Penurunan Inflasi Inti Diperkirakan Berlanjut, Daya Beli Masih Tertekan

Reporter

Bisnis.com

Senin, 2 November 2020 13:52 WIB

Pedagang menata telur di kiosnya di Pasar Tebet, Jakarta, Selasa, 5 Mei 2020. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada April 2020 sebesar 0,08 persen yang disebabkan permintaan barang dan jasa turun drastis akibat pandemi virus Corona. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana memproyeksikan penurunan inflasi inti masih berpotensi terus berlanjut pada bulan-bulan ke depan. Penurunan ini menurutnya akan dipengaruhi oleh lambatnya distribusi vaksin yang akan berdampak pada kepercayaan konsumen dan masih akan menekan daya beli masyarakat.

"Kami melihat inflasi inti mungkin terus turun karena lambatnya distribusi vaksin, yang dapat menghambat kepercayaan konsumen dan meningkatkan ketidakpastian," katanya, Senin, 2 November 2020.

Badan Pusat Statistik melaporkan tingkat inflasi inti pada Oktober 2020 hanya mencapai 0,04 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).

Tingkat inflasi pada periode laporan tersebut tercatat lebih rendah dibandingkan dengan periode September 2020 sebesar 0,13 persen.

Secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi inti pada Oktober 2020 tercatat sebesar 1,74 persen, jauh lebih rendah dibandingkan dengan Oktober 2019 sebesar 3,20 persen.

Dalam konferensi pers pada Senin, Kepala BPS Suhariyanto menyampaikan penurunan inflasi inti pada Oktober 2020 menunjukkan bahwa daya beli masyarakat masih belum pulih.
<!--more-->
"40 persen [kelompok masyarakat] ke bawah karena terdampak Covid-19, banyak yang dirumahkan dan mengalami penurunan upah, [kelompok masyarakat] menengah atas menahan [belanja]," jelasnya.

Meski demikian, inflasi secara umum pada Oktober 2020 mulai mengalami peningkatan. Tercatat, inflasi dari bulan ke bulan sebesar 0,07 persen mtm, secara tahunan 1,44 persen yoy, dan secara tahun kalender sebesar 0,95 persen ytd.

Inflasi ini dipengaruhi oleh peningkatan harga beberapa komoditas, di antaranya cabe rawit, bawang merah, dan minyak goreng. Inflasi terjadi pada 66 kota yang dipantau BPS, sementara 24 kota lainnya mencatatkan deflasi.

Wisnu memandang, perkembangan inflasi pada Oktober ini masih belum menjadi faktor yang akan mengubah sikap akomodatif Bank Indonesia.

BISNIS

Berita terkait

Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat hingga Rp 15.900 per Dolar AS

50 menit lalu

Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat hingga Rp 15.900 per Dolar AS

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp 15.900 - Rp 15.990.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

2 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

3 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

3 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

3 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

4 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

4 hari lalu

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

BPS menyebut nilai ekspor komoditas nikel dan barang daripadanya mengalami kenaikan sebesar US$ 210,6 juta atau 45,85 persen pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

4 hari lalu

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

Penjabat (Pj) Bupati Banyuasin, Hani S Rustam, mendukung gerakan menanam untuk pengendalian inflasi di Kabupaten Banyuasin, dengan memberikan bantuan bibit cabai dan jagung.

Baca Selengkapnya

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

4 hari lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

5 hari lalu

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

Kurs rupiah ditutup melemah 20 poin ke level Rp 16.100 per dolar AS. Pada perdagangan kemarin, kurs rupiah per dolar AS ditutup pada level Rp 16.080

Baca Selengkapnya