Buruh Bakal Demo Tolak UU Cipta Kerja Sampai 10 November

Senin, 26 Oktober 2020 12:09 WIB

Sejumlah buruh melakukan aksi di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis, 22 Oktober 2020. Aksi tersebut dalam rangka menyampaikan penolakan terhadap disahkannya UU Cipta Kerja atau Omnibus Law. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyiapkan demo serentak menolak Undang-undang atau UU Cipta Kerja sampai 10 November 2020.

"Aksi KSPI dan serikat buruh lainnya ini adalah aksi anti kekerasan," kata Presiden KSPI Said Iqbal dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin, 26 Oktober 2020.

Ia memastikan aksi buruh ini dilakukan secara terukur, terarah dan konstitusional. "Aksi tidak boleh anarkis dan harus damai serta tertib," kata dia.

Dengan pengumuman ini, maka aksi demo jauh lebih lama dibandingkan perkiraan pemerintah. Sebelumnya dalam acara sebuah televisi nasional, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Kemananan Mahfud Md, mendapatkan informasi dari intelijen bahwa demo menolak UU Cipta Kerja hanya sampai 28 Oktober 2020.

Adapun rangkaian demo ini akan dimulai minggu depan, Senin, 2 November 2020. Said mengatakan puluhan ribu buruh akan turun ke jalan melakukan aksi demo. Ada dua lokasi yaitu Istana Presiden dan Mahkamah Konstitusi (MK).

Di hari yang sama, buruh akan mengajukan berkas gugatan uji materi (judicial review) ke MK. Mereka yang disebut terlibat dalam KSPI, Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) pimpinan Andi Gani Nena Wea, dan 32 serikat buruh lainnya.
<!--more-->
Pada 2 November 2020, buruh menyebut aksi akan dilakukan serempak di 24 provinsi dan 200 kabupaten/kota. Beberapa di antaranya Jabodetabek, Serang, Cilegon, Bandung, sampai Surabaya.

Selanjutnya, demo di 24 provinsi ini akan kembali dilakukan pada 9 sampai 10 November 2020. Dalam aksi kedua ini, mereka juga akan menuntut DPR yang kemarin mengesahkan UU Cipta Kerja, untuk mencabutnya kembali melalui proses legislative review.

Selain itu, demo pada 9 sampai 10 November ini menuntut kenaikan upah minimum 2021 sebesar 8 persen. "Lalu menolak, tidak adanya kenaikan upah di 2021," kata Said Iqbal.

FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

15 jam lalu

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, mengungkapkan dua tuntutan para pekerja di Indonesia pada Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

UU Cipta Kerja, Outsourcing, dan Upah Murah Jadi Sorotan dalam Peringatan Hari Buruh Internasional

21 jam lalu

UU Cipta Kerja, Outsourcing, dan Upah Murah Jadi Sorotan dalam Peringatan Hari Buruh Internasional

Serikat buruh dan pekerja menyoroti soal UU Cipta Kerja, outsourcing, dan upah murah pada peringatan Hari Buruh Internasional 2024. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

May Day 2024, KSBSI Akan Tuntut 6 Poin dalam Aksi Buruh Besok

1 hari lalu

May Day 2024, KSBSI Akan Tuntut 6 Poin dalam Aksi Buruh Besok

KSBSI mengimbau seluruh anggota dan korwil se-Indonesia untuk turun aksi dalam peringatan May Day 2024. Tahun ini, KSBI menuntut 6 poin, apa saja itu?

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

2 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

May Day, Partai Buruh Sebut akan Ada 50 Ribu Buruh Geruduk Istana

4 hari lalu

May Day, Partai Buruh Sebut akan Ada 50 Ribu Buruh Geruduk Istana

Aksi May Day ini juga akan dilakukan serempak di seluruh Indonesia dengan melibatkan total ratusan ribu buruh

Baca Selengkapnya

Tidak Demo di Hari Buruh, Federasi Serikat Pekerja Sinergi BUMN Gelar Aksi Sosial dan Diskusi

6 hari lalu

Tidak Demo di Hari Buruh, Federasi Serikat Pekerja Sinergi BUMN Gelar Aksi Sosial dan Diskusi

Federasi Serikat Pekerja Sinergi BUMN sepakat akan mengisi hari buruh dengan aksi sosial dan diskusi.

Baca Selengkapnya

Massa Demo Sengketa Pilpres 2024 Hajar Seorang Pria Diduga Copet Ponsel

9 hari lalu

Massa Demo Sengketa Pilpres 2024 Hajar Seorang Pria Diduga Copet Ponsel

Pria diduga copet itu nyaris ditelanjangi massa demo sengketa Pilpres 2024, namun berhasil diamankan polisi dan petugas keamanan.

Baca Selengkapnya

Pendemo Sengketa Pilres 2024 Terobos Halaman Kantor Kemenparekraf agar Bisa Salat Duhur

9 hari lalu

Pendemo Sengketa Pilres 2024 Terobos Halaman Kantor Kemenparekraf agar Bisa Salat Duhur

Terobos kantor Kemenparekraf, massa yang demo berharap bisa salat duhur.

Baca Selengkapnya

Sidang Putusan Sengketa Pilpres 2024, Sebanyak 7.783 Personel Gabungan Berjaga di MK

9 hari lalu

Sidang Putusan Sengketa Pilpres 2024, Sebanyak 7.783 Personel Gabungan Berjaga di MK

7.000 lebih personel gabungan Polri-TNI berjaga di MK pada hari ini.

Baca Selengkapnya

Polisi Terapkan Rekayasa Lalu Lintas di Sekitar Gedung MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres 2024

9 hari lalu

Polisi Terapkan Rekayasa Lalu Lintas di Sekitar Gedung MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres 2024

Rekayasa lalu lintas di sekitar gedung MK berlangsung situasional bergantung kondisi pendemo.

Baca Selengkapnya