Luhut: Indonesia Mulai Dilirik Investor untuk Memindahkan Industri dari Cina

Selasa, 20 Oktober 2020 01:12 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, memberi penjelasan setelah mendapat laporan soal kasus dugaan korupsi PT Asabri (Persero) di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis, 16 Januari 2020. Tempo/Fajar Pebrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan sebelum pandemi, banyak negara berinvestasi ke Cina. Namun kini, beberapa diantaranya mulai mencari negara lain untuk mengalihkan investasi mereka. "Indonesia adalah salah satu negara yang mulai dilirik para investor untuk memindahkan industri mereka," kata Luhut dalam keterangan tertulis, Senin, 19 Oktober 2020.

Di sinilah, kata dia, Indonesia harus mampu memanfaatkan situasi ini untuk membangun ekonominya dalam konteks Making Indonesia 4.0. “Kita perlu mentransformasi kegiatan ekonomi kita dalam usaha membuat Making Indonesia 4.0, supaya kita mampu memanfaatkan situasi ini dengan menunjukkan bahwa kita kompetitif dan mampu bersaing secara global,” ujarnya.

Luhut berujar penting melakukan transformasi ekonomi dalam era Making Indonesia 4.0 di Indonesia, khususnya dalam masa pandemi Covid-19. “Kita sedang mengalami perubahan lanskap geopolitik yang sangat cepat," kata Luhut.

Perubahan itu, kata dia, ditandai dengan adanya perubahan dunia akibat teknologi dan globalisasi yang sangat cepat, kemudian adanya ketegangan geopolitik yang semakin meningkat di berbagai negara, terutama antara Amerika Serikat (AS) dan Cina dalam konteks perang dagang. "Belum lagi kita juga menghadapi Covid-19 yang semakin mempercepat perubahan lanskap geopolitik dunia,” kata dia.

Dia menuturkan salah satu sektor yang bisa dimanfaatkan dan dikembangkan adalah sektor otomotif, terutama electric vehicle (EV). Menuturnya, Indonesia memiliki sumber daya melimpah dalam pembuatan EV, yakni nikel, aluminium, dan tembaga. Ketiga jenis sumber daya ini dapat diintegrasikan agar membuat industri hilirasi yang kompetitif di ranah persaingan global.

Menurut Luhut produsen mobil dan baterai dunia sedang berlomba mencari destinasi investasi untuk fasilitas produksi mereka. Peningkatan produksi kendaraan listrik dapat menghasilkan penciptaan 10 juta pekerjaan, dan nilai ekonomi sekitar $ 150 miliar karena berkontribusi pada kemajuan terkait dengan Perjanjian Paris tentang perubahan iklim, menurut Global Battery Alliance.

“Apabila semua atau sebagian besar supply chain yang terkait bisa diproduksi di Indonesia, maka Indonesia bisa menjadi pemain kunci secara global di industri masa depan ini,” kata dia. Luhut juga mengingatkan, bahwa Making Indonesia 4.0 ini mampu berjalan jika pihak industri mampu berkolaborasi dengan perguruan tinggi dalam mengembangkan SDM yang handal.

HENDARTYO HANGGI

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

7 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

12 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

12 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

13 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

15 jam lalu

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

Luhut menyampaikan pesannya kepada Prabowo Subianto selaku presiden terpilih periode 2024-2029, untuk tidak membawa orang toxic ke dalam kabinet

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

17 jam lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

17 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

18 jam lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

20 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic" Masuk Pemerintahan

1 hari lalu

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic" Masuk Pemerintahan

Pesan Luhut ke Prabowo jangan bawa orang toxic ke pemerintahan

Baca Selengkapnya