Bos Garuda: Industri Penerbangan Alami Masa Paling Mencekam dalam Sejarah

Reporter

Caesar Akbar

Editor

Rahma Tri

Selasa, 6 Oktober 2020 14:34 WIB

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra (kedua kanan) berfoto bersama kru usai meluncurkan pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-900neo bermasker pada bagian moncong pesawat di Hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis, 1 Oktober 2020. Corak masker ini dibuat oleh 60 pekerja selama 120 jam. ANTARA/Muhammad Iqbal

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyebut bahwa di tengah tekanan akibat pandemi Covid-19 ini, perusahaan perlu mengambil kebijakan yang tidak mudah.

"Industri penerbangan mengalami masa yang paling mencekam dalam sejarah industri penerbangan. Masa depan industri penerbangan juga masih tanda tanya besar kapan bisa kembali," ujar Irfan dalam sebuah acara daring, Selasa, 6 Oktober 2020.

Dalam situasi yang sulit tersebut, Irfan mengatakan, BUMN inipun mau tak mau harus melakukan pemotongan dan penundaan gaji dari level komisaris, direksi, hingga ke pegawai. Untuk komisaris dan direksi, pemotongan dilakukan sebesar 50 persen.

Sementara untuk pegawai, pemotongan dilakukan proporsional berdasarkan tingkatannya, yakni paling rendah 10 persen gaji. "Kami juga melakukan, ini bukan pilihan mudah tapi tidak bisa dihindari, yaitu mempercepat kontrak karyawan kontrak dan kami berikan haknya dan berikan kewajiban bagi pegawai kontrak yang dipercepat masa kontraknya," ujar Dirut Garuda ini.

Terakhir tutur Irfan, maskapai juga menawarkan pensiun dini bagi karyawan. Sebanyak 500 orang pun telah mengambil penawaran tersebut. Kebijakan tersebut ditempuh agar perusahaan dapat melakukan penghematan, efisiensi, dan negosiasi di area lain. "Ini mungkin masa paling sulit untuk industri penerbangan seperti Garuda. Tapi ini juga masa paling baik untuk kami melakukan realignment dan restructure cost," ujarnya.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Irfan membeberkan, kondisi terburuk dalam sejarah sempat dialami Garuda pada Mei 2020. Kala itu, jumlah penumpang turun drastis hingga ke level satu digit. Saat itupun maskapai tidak bisa mendapatkan momen-momen puncak atau peak season seperti tahun-tahun sebelumnya, antara lain momen umrah, haji, hingga mudik lebaran.

Keterpurukan itu pun, menurut dia, ditambah lagi dengan adanya pembatasan penerbangan antarnegara dalam rangka mencegah penularan Covid-19. Indonesia juga melarang WNA masuk kecuali dalam kondisi tertentu, dan menerapkan karantina 14 hari. Akibatnya, penerbangan internasional hanya dipenuhi penumpang repatriasi.

"Ini situasi sangat buruk untuk perusahaan seperti Garuda. Apalagi kemudian kita mengalami kejadian di mana kita tidak bisa lagi menikmati masa emas tiap tahun atau peak time penerbangan. Misalnya umrah dan haji begitu pemerintah menutup kunjungan umrah dan memutuskan tidak mengirim haji tahun ini. Ini pukulan sangat berarti dan berat untuk Garuda," kata Irfan.

Saat ini tinggal tersisa satu kesempatan emas di tahun ini yaitu pada libur Natal dan Tahun Baru yang biasanya menjadi waktu sibuk bagi maskapai.

Baca juga: Bos Garuda: Enggak Perlu Kaget Jika Dengar Ada Maskapai Nyatakan Pailit

Berita terkait

Arab Saudi Terbitkan Smart Card untuk Jemaah Haji Mulai Tahun Ini, Apa Itu?

5 jam lalu

Arab Saudi Terbitkan Smart Card untuk Jemaah Haji Mulai Tahun Ini, Apa Itu?

Arab Saudi menyatakan pihaknya akan memperketat aturan haji tahun ini.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

16 jam lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Masalah Kesehatan yang Perlu Diperhatikan Jemaah Haji agar Tak Ganggu Ibadah

18 jam lalu

Masalah Kesehatan yang Perlu Diperhatikan Jemaah Haji agar Tak Ganggu Ibadah

Selama mengikuti ibadah haji, kesehatan dan kebugaran menjadi hal utama yang patut dijaga serta dipertahankan jemaah haji.

Baca Selengkapnya

Yaqut Bertemu Menteri Haji Arab Saudi, Bahas Upaya Peningkatan Layanan Jemaah

20 jam lalu

Yaqut Bertemu Menteri Haji Arab Saudi, Bahas Upaya Peningkatan Layanan Jemaah

Pertemuan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq bin Fawzan Al-Rabiah untuk membahas kemudahan layanan bagi jemaah haji Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

22 jam lalu

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan pendapatannya di kuartal pertama 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen.

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

1 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Bakal Tindak Tegas Jamaah Haji yang Pakai Visa Tak Resmi

1 hari lalu

Arab Saudi Bakal Tindak Tegas Jamaah Haji yang Pakai Visa Tak Resmi

Arab Saudi akan menindak tegas siapa pun yang melaksanakan ibadah haji tanpa visa resmi.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Terima Kunjungan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi di Istana Wapres

1 hari lalu

Ma'ruf Amin Terima Kunjungan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi di Istana Wapres

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menerima lawatan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq bin Fawzan Al-Rabiah di Istana Wapres.

Baca Selengkapnya

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

2 hari lalu

Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Manado-Bali dengan Tiket Mulai Rp 2,1 Juta

Rute penerbangan Garuda Indonesia rute Manado - Bali akan dioperasikan sebanyak dua kali setiap minggunya pada Jumat dan Minggu.

Baca Selengkapnya

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

3 hari lalu

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

Maskapai Garuda Indonesia belum ada rencana menambah perjalanan internasional dari bandara yang lain.

Baca Selengkapnya