Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional Indonesia Bambang Brodjonegoro (kiri) berbincang dengan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir (kanan) saat kunjungan kerja di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu, 29 Juli 2020. Kredit: ANTARA/Novrian Arbi
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan holding BUMNfarmasi diharapkan bisa menciptakan efisiensi dalam beberapa hal.
"Karena ini bertujuan untuk memberikan value yang lebih karena selama ini di antara BUMN farmasi ini masih banyak produk-produk yang overlap," kata Honesti dalam rapat kerja dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat, Senin, 5 Oktober 2020.
Dia menuturkan peran BUMN yang tergabung dalam holding sudah terbagi. Menurutnya, Biofarma tetap fokus pada produk-produk vaksin dan life science. Indofarma nantinya fokus ke produk-produk herbal dan alat kesehatan.
Kimia Farma, kata dia, akan fokus produk-produk chemical dan layanan kesehatan. "Karena secara ekosisten Kimia Farma ini paling lengkap dibanding BUMN farmasi lainnya," ujarnya.
Honesti mengatakan semua BUMN farmasi yang bergabung dalam holding itu menunjukkan perkembangan yang cukup bagus dan ekspansi bisnis cukup agresif.
Hal tersebut, kata dia, dibuktikan dari ekspor produk-produk di holding farmasi sudah dilakukan ke 150 negara. Dari sisi aset, perseroan-perseroan memiliki 13 pabrik yang tersebar di beberapa kota di Indonesia.
"Dan kami juga sudah punya pabrik bahan baku, juga untuk mengurangi impor bahan baku yang selama ini masih cukup tinggi," kata dia
Dari sisi distribusi, BUMN Farmasi sudah memiliki 45 jalur distribusi. Selain itu, jaringan apotek terbesar di Indonesia, yaitu 1.262 apotek. Bahkan, kata dia, Kimia Farma sudah ekspansi ke Timur Tengah. Di Arab Saudi tercatat ada sekitar 24 apotek.
Wacana Merger Tiga Maskapai BUMN, Pengamat Ungkap Potensi Holding Airlines
23 Agustus 2023
Wacana Merger Tiga Maskapai BUMN, Pengamat Ungkap Potensi Holding Airlines
Pakar Marketing sekaligus Managing Partner Inventure, Yuswohady, menanggapi perihal wacana merger tiga maskapai BUMN, yaitu Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air
InJourney Terbelit Utang Rp 4,6 Triliun, Dirut: Tidak Masalah, Semua Perusahaan Punya Utang
13 Juli 2023
InJourney Terbelit Utang Rp 4,6 Triliun, Dirut: Tidak Masalah, Semua Perusahaan Punya Utang
Direktur Utama Holding BUMN di bidang pariwisata, InJourney Dony Oskoria menanggapi soal kondisi perusahaan yang terbelit utang hingga Rp 4,6 triliun. Menurut dia kondisi ini masih wajar selama ekuitas yang dimiliki masih lebih besar.