Resesi, Ekonom Usul Bantuan Tunai Naik Jadi Rp 1,2 Juta

Reporter

Antara

Sabtu, 17 Oktober 2020 08:24 WIB

Warga antre untuk mengambil Bantuan Sosial Tunai (BST) tahap enam di Kantor Pos Besar Merdeka Palembang, Sumatera Selatan, Kamis 17 September 2020. Kantor Pos Besar Merdeka Palembang menyalurkan BST tahap enam senilai Rp300 ribu yang diberikan kepada 13.232 orang Keluarga Penerima Manfaat untuk membantu meringankan beban ekonomi masyarakat saat pandemi COVID-19 dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengusulkan agar pemerintah melipat-gandakan jumlah bantuan tunai kepada masyarakat berkemampuan ekonomi menengah ke bawah termasuk masyarakat rentan miskin. Alasannya kelompok masyarakat tersebut merupakan lapisan sosial yang paling terdampak oleh resesi ekonomi.

Dia mengusulkan agar pemerintah menaikkan bantuan langsung tunai (BLT) yang sebesar Rp 600 ribu per orang, menjadi Rp 1,2 juta per orang per bulan. “Saat ini belum mencukupi karena BLT misalnya hanya Rp 600 ribu per orang per bulan. Idealnya Rp 1,2 juta per bulan per orang dengan asumsi setiap orang menanggung tiga anggota keluarga,” ujar Bhima di Jakarta, Jumat, 16 Oktober 2020.

Bhima menjelaskan masyarakat yang termasuk dalam kelompok 40 persen terbawah akan sangat terdampak resesi. Saat resesi, masyarakat diimbau untuk memiliki tabungan dan dana darurat yang cukup guna mengantisipasi berkurangnya atau bahkan hilangnya pendapatan. Namun, “Kelompok ini bahkan tidak memiliki tabungan karena pendapatan yang didapat sudah habis untuk memenuhi kebutuhan pokoknya,” kata Bhima.

Pemandangan kontras justru terjadi pada kelompok menengah atas. Kelompok ini saat pandemi COVID-19 dan saat gejala resesi terjadi justru menimbun dananya di produk tabungan yang mudah dicairkan, atau produk investasi surat berharga pemerintah untuk memperoleh keuntungan jangka panjang. Dalam jangka pendek, mereka cenderung melipatgandakan dana darurat untuk mengantisipasi jika resesi ekonomi terjadi secara berkepanjangan.

“Sementara itu kelas menengah atas uangnya masih ada tapi disimpan di bank atau di surat utang pemerintah,” ujar Bhima.

Advertising
Advertising

Jika melihat data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memang terdapat pertumbuhan simpanan masyarakat di perbankan yang cukup signifikan terutama untuk tabungan dengan nominal jumbo.

Merujuk data terakhir di Agustus 2020, dana pihak ketiga (DPK) perbankan per Agustus 2020 tumbuh sebesar 11,64 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Pertumbuhan itu melanjutkan tren menumpuknya dana di perbankan pada Juli 2020, ketika pertumbuhan DPK mencapai 8,53 persen (yoy).

Melihat lebih dalam lagi, pertumbuhan tertinggi DPK ternyata terjadi pada kelompok simpanan dengan nominal di atas Rp 5 miliar yang bertumbuh 15,2 persen (yoy) menjadi Rp 3.186 triliun. Kemudian kelompok Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar, bertumbuh 10,1 persen (yoy), dan selanjutnya kelompok simpanan Rp 200 juta hingga Rp 500 juta yang sebesar 9,5 persen (yoy).

Pemerintah sudah memberi sinyal bahwa Indonesia memasuki fase resesi di kuartal III (Juli-September) 2020. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 berada di kisaran minus 1 persen sampai minus 2,9 persen, atau melanjutkan kontraksi ekonomi di kuartal II 2020 yang minus 5,23 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) secara resmi baru mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2020 pada 5 November 2020.

Berita terkait

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Putusan MK Sebut Bansos Tak Untungkan Prabowo-Gibran, Ini Gelontoran Dana Bansos Seiring Pemilu 2024

7 hari lalu

Putusan MK Sebut Bansos Tak Untungkan Prabowo-Gibran, Ini Gelontoran Dana Bansos Seiring Pemilu 2024

MK sebut penyaluran bansos menjelang pemilu tak untungkan Prabowo-Gibran. Ini gelontoran dana bansos triliunan rupiah menjelang Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

8 hari lalu

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.

Baca Selengkapnya

Saat Hakim MK Arief Hidayat Bertanya Soal Jokowi Bagi-Bagi Bansos, Ini Jawaban Risma

23 hari lalu

Saat Hakim MK Arief Hidayat Bertanya Soal Jokowi Bagi-Bagi Bansos, Ini Jawaban Risma

Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma menjawab saat hakim MK Arief Hidayat bertanya Jokowi bagi-bagi bansos. Ini katanya.

Baca Selengkapnya

Jawaban Sri Mulyani di MK soal Kemungkinan Anggaran BLT Naik Tahun Ini

26 hari lalu

Jawaban Sri Mulyani di MK soal Kemungkinan Anggaran BLT Naik Tahun Ini

Menkeu Sri Mulyani menjawab pertanyaan hakim MK terkait kemungkinan kenaikan anggaran BLT El Nino tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Mensos Risma Tak Mengusulkan BLT El Nino Ketika Ditanya Ketua MK

26 hari lalu

Alasan Mensos Risma Tak Mengusulkan BLT El Nino Ketika Ditanya Ketua MK

Ketua MK Suhartoyo sempat menanyakan kepada Menteri Sosial Tri Rismaharini soal belanjaBLT El Nino yang tidak masuk ke dalam anggaran Kementerian Sosial pada 2024.

Baca Selengkapnya

Airlangga Jelaskan Alasan Ada BLT El Nino di Sidang MK

26 hari lalu

Airlangga Jelaskan Alasan Ada BLT El Nino di Sidang MK

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan alasan adanya bantuan langsung tunai atau BLT El Nino di sidang sengketa hasil Pilpres.

Baca Selengkapnya

Di Sidang MK, Risma Ungkap Anggaran BLT El Nino Keluar dari Kemensos di 2024

26 hari lalu

Di Sidang MK, Risma Ungkap Anggaran BLT El Nino Keluar dari Kemensos di 2024

Menteri Sosial Tri Rismaharini mengungkapkan anggaran kementeriannya pada 2024 turun dibandingkan 2023.

Baca Selengkapnya

Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

29 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

BRI tetap optimistis atas keputusan OJK untuk menghentikan stimulus restrukturisasi kredit terdampak Covid-19.

Baca Selengkapnya

BPS: Kunjungan Wisman Februari 2024 Naik 11,67 Persen, tapi Masih Lebih Rendah Dibandingkan Sebelum Pandemi

30 hari lalu

BPS: Kunjungan Wisman Februari 2024 Naik 11,67 Persen, tapi Masih Lebih Rendah Dibandingkan Sebelum Pandemi

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan terjadi kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman pada Februari 2024.

Baca Selengkapnya