Luhut: Program Padat Karya Terumbu Karang Bali Serap 11,3 Ribu Tenaga Kerja
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Rabu, 7 Oktober 2020 14:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Pemerintah melaksanakan program padat karya restorasi terumbu karang atau Indonesia Coral Reef Garden (ICRG) di Bali untuk menyerap tenaga kerja. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan program tersebut bakal melibatkan 11.327 ribu pekerja lokal yang memiliki kompetensi.
“ICRG menyerap 11,3 ribu tenaga kerja sekaligus menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memperbaiki ekosoistem laut melalui restorasi terumbu karang,” ujar Luhut dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Rabu, 7 Oktober 2020.
Tenaga kerja yang terlibat dalam program restorasi terumbu karang terdiri atas penyelam, seniman patung, penjual makanan atau katering, pekerja bengkel las, akademikus, penyedia layanan transportasi, karang taruna, pecalang, hingga pemangku adat. Mereka yang berprofesi di bidang tersebut paling terdampak pandemi corona.
Adapun program restorasi terumbu karang di Pulau Dewata akan dilaksanakan di perairan seluas 50 hektare. Lokasi pelaksanaan program dibagi atas lima titik. Titik pertama berada di Serangan seluas 6 hektare. Titik kedua dipusatkan di Pandawa seluas 7 hektare.
Selanjutnya, titik tiga berada di Buleleng tengah dengan luas restorasi 4 hektare. Titik keempat dilakukan di Sanur dengan luas area restorasi 8 hektare. Titik terakhir atau kelima dilakukan di Nusa Dua dengan luas mencapai 25 hektare.
<!--more-->
Luhut berharap program tersebut dapat memberikan efek positif bagi ekosistem perairan di kawasan Bali. Apalagi selama ini, Luhut mengatakan kondisi terumbu karang di Indonesia mengalami kerusakan yang mayoritas terjadi akibat ulah manusia.
Luas kerusakan terumbu karang tersebut mencapai 36 persen. Padahal, kata Luhut, keberadaan terumbu karang memiliki manfaat besar bagi pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan, seperti untuk wisata bahari, habitat ikan, dan pelindung pantai dari ombak.
Di samping itu, Luhut berharap program restorasi terumbu karang bisa menjadi solusi atas krisis perekonomian yang terjadi di Bali akibat penurunan jumlah wisatawan, khususnya wisatawan asing atau wisman selama pandemi.
Ia mencatat, sejak kasus corona masuk ke Indonesia, Pulau Dewata telah kehilangan 99 persen wismannya. Kondisi ini berefek pada anjloknya pendapatan daerah.
“Bali mengalami kerugian Rp 9 triliun per bulan,” katanya. Dampak amblasnya jumlah kunjungan wisata terhadap perekonomian Bali tampak dari laporan Badan Pusat Statistik atau BPS. Pada kuartal I, Bali mengalami kontraksi pertumbuhan -1,14 persen. Sedangkan pada kuartal II melorot tajam hingga -10 persen.
<!--more-->
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan program restorasi terumbu karang di Bali dilaksanakan menggunakan anggaran KKP. “Akan dibangun dengan anggaran KKP sebesar Rp 111,23 miliar,” ucapnya.
Program restorasi dilakukan dengan delapan metode. Beberpa di antaranya ialah metode MARRS, biorock, balok beton, media tanam berupa meja keranjang dan bioreeftek. Selanjutnya, program ini akan dilanjutkan pada tahun depan di kawasan perairan lainnya.
Baca juga: Terkait Penanganan Covid-19, Luhut Minta Perubahan Cuaca Ekstrem Diwaspadai
FRANCISCA CHRISTY ROSANA