Indika Energy Rampungkan Penerbitan Obligasi Global Rp 6,6 Triliun

Reporter

Bisnis.com

Selasa, 27 Oktober 2020 06:54 WIB

Peran Batubara bagi Ketahanan Energi Nasional.

TEMPO.CO, Jakarta - PT Indika Energy Tbk merampungkan penerbitan obligasi global atau global bond senilai US$ 450 juta pada Senin, 26 Oktober 2020, di Bursa Singapura.

Dalam keterbukaan informasi, manajemen Indika Energy menyampaikan entitasnya sudah menerbitkan obligasi US$ 450 juta. Dengan perhitungan kurs Jisdor Rp 14.697 pada Senin, maka obligasi itu setara dengan Rp 6,61 triliun.

Aksi korporasi Indika Energy itu dilakukan setelah perseroan meminta restu rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Senin atau masih dalam hari yang sama.

Pemegang saham telah memberi restu terhadap rencana perseroan untuk menerbitkan surat utang atau obligasi maksimum US$ 750 juta sekaligus memberikan persetujuan atas rencana jaminan utang kekayaan perseroan.

Dengan kurs Jisdor Senin Rp 14.697 per dolar Amerika Serikat (AS), jumlah obligasi yang diterbitkan oleh emiten berkode saham INDY itu sebanyak-banyaknya Rp 11,02 triliun.

Selain itu, RUPSLB menyetujui perubahan dan pernyataan kembali ketentuan dalam anggaran dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 15 /POJK.04/2020.
<!--more-->
Direktur Utama Indika Energy M. Arsjad Rasjid P.M. mengklaim transaksi penerbitan obligasi akan memantapkan posisi keuangan perseroan. “Untuk mengeksekusi rencana bisnis perusahaan untuk melakukan ekspansi atau diversifikasi usaha ke sektor non batu bara,” ujarnya kepada Bisnis, Senin.

Arsjad menjelaskan bahwa penerbitan surat utang merupakan salah satu dari beberapa opsi pembiayaan perseroan. Menurutnya, ada beberapa kebutuhan pembiayaan yang akan dipenuhi.

Emiten berkode saham INDY ini akan melakukan pelunasan surat utang senior senilai US$ 265 juta yang akan jatuh tempo pada 2022. Selanjutnya, pelunasan jumlah terutang US$ 285 juta dari surat utang senior US$ 500 juta yang akan jatuh tempo pada 2023.

Selain itu, Indika Energy berencana menggunakan dana hasil penerbitan obligasi untuk mendanai rencana diversifikasi dan ekspansi kegiatan usaha non batu bara. Selanjutnya, perseroan mengalokasikan untuk pembayaran biaya-biaya yang berkait dengan penerbitan surat utang.

Arsjad mengatakan penerbitan surat utang akan menyebabkan peningkatan beban bunga. Kendati demikian, emisi akan memberikan manfaat kepada perseroan.

Penerbitan, lanjut dia, bermanfaat untuk menjaga likuiditas dengan memperpanjang jatuh tempo surat utang perseroan. Lebih lanjut, emisi juga akan bermanfaat membantu membuka opsi pendanaan perseroan pada masa depan.

“Penerbitan surat utang merupakan alternatif pembiayaan perseroan mengingat keterbatasan penyaluran pembiayaan oleh perbankan yang dipengaruhi oleh iklim usaha batu bara yang masih belum pulih sepenuhnya,” paparnya.

Adapun, obligasi senilai US$ 450 juta adalah setara dengan 46,65 persen dari total ekuitas konsolidasian Indika Energy per 30 Juni 2020.

BISNIS

Baca juga: Harga Batu Bara Tertekan, Indika Energy Lakukan Efisiensi Biaya

Berita terkait

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

30 hari lalu

CIMB Niaga Dorong Masyarakat Giat Investasi dengan Dana Mulai Rp 10 Ribu

CIMB Niaga mendorong masyarakat untuk giat berinvestasi, salah satunya dengan menempatkan dana dengan nominal paling terjangkau mulai dari Rp 10 ribu.

Baca Selengkapnya

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

3 Februari 2024

BRI Tawarkan ORI025, Pilihan Aman Bagi Investor Lama dan Pemula

ORI025 menggunakan jenis kupon tetap atau fixed rate

Baca Selengkapnya

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

24 Januari 2024

DBS Ungkap Peluang Investasi Kuartal I 2024, Obligasi Sangat Menjanjikan

DBS Group Research memproyeksikan investasi aset-aset yang berisiko lebih menjanjikan. Obligasi korporasi dengan peringkat A atau BBB yang terbaik.

Baca Selengkapnya

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

9 Januari 2024

Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023

OJK optimistis industri pasar modal Indonesia masih tumbuh luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

29 Desember 2023

Dana Pihak Ketiga Perbankan Rendah, Ekonom Sebut Milenial Lebih Suka Simpan Duit di Saham

Ekonom senior Indef Aviliani mengatakan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan hanya 4 persen.

Baca Selengkapnya

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

19 Desember 2023

Kreditur Obligasi Waskita Karya Belum Setuju Skema Restrukturisasi, Ini Kata Stafsus Erick Thohir

Stafsus Erick Thohir menanggapi kreditur obligasi Waskita Karya yang belum menyetujui skema restrukturisasi.

Baca Selengkapnya

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

14 Desember 2023

Obligasi dan Sukuk untuk Pembiayaan IKN Nusantara

Ruang bagi Otorita IKN Nusantara menerbitkan obligasi dan sukuk sudah terbuka dengan adanya klausul dalam revisi UU IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Percepat Transisi Energi, Indika Energy Teken Kerja Sama dengan Bank Mandiri

1 Desember 2023

Percepat Transisi Energi, Indika Energy Teken Kerja Sama dengan Bank Mandiri

PT Indika Energy Tbk (INDY) menandatangani nota kesepahaman dengan Bank Mandiri pada Kamis, 30 November 2023.

Baca Selengkapnya

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

30 November 2023

Obligasi Waskita Karya Terancam Masalah Keuangan, Asosiasi Asuransi Bicara Tata Kelola Investasi

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon menjelaskan bahwa pengurus AAJI selalu menyampaikan prinsip kehati-hatian dalam tata kelola investasi kepada anggotanya.

Baca Selengkapnya

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

30 November 2023

Bos AAJI Buka Suara soal Obligasi Industri Asuransi di Waskita Karya yang Terancam Masalah Keuangan

Waskita Karya mengalami masalah keuangan yakni gagal bayar bunga dan pelunasan obligasi perseroan.

Baca Selengkapnya