Dibayangi Dampak PSBB dan Isu Global, IHSG Diprediksi Loyo Pekan Depan

Minggu, 20 September 2020 20:37 WIB

Karyawan mengamati layar pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis, 10 September 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tajam sebesar lima persen pada level 4.892,87 atau turun 257,49 poin. ANTARA/Reno Esnir

TEMPO.CO, Jakarta - PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG bergerak melemah sepanjang pekan depan. Pergerakan tersebut diperkirakan terjadi akibat sentimen negatif dari dalam dan luar negeri.

"Hal ini membuat IHSG kami perkirakan selama seminggu berpeluang konsolidasi melemah dengan support di level 5,000 sampai 4,754 dan resistane di level 5,100 sampai 5,187," ujar Hans dalam keterangan tertulis, Ahad, 20 September 2020.

Dari dalam negeri sentimen yang diperkirakan menyebabkan IHSG lesu adalah masih berlanjutnya pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar di DKI Jakarta. Hans mengatakan pemberlakuan PSBB Jakarta yang tak seketat sebelumnya alias lebih longgar sempat mendorong indeks menguat pada pekan lalu.

"Tetapi dampak PSBB total yang longgar tetap diperkirakan akan mengganggu aktivitas bisnis dan perusahaan," tutur Hans.

Selain faktor dari dalam negeri, pergerakan IHSG pekan depan juga bakal melemah sebagai imbas pergerakan pasar saham dunia yang diperkirakan tertekan akibat beberapa sentimen negatif. Sentimen tersebut antara lain dipengaruhi valuasi yang mahal, lonjakan kasus covid-19, serta ketegangan Cina dan Amerika Serikat.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Pelaku pasar, ujar Hans, masih menunggu aturan mengenai stimulus fiskal anyar sebesar US$ 1,5 triliun di Amerika Serikat. Hingga saat ini, wacana tersebut masih belum bisa dipastikan realisasinya. Namun, ia mengatakan kepastian mengenai stimulus tersebut bisa menjadi sentimen positif yang mendorong naik indeks-indeks dunia.

Di samping stimulus fiskal, Hans mengatakan pelaku pasar juga masih memperhatikan data ekonomi AS yang lemah, serta ketidakpastian prospek ekonomi di sana. . Hal ini sejalan dengan pernyataan The Fed tentang laju pemulihan ekonomi yang melambat. "Pemulihan yang melambat membuat optimisme pelaku pasar saham menurun sehingga terjadi tekanan koreksi di pasar saham," tuturnya.

Isu lain yang menjadi perhatian juga meningkatnya ketegangan antara pemerintah AS dan Cina, setelah Presiden Donald Trump berencana melarang WeChat dan Tiktok di negaranya mulai Ahad malam ini. Rencana tersebut diambil dengan dalih keamanan nasional. Apabila kebijakan tersebut direalisasikan, ia menyebut hubungan dua negara berpotensi semakin memanas.

"Sentimen lainnya adalah koreksi pada sebagian saham Teknologi masih menjadi penekan pergerakan pasar. Sudah hampir dua pekan saham-saham teknologi mengalami tekanan turun akibat kekhawatiran valuasi yang terlalu tinggi," ujar Hans.

Ia pun berujar perkembangan kebijakan berbagai negara dalam menghadapi Covid-19 menghidupkan kembali kekhawatiran pasar akan dampak pandemi pada pemulihan ekonomi sehingga menjadi sentimen negatif di pasar modal dunia.

BACA JUGA: Sepekan, Volume Transaksi di BEI Naik 2 Persen tapi Nilai Turun Rp 690 M

CAESAR AKBAR

Berita terkait

Samuel Sekuritas: IHSG Menguat di Tengah Naiknya Saham Perbankan Big Cap dan Grup Prajogo Pangestu

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Menguat di Tengah Naiknya Saham Perbankan Big Cap dan Grup Prajogo Pangestu

IHSG menutup sesi di level 7,328.1 atau +1,12 persen.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi Pertama Kembali Menguat, Ditutup di 7,245,1

2 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi Pertama Kembali Menguat, Ditutup di 7,245,1

Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia menyebutkan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG melanjutkan pergerakan positifnya

Baca Selengkapnya

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

4 hari lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Ditutup Melemah di Sesi I, Saham ASII Paling Aktif Diperdagangkan

4 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Ditutup Melemah di Sesi I, Saham ASII Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG melemah di sesi pertama hari ini, menutup sesi di level 7,082.9 atau -0,22 persen.

Baca Selengkapnya

IHSG Pekan Depan Diprediksi Menurun Terbatas, Berikut Rekomendasi Saham Pilihan

6 hari lalu

IHSG Pekan Depan Diprediksi Menurun Terbatas, Berikut Rekomendasi Saham Pilihan

Dinamika kebijakan Bank Sentral Amerika diprediksi masih memberi pengaruh pada penurunan IHSG pekan depan

Baca Selengkapnya

Antam Bagi Dividen Rp 3 Triliun

9 hari lalu

Antam Bagi Dividen Rp 3 Triliun

PT Aneka Tambang Tbk. atau Antam (ANTM) akan membagikan dividen Rp 3,08 triliun.

Baca Selengkapnya

Laporkan Kinerja 2023, Laba Bersih Jasa Marga Capai Rp 6,8 Triliun

10 hari lalu

Laporkan Kinerja 2023, Laba Bersih Jasa Marga Capai Rp 6,8 Triliun

PT Jasa Marga (Persero) Tbk. atau JSMR melaporkan kondisi kinerja perseroan selama tahun 2023 dengan laba bersih mencapai Rp 6,8 triliun.

Baca Selengkapnya

PT Timah Rombak Direksi untuk Perbaikan Bisnis

10 hari lalu

PT Timah Rombak Direksi untuk Perbaikan Bisnis

PT TIMAH Tbk melakukan perombakan direksi melalui RUPST. Berharap bisa memperbaiki bisnis perusahaan.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Melemah di Sesi I, Saham BBRI Paling Aktif Diperdagangkan

10 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Melemah di Sesi I, Saham BBRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG melemah di sesi pertama Rabu, 8 Mei 2024, menutup sesi pertama di level 7,097,7.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Investasi Reksa Dana Saham Tidak Direkomendasikan

10 hari lalu

Ini Alasan Investasi Reksa Dana Saham Tidak Direkomendasikan

Tren harga beberapa saham besar menurun, investasi di reksa dana saham pun terdampak.

Baca Selengkapnya