Mitigasi Dampak Pandemi Covid-19, Bambang Brodjo: Less Contact Economy
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Rahma Tri
Rabu, 23 September 2020 16:58 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro memaparkan bahwa kementeriannya sudah mencari solusi untuk memitigasi dampak Covid-19 terhadap ekonomi Indonesia. "Kami menawarkan dari segi teknologi, pendekatan less contact economy atau ekonomi minim kontak," kata Bambang dalam siaran virtual Kick Off West Java Economic Society, Rabu, 23 September 2020.
Ekonomi minim kontak, kata Bambang Brodjonegoro, merupakan gabungan antara masyakarat yang ingin kegiatan ekonomi berjalan, tetapi pada saat yang sama menerapkan protokol kesehatan ketat. Dengan begitu, ekonomi tetap produktif dan masyakat tetap sehat. "Maka solusinya ekonomi minim kontak yang ditandai dengan hyper connectivity antar manusia, tapi tidak lagi secara fisik atau tatap muka, melainkan melalui teknologi informasi dan komunikasi," ujarnya.
Selain itu, kata dia, transformasi digital juga harus dipercepat di masa pandemi. Dia menilai Indonesia sudah siap merealisasikan hyper connectivity melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Hal itu dapat terlihat dari pemanfaatan e-commerce yang sudah dijalankan dimasyarakat selama ini, di mana sekarang banyak orang sudah terbiasa dengan belanja online. Demikian juga kegiatan logistik juga sudah menyesuaikan dengan less contact economy.
"Mau tidak mau, pemerintah atau BI yg ingin mendukung kegiatan ekonomi masyarakat harus bisa mengantisipasi pergeseran pola bisnis, pergeseran perilaku masyarakat," ujar Bambang.
<!--more-->
Dia juga menuturkan perlu mendorong ekonomi digital dengan membuat ekosistem. Ekosistem ekonomi digital itu, melibatkan semua pihak termasuk pemerintah.
Cara memperkuat ekosistem ekonomi digital, kata dia, dengan memperbaiki tingkat adopsi dan adaptasi teknologi di sektor industri. Artinya, UMKM harus terbuka dan responsif terhadap kemungkinan perubahan teknologi yg bisa berubah setiap saat.
Kemudian, harus ada infrastruktur pendukung ICT, terutama untuk koneksi yang langsung ke rumah tangga. Demikian juga perlunya dukungan invetasi swasta dan publik dalam research dan development. "Karena nyawa dari teknologi digital adalah inovasi," kata Bambang.
Digitalisasi akses pasar, menurut Bambang, sebenarnya tidak hanya mengenai market platform atau marketplace, tapi juga bicara mengenai sisi manajemen dari UMKM tersebut. "Kita tentunya ingin umkm naik kelas, yang mikro jadi kecil, yang kecil jadi menengah, yang menengah jadi besar," kata dia.
Selanjutnya, kata dia, diperlukan teknologi dalam digitalisasi keuangan, seperti peer to peer lending melalui fintech. Dia menjelaskan, analisis dampak ekonomi fintech pada 2018-2019, untuk tujuan produktif bisa sampai Rp 45 triliun dan tujuan konsumtif Rp 35 triliun.
Baca juga: Bambang Brodjonegoro: Resesi Tinggal Tunggu Pengumuman BPS