Ekonom HSBC: Investor Global Pantau Perkembangan Omnibus Law RI

Rabu, 16 September 2020 19:32 WIB

Ribuan massa buruh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) bersama-sama dengan elemen serikat pekerja yang lain melakukan aksi demo di depan gedung DPR RI, Jakarta, Selasa 25 Agustus 2020. Dalam aksinya massa buruh menolak omnibus law RUU Cipta Kerja dan Stop PHK. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Chief Economist ASEAN di HSBC Joseph Incalcaterra menyoroti Rancangan Undang-Undang atau RUU Omnibus Law Cipta Kerja yang sedang dibahas di DPR. Dalam beberapa perbincangan, Joseph menyebut investor dari Singapura, Hong Kong, Amerika Serikat, dan Eropa sangat memantau perkembangan politik di Indonesia mengenai RUU ini.

"Mereka paham, Omnibus Law ini akan menjadi game changer," kata Joseph dalam HSBC Economic Forum secara virtual pada Rabu, 16 September 2020. Menurut dia, para investor berharap akan ada perubahan dalam hal investasi nantinya lewat aturan baru ini.

Kemarin, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto telah mengatakan bahwa Omnibus Law Cipta Kerja ini sudah mencapai tahap finalisasi. Progress-nya sudah 90 persen.

Di acara HSBC ini, Airlangga pun mengatakan pembahasan Omnibus Law ini akan segera diselesaikan. Ketua Umum Partai Golkar tersebut menyebut upaya ini adalah bagian dari persiapan Indonesia, karena ada 143 perusahaan dari negara lain yang berniat untuk melakukan relokasi investasi ke Tanah Air.

Joseph melanjutkan bahwa memang terjadi perubahan tren investasi asing atau foreign direct investment (FDI) dalam beberapa tahun terakhir. Jika dulu perginya ke Cina, maka sekarang telah beralih ke negara-negara ASEAN.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Menurut dia, kue investasi asing di negara-negara ASEAN terus meningkat, terutama setelah krisis ekonomi global tahun 2008. Sebanyak 11 persen investasi asing global pergi ke enam negara utama dI ASEAN.

Tertinggi di antara keenamnya adalah Singapura. Baru di bawahnya Indonesia bersaing dengan Vietnam. Setelah itu Malaysia, Thailand, dan Filipina.

Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia kembali menegaskan pentingnya Omnibus Law Cipta Kerja, dan juga Omnibus Law Perpajakan. Salah satunya karena peringkat kemudahan berbisnis di Indonesia masih kalah dengan Malaysia, Thailand, dan Vietnam. "Perlu improvement lagi," kata Rosan yang juga Ketua Satgas Omnibus Law ini.

Rosan mengatakan pembahasan Omnibus Law Cipta Kerja masih terus dibahas di DPR sampai hari ini. Ia berharap pembahasan bisa rampung akhir bulan ini. "Sehingga bisa disahkan bulan Oktober," kata dia.

Baca: 143 Perusahaan Mau Relokasi, Airlangga: Segera Selesaikan Omnibus Law

Berita terkait

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

1 jam lalu

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

Kejaksaan Tinggi membuka peluang mengembangkan kasus dugaan pemerasan Bendesa Adat di Bali.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

16 jam lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

23 jam lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

1 hari lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

1 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

2 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

2 hari lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

2 hari lalu

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

Rencana investasi Microsoft itu diumumkan melalui agenda Microsoft Build: AI Day yang digelar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

3 hari lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya