Potensi Resesi 99 Persen, Indef Sebut Dampak Bisa Dikurangi Jika Pemerintah ...

Kamis, 17 September 2020 19:00 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan pemaparan saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 29 Juni 2020. Rapat kerja tersebut beragenda mendengarkan penjelasan tentang PMK No. 70/PMK.05/2020 tentang penempatan uang negara pada bank umum dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Berly Martawardaya mengatakan masyarakat tak perlu khawatir terhadap ancaman resesi.

“Resesi itu cuma angka. Kita tak perlu takut resesi,” ujar Berly dalam diskusi virtual, Kamis, 17 September 2020.

Resesi terjadi seumpama pertumbuhan ekonomi suatu negara mengalami kontraksi atau minus selama dua kuartal berturut-turut. Pada kuartal II lalu, Indonesia telah mengalami kontraksi sebesar -5,3 persen. Karena itu, ancaman resesi membayangi Indonesia bila angka pertumbuhan negara di kuartal ketiga masih mencatatkan angka minus.

Meski bayangan resesi di depan mata, Berly mengungkapkan hal itu bukan menjadi masalah asalkan pemerintah melindungi 40 persen masyarakat miskin dari ancaman kelaparan. Sebab, masyarakat di desil terbawah inilah yang paling rentan terkena imbas krisis.

Dengan demikian, pemerintah harus memikirkan cara untuk terus meningkatkan jaring sosial selama masa krisis. Setelah persoalan tersebut teratasi, kata dia, barulah pemerintah memikirkan kesejahteraan masyarakat secara umum.

Advertising
Advertising

<!--more-->

“Sebab seperti undang-undang, tugas pertama pemerintah adalah melindungi segenap rakyat Indonesia, lalu baru meningkatkan kesejahteraan umum,” ucapnya.

Lebih lanjut, Berly mengungkapkan penurunan performa ekonomi Indonesia sejatinya masih lebih baik ketimbang negara-negara lain. “Secara ekonomi kita cukup lumayan dibandingkan negara lain. Kita sepertiga sampai seperlima dari negara lain dari segi ekonomi down turn,” ucapnya.

Dia lantas mencontohkan Jepang yang belakangan terkonfirmasi mengalami kontraksi tajam hingga -27,8 persen. Kemudian Singapura -13,2 persen; Malaysia -17,1 persen; dan Thailand -12,2 persen.

Barly mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik karena ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang masih cukup stabil. Saat ini, kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap pertumbuhan ekonomi mencapai 55-58 persen.

Sementara itu, peneliti Indef, Izzudin Al Farras, menyebut peluang Indonesia untuk resesi sudah 99 persen. Ia mengatakan, untuk mengurangi dampak resesi, pemerintah harus meningkatkan jaring pengamanan sosial yang semula menjangkau 40 persen penduduk termiskin menjadi 60 persen.

<!--more-->

Apalagi, tutur dia, pemerintah kembali menetapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta yang akan memberikan dampak ke perekonomian. “Kontribusi Jakarta ke ekonomi nasional 18 persen,” ucapnya.

Di samping memperlebar jangkauan pemberian bantuan sosial, dia menyarankan pemerintah terus memperbarui data penduduk miskin dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).

Baca juga: Ancaman Resesi di Depan Mata, Apa Bedanya dengan Krisis Ekonomi?

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Berita terkait

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

7 hari lalu

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

Di tengah konflik Iran-Israel, pemerintah mesti memprioritaskan anggaran yang bisa membangkitkan sektor bisnis lebih produktif.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

31 hari lalu

Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 27 Maret 2024 diawali oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya membuka banyak loker bagi WNI

Baca Selengkapnya

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

32 hari lalu

Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya banyak membuka lowongan kerja bagi warga negara Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

38 hari lalu

Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

Ekonom Indef, Didin S. Damanhuri sangat prihatin atas dugaan korupsi yang terendus di lingkaran LPEI. Padahal, kata dia, ekspor adalah andalan pemerintahan Jokowi

Baca Selengkapnya

Imbas PPN Naik jadi 12 Persen, Indef Sebut Daya Saing Indonesia Bakal Turun

38 hari lalu

Imbas PPN Naik jadi 12 Persen, Indef Sebut Daya Saing Indonesia Bakal Turun

Kebijakan PPN di Tanah Air diatur dalam Undang-Undang-undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).

Baca Selengkapnya

Tarif PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Indonesia Paling Tinggi di Asia Tenggara

39 hari lalu

Tarif PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Indonesia Paling Tinggi di Asia Tenggara

Peneliti Center of Industry, Trade, and Investment Indef Ahmad Heri Firdaus membandingkan besaran tarif PPN di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Indef: PPN jadi 12 Persen Akan Dorong Kenaikan Harga Bahan Pokok

39 hari lalu

Indef: PPN jadi 12 Persen Akan Dorong Kenaikan Harga Bahan Pokok

Indef menyatakan penjual akan reaktif terhadap kenaikan PPN.

Baca Selengkapnya

Bos BRI Beberkan Dampak Resesi di Jepang dan Inggris ke Indonesia

39 hari lalu

Bos BRI Beberkan Dampak Resesi di Jepang dan Inggris ke Indonesia

Dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR hari ini, Dirut BRI Sunarso membeberkan dampak resesi di Jepang dan Inggris ke perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

39 hari lalu

PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

Indef membeberkan dampak kenaikan pajak pertabambahan nilai atau PPN menjadi 12 persen.

Baca Selengkapnya