Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin (kiri) bersama Juru bicara informasi wabah COVID-19 dr. Achmad Yurianto saat memberikan keterangan pers di Ruang Wartawan Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 9 Maret 2020. Kartu ini wajib diisi oleh semua penumpang. TEMPO/Subekti.
TEMPO.CO, Jakarta – PT Angkasa Pura II (Persero) mengemukakan rencana perseroan setelah holding BUMN pariwisata dan penerbangan terbentuk. Presiden Director Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan perusahannya akan berada di bawah induk PT Survai Udara Penas.
“Holding menciptakan koordinasi tunggal dalam pengembangan masterplan dan mengintegrasikan keunggulan masing-masing BUMN dalam ekosistem holding ini,” ujar Awaluddin pada Sabtu petang, 7 November 2020.
Selain Angkasa Pura II, lima perusahaan pelat merah ikut tergabung di dalamnya. Di antaranya PT Angkasa Pura I (Persero), PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Inna Hotels & Resorts, PT Sarinah (Persero), Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), serta Taman Wisata Candi (TWC).
Menurut Awaluddin, holding BUMN pariwisata dan penerbangan akan membantu industri lebih cepat bangkit setelah terhantam pandemi. Holding juga akan mendorong optimalisasi dan peningkatan di berbagai lini. Misalnya di bidang manajemen portofolio, standar pelayanan dan operasional, jangkauan ekspansi, pengembangan konektivitas nasional dan global, dan kapasitas sumber daya manusia.
“Arena Angkasa Pura II semakin luas dan tidak hanya terkait operasional bandara,” ucapnya. Sedangkan bagi masyarakat, holding digadang-gadang mampu menyediakan produk dan jasa pariwisata yang berkualitas, terjangkau, dan terintegrasi.
Rencana holding pariwisata terangkum dalam dokumen paparan dan diskusi karyawan yang disosialisasikan sejak Oktober 2020. Berdasarkan paparan tersebut, rencana holding akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah inberg atau setoran modal dari enam perusahaan yang akan dilakukan pada kuartal IV 2020. <!--more--> Kemudian tahap kedua berupa restrukturisasi portofolio yang akan berlangsung pada 2021 hingga 2022. Nantinya akan terbentuk empat klaster dalam holding pariwisata dan penerbangan. Berikut ini rincian klasternya.