Pandemi Berkepanjangan, Ini Rencana Bos Baru Bank Mandiri
Reporter
Ghoida Rahmah
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Kamis, 22 Oktober 2020 05:09 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memutuskan untuk tak akan terlampau banyak melakukan manuver bisnis di sisa tahun ini. Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan perseroan bakal berfokus untuk menjaga sustainabilitas kinerja di tengah pandemi Covid-19 yang terus berlanjut.
“Kami lebih menitikberatkan pada kesiapan dari sisi likuiditas, yang mana kami memang tidak pernah tahu berapa angkanya yang cukup, tapi yang penting kami siapkan porsi yang lebih dari biasanya,” ujarnya dalam konferensi pers virtual usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Mandiri, Rabu 21 Oktober 2020.
Nahkoda baru Bank Mandiri itu memastikan ketersediaan likuiditas mencukupi dan berada di posisi aman, dengan indikator loan to funding ratio (LFR) di kisaran 83 persen. “Ini merupakan level terendah sepanjang sejarah perseroan,” ucap Darmawan.
Sedangkan dari sisi permodalan, perseroan memiliki rasio kecukupan modal (CAR) yang dinilai masih cukup memadai yaitu di kisaran 18-19 persen. Kekuatan modal itu diharapkan mampu untuk menopang rencana bisnis Bank Mandiri ke depan. Perseroan pun mengambil langkah antisipatif dengan memilih untuk menunda sementara seluruh aksi korporasi di tahun ini.
Di tengah pelemahan ekonomi yang masih berlangsung, Bank Mandiri diplot untuk tetap menjaga pertumbuhan segmen wholesale banking, yaitu korporasi dan komersial, yang selama ini menjadi andalan perseroan. Meski demikian, menurut Darmawan porsi yang seimbang juga akan diberikan kepada segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). “Kami akan melakukannya baik secara regional maupun nasional, kami akan terus menggali potensinya,” kata dia.
<!--more-->
Hingga semester 1 2020 Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan kredit tipis sebesar 4 persen dari Rp 835,11 triliun menjadi Rp 871,66 triliun. Penyaluran kredit utamanya diberikan kepada segmen korporasi mencapai Rp 326,2 triliun, disusul komersial Rp 140,4 triliun, konsumer Rp 90 triliun, dan UMKM Rp 49,9 triliun.
Darmawan melanjutkan untuk menjaga pertumbuhan kredit tetap berkualitas, Bank Mandiri akan terus menjaga tingkat rasio kredit bermasalah (NPL) tetap rendah, setelah pada akhir Juni lalu posisinya memburuk dari 2.59 persen ke 3,28 persen. “Kami akan terus menjalankan program restrukturisasi seperti arahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di masa pandemi Covid-19.”
Terakhir, perseroan berkomitmen untuk terus meningkatkan investasinya di bidang teknologi digital untuk mendorong efisiensi dan memperkuat layanan perbankan dalam rangka memenuhi kebutuhan transaksi nasabah.
“Kami akan melakukan terobosan-terobosan bekerja sama dengan berbagai fintech dan penyedia jasa keuangan lainnya,” ujar Darmawan. Terlebih, layanan transaksi nasabah ritel berpotensi menyumbang peningkatan porsi pendapatan berbasis komisi (fee based income) perseroan.
Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Aviliani mengungkapkan salah satu indikator kinerja yang harus dipantau ketat oleh Bank Mandiri agar tak menggerus performa di tengah pandemi yang berkepanjangan adalah tingkat NPL.
<!--more-->
“Walaupun banyak melakukan restrukturisasi ini tetap harus dipantau, karena yang saat ini direstrukturisasi belum tentu memiliki kemampuan untuk melakukan pembayaran pinjaman nantinya.” Katanya. “Perlu dikategorikan mana yang berpotensi tetap jatuh, karena nominal kredit korporasi yang besar sekalinya gagal bayar NPL nya akan melonjak tinggi.”
Berikutnya, perseroan juga dinilai perlu untuk melakukan pemantauan perkembangan pasar secara berkala, khususnya yang berbasis big data. Hal ini dikarenakan digitalisasi yang begitu cepat, sehingga kemampuan untuk membaca kebutuhan pasar yang relevan harus menjadi prioritas.
“Kalau tidak begitu bisa dipastikan bank akan tertinggal, itu yang menjadi tantangan karena pola perubahan gaya hidup, konsumsi, dan bisnis yang begitu dinamis ke depan,” ujar Aviliani.
Baca: Susunan Direksi Bank Mandiri di Bawah Bos Baru, Darmawan Junaidi