Tembus Rekor Tertinggi, Cadangan Devisa RI Capai USD 137 Miliar

Senin, 7 September 2020 11:17 WIB

Logo atau ilustrasi Bank Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2020 sebesar US$ 137 miliar atau sekitar Rp 2.019 triliun (kurs Rp 14.738.68 per dolar AS). Artinya, cadangan devisa tersebut menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah setelah melampaui rekor tertinggi sebelumnya pada posisi akhir Juli 2020 sebesar US$ 135,1 miliar.

"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,4 bulan impor atau 9,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam keterangan tertulis, Senin, 7 Agustus 2020.

Onny menjelaskan, nilai cadangan devisa tersebut berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. Cadangan devisa itu juga dinilai dapat mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

"Peningkatan cadangan devisa pada Agustus 2020 antara lain dipengaruhi oleh penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, serta penerimaan pajak dan devisa migas," ujar Onny.

Di masa mendatang, kata Onny, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam mendorong pemulihan ekonomi.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Sebelumnya diberitakan dari total cadangan devisa Bank Indonesia per akhir Juli lalu sebesar US$ 135 miliar, hanya US$ 4,96 triliun atau 3,7 persen di antaranya disimpan dalam emas. Cadangan emas tersebut berbentuk emas murni dan tidak pernah tersentuh dalam beberapa dekade. Jumlahnya setara dengan 78,5 ton atau 2,5 juta troy ounce.

Kepala Ekonom PT Bahana Sekuritas Putera Satria Sambijantoro mengungkapkan dengan cadangan devisa yang mencetak rekor tertinggi, Bank Indonesia (BI) memiliki ruang untuk menggandakan cadangan emasnya hingga 6 persen sampai 8 persen sebagai bagian dari diversifikasi portofolio untuk mengantisipasi risiko eksternal, tanpa mengganggu misinya menjaga pasokan likuiditas valas di dalam negeri.

"Strategi ini ini diadopsi oleh Filipina yang menetapkan undang-undang emas pada Mei 2019 untuk membebaskan cukai dan pajak penghasilan dalam pembelian emas domestik oleh Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), yang kepemilikan emas batangannya sekarang mencapai 11,4 persen dari total cadangan valas," ujar Satria dalam laporannya, Kamis, 14 Agustus 2020.

Langkah serupa dilakukan oleh bank sentral lainnya seperti Cina, India, Rusia dan Turki. "Mereka telah menambah pembelian emas dalam beberapa tahun terakhir," kata Satria

BISNIS

Baca: Cadangan Devisa Stabil, BI Diprediksi Tahan Suku Bunga Acuan

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

23 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 15.000 per Gram

3 hari lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 15.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini turun sebesar Rp 15 ribu ke level Rp 1.310.000.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Bertahan di Level Rp 1.325.000 per Gram

4 hari lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Bertahan di Level Rp 1.325.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini stagnan dengan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

4 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

5 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya