa lebih baik," kata Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia, Suria Dharma, kepada Tempo. Pasar dalam negeri ini didorong masuknya dana asing dalam beberapa hari terakhir. Dia memperkirakan indeks bisa bertahan di kisaran 5.500 sampai akhir tahun nanti.
Sementara itu di pasar keuangan, dolar masih cenderung menguat. Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menyatakan perkembangan uji coba vaksin membawa optimisme bagi pelaku usaha. Ditambah lagi dengan efek kemenangan sementara Joe Biden yang ditentang lawannya, Donald Trump.
Dia menyatakan kenaikan ini masih akan berlangsung sementara. "Investor menyadari masih ada cara untuk melakukan profit taking sebelum vaksin tersebut memenuhi semua persyaratan untuk dirilis ke publik," katanya.
Penguatan dolar membuat nilai tukar rupiah melemah. Dalam perdagangan kemarin, rupiah ditutup melemah 27 poin di level 14.085 per dolar Amerika. Sentimen dalam negeri yang belum membaik seperti ekonomi yang terkontraksi diperkirakan membuat potensi rupiah melemah berlanjut hari ini.
Baca: Vaksin Pfizer Diborong AS, Ini Kendalanya Jika Negara Berkembang Ikut Beli
VINDRY FLORENTIN