Pandemi, Bank Dunia Prediksi 115 Juta Orang Menjadi Sangat Miskin di Tahun Ini
Reporter
Bisnis.com
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Kamis, 8 Oktober 2020 14:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kemiskinan ekstrem global diperkirakan akan meningkat untuk pertama kalinya dalam 20 tahun sebagai dampak krisis pandemi Covid-19. Bank Dunia menyatakan pandemi telah memperlambat upaya pengentasan kemiskinan.
Dalam laporannya, Bank Dunia memperkirakan 88 juta hingga 115 juta orang akan terdorong ke dalam kemiskinan ekstrem tahun ini. Jumlah ini akan meningkat menjadi 150 juta pada 2021, tergantung pada tingkat keparahan kontraksi ekonomi.
"Pandemi dan resesi global dapat menyebabkan lebih dari 1,4 persen populasi dunia jatuh ke dalam kemiskinan ekstrem," kata Presiden Grup Bank Dunia David Malpass, dalam keterangannya, dikutip Kamis 8 Oktober 2020.
Kemiskinan ekstrem, yang didefinisikan sebagai orang dengan penghasilan kurang dari US$1,90 per hari, kemungkinan besar akan mempengaruhi antara 9,1 persen dan 9,4 persen populasi dunia pada 2020.
Angka ini akan mewakili kemunduran ke tingkat 9,2 persen pada 2017. Jika pandemi tidak mengguncang dunia, tingkat kemiskinan diperkirakan akan turun menjadi 7,9 persen tahun ini.
<!--more-->
Dia melanjutkan, untuk membalikkan kemunduran serius pada kemajuan pembangunan dan pengurangan jumlah orang miskin, negara-negara perlu mempersiapkan ekonomi yang berbeda pasca pandemi dengan mengizinkan modal, tenaga kerja, keterampilan, dan inovasi untuk pindah ke bisnis dan sektor baru.
Selain itu, krisis Covid-19 juga telah mengurangi kesejahteraan umum yang didefinisikan sebagai pertumbuhan pendapatan 40 persen penduduk termiskin suatu negara.
Kesejahteraan global rata-rata diperkirakan stagnan atau bahkan menyusut selama 2019-2021 karena penurunan pertumbuhan pendapatan rata-rata. Perlambatan dalam kegiatan ekonomi yang diperparah oleh pandemi kemungkinan besar akan melanda orang-orang yang paling miskin dan ini dapat menyebabkan indikator kesejahteraan umum yang lebih rendah di tahun-tahun mendatang.
Hal ini menunjukkan bahwa tanpa tindakan kebijakan, krisis pandemi dapat memicu siklus ketimpangan pendapatan yang lebih tinggi, mobilitas sosial yang lebih rendah di antara mereka yang rentan, dan ketahanan yang lebih rendah terhadap guncangan di masa depan.
Laporan Bank Dunia juga menemukan bahwa banyak orang miskin baru akan berada di negara-negara yang telah memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi. Namun 82 persen dari total kemiskinan ekstrem diperkirakan akan berada di negara-negara berpenghasilan menengah.
<!--more-->
Bank Dunia juga memperkirakan, pada 2030 mendatang angka kemiskinan masih akan berada di angka sekitar 7 persen. Artinya, target pengentasan kemiskinan pada 2030 tidak akan tercapai.
Kemajuan melambat bahkan sebelum krisis Covid-19. Data kemiskinan global untuk 2017 menunjukkan bahwa 52 juta orang keluar dari kemiskinan antara tahun 2015 dan 2017.
Namun terlepas dari kemajuan ini, laju pengurangan melambat menjadi kurang dari setengah poin persentase per tahun antara 2015 dan 2017. Kemiskinan global telah turun di tingkat sekitar 1 poin persentase per tahun antara 1990 dan 2015.
Baca juga: Bank Dunia Minta Investor Ringankan Utang Negara Miskin