Biden Menang, RI-AS Bakal Harus Mulai Pembahasan Kesepakatan Dagang dari Awal

Kamis, 5 November 2020 21:22 WIB

Donald Trump dan Joe Biden. REUTERS/Jonathan Ernst/Brian Snyder

TEMPO.CO, Jakarta - Bila Joe Biden memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat atau Pilpres AS, pemerintah Indonesia diperkirakan harus memulai dari awal pembahasan kesepakatan perdagangan yang sebelumnya diteken oleh Presiden Donald Trump.

Hal tersebut disampaikan oleh ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi. Ia menyebutkan pembahasan harus dimulai dari awal karena komitmen kesepakatan dagang Indonesia dengan AS di bawah Presiden Donald Trump sudah jauh lebih dalam.

Salah satu hasil kesepakatan dagang dengan AS di bawah Trump yang dimaksud adalah diperpanjangnya fasilitas GSP oleh AS hingga rencana negosiasi kesepakatan dagang terbatas (LTD).

"Kalau misal Joe Biden yang menang mungkin kita harus memulai pembicaraan lagi dari awal. Tapi Biden pun akan melihat Indonesia penting dan saya rasa ini masalah negosiasi saja," kata Fithra, Kamis, 5 November 2020.

Lebih jauh Fithra menjelaskan kunci utama perdagangan dan ekonomi internasional adalah soal kemampuan negosiasi. Indonesia, dalam dua tahun ke belakang dinilai sudah sangat maju terkait negosiasi tersebut. Terutama sejak Indonesia memenangkan gugatan sengketa kertas di WTO pada 2019 dan diperpanjangnya fasilitas GSP oleh AS.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Berbekal prestasi tersebut, Fithra yakin, negosiasi perdagangan yang harus dimulai kembali bakal tetap bisa ditangani dengan baik oleh Indonesia. "Itu prestasi kerja tim negosiator kita. Jadi saya rasa siapa pun yang terpilih, Biden pun juga akan bisa membuka kerangka negosiasi tersebut," ucapnya.

Baik Joe Biden dan Donald Trump dinilai memiliki pendekatan kebijakan perdagangan dan ekonomi yang berbeda. Pendekatan Biden dari Partai Demokrat lebih regional dan asertif sementara Trump dari Partai Republik lebih bilateral dan agresif.

Adapun perang dagang dengan Cina juga merupakan salah satu hasil kebijakan AS di bawah Trump yang kesal karena neraca perdagangan negara Abang Sam itu selalu defisit dengan negara panda tersebut. Amerika lalu mengenakan bea masuk impor yang tinggi untuk produk asal Cina sebagai langkah proteksionisme.

Sebaliknya, salah satu kebijakan Partai Demokrat untuk mengurangi pengaruh Cina yang besar bagi AS yakni dengan menggulirkan Kemitraan Trans Pasifik (TPP). Kebijakan TPP menjadi bagian usaha mantan Presiden Barrack Obama--di mana kala itu Biden menjadi wakilnya--untuk melakukan penetrasi ke pasar Asia dan ASEAN.

ANTARA

Baca: Kemenangan Joe Biden Dinilai Tak Menguntungkan bagi Pengusaha Sawit RI

Berita terkait

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

4 jam lalu

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

Jika Trump jadi dipenjara, Amerika bisa jadi akan menghadapi momen yang belum pernah terjadi: Seorang mantan presiden AS berada di balik jeruji besi.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

5 jam lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Tinjauan Psikologi Ihwal Xenophobia

5 jam lalu

Tinjauan Psikologi Ihwal Xenophobia

Xenophobia sebagai fenomena psikologis melibatkan ketakutan, ketaksukaan, atau kebencian ke individu atau kelompok yang dianggap asing atau beda.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

13 jam lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

16 jam lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

19 jam lalu

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

Joe Biden menyebut xenophobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di tiga negara ekonomi terbesar di Asia tersebut.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

1 hari lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

1 hari lalu

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

Analis teknologi memperkirakan Xiaomi 15 bakal menyerupai generasi sebelumnya ihwal jadwal rilis dan tenggat distribusi.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

1 hari lalu

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

Faisal Basri menyebut industrialisasi nikel lebih memberikan keuntungan kepada investor asing tanpa memerhatikan kerugian bagi Indonesia

Baca Selengkapnya

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

2 hari lalu

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

Jonatan Christie menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang memetik poin saat kalah lawan Cina 1-3 di final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya