Menristek: RI Ingin Rebut Lagi Posisi Produsen Kopi Nomor 2 Dunia dari Vietnam

Reporter

Antara

Minggu, 6 September 2020 03:47 WIB

Ilustrasi buah kopi

TEMPO.CO, Jember - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan Indonesia bertekad meningkatkan produktivitas kopi hingga merebut kembali posisi sebagai produsen kopi nomor nomor dua di dunia yang kini ditempati Vietnam.

"Peningkatan produksi kopi menjadi salah satu program ekonomi nasional mengingat 96 persen produk kopi Indonesia disumbang oleh perkebunan kopi rakyat," katanya saat menjadi pembicara utama dalam webinar bertema Indonesia Dalam Peta Kopi Dunia: Peluang dan Prospek, yang digelar oleh Pusat Kajian Gastrodiplomasi Center for Research in Social Sciences and Humanities (C-RiSSH) Universitas Jember, Jawa Timur, Sabtu sore, 5 September 2020.

Menurut Bambang, jika produktivitas kopi naik maka dampak positifnya akan dirasakan masyarakat dari petani hingga pelaku usaha di bidang kopi. Sebab, saat ini rata-rata produksi kopi per tahun Indonesia mencapai 600 ribu ton dari 1,3 juta hektare lahan perkebunan kopi.

"Dari jumlah tersebut, 45 persen diserap pasar dalam negeri, dan sisanya diekspor," kata mantan Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Ketua Bappenas itu.

Ia mengatakan luas kebun kopi Indonesia lebih luas dibandingkan Vietnam, namun Vietnam lebih maksimal mengembangkan kopi hingga menyalip Indonesia. Selain itu, petani Indonesia masih menghadapi kendala pada lahan petani yang terbatas, dan masih menjadi tanaman sampingan saja.

"Masalah berikutnya adalah pada tahapan pascapanen, sehingga Kemenristek/BRIN melalui LIPI telah mengembangkan berbagai teknologi tepat guna untuk petani kopi," tuturnya.

Ia menjelaskan salah satu program bantuan teknologi tepat guna yang dimotori oleh LIPI dilakukan di Kabupaten Sumba Barat Daya. Program itu berhasil melahirkan produk kopi yang dinamakan Aroma Kopi Sumba yang berhasil menyabet gelar juara kopi nasional pada 2017 dan 2018 lalu.

"Saya berharap agar perguruan tinggi seperti Universitas Jember ikut berperan dengan membentuk konsorsium multidisiplin dalam meneliti kopi yang melibatkan banyak pakar dari berbagai disiplin keilmuan, agar pengembangan kopi Indonesia makin maju," katanya.

Sementara Ketua Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) Irfan Anwar mengatakan peningkatan produktivitas kopi perlu menjadi perhatian pemerintah karena luas kebun kopi Indonesia masih lebih besar daripada Vietnam.

Jika Indonesia memiliki luas 1,3 juta hektare maka Vietnam hanya punya 650 ribu hektare. Namun produktivitas kebun kopi Vietnam masih lebih unggul karena bisa menghasilkan 2,3 ton kopi per hektare, sedangkan di Indonesia maksimal hanya 700 kilogram saja.

"Tak heran jika Vietnam melesat menjadi penghasil kopi nomor dua di dunia dan produsen nomor satu dunia masih diduduki oleh Brasil, nomor tiga Kolombia dan Indonesia di nomor empat," tuturnya.

Ia mengatakan tantangan menaikkan produktivitas kebun kopi Indonesia juga menghadapi kendala saat ini, yakni merebaknya pandemi Covid-19. Akibatnya ekspor kopi tersendat yang berdampak pada banyak hotel tutup, kafe tutup yang membuat harga kopi dunia turun hingga 30 persen.

Namun, harga kopi speciality yang menjadi salah satu unggulan Indonesia masih bertahan. Jika peningkatan produksi kopi bisa diwujudkan maka 2 juta petani Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada usaha perkebunan kopi akan lebih sejahtera, termasuk para pelaku usaha kopi dari hulu hingga hilir.

Rektor Universitas Jember Iwan Taruna mendukung berlangsungnya webinar tersebut karena kopi sudah menjadi salah satu kekuatan ekonomi Indonesia dan sekaligus berpotensi sebagai pilar diplomasi Indonesia.

"Saya apresiasi untuk Pusat Kajian Gastrodiplomasi Center for Research in Social Sciences and Humanities (C-RiSSH) Universitas Jember yang konsisten menggelar webinar dalam kerangka gastrodiplomasi," katanya.

ANTARA

Berita terkait

Vietnam Buka Tur di Tengah Hutan Malam Hari, Apa Saja yang Bisa Dinikmati?

1 hari lalu

Vietnam Buka Tur di Tengah Hutan Malam Hari, Apa Saja yang Bisa Dinikmati?

Cuc Phuong di Veitnam merupakan taman nasional tertua dan terbesar di Vietnam, banyak hal yang ditawarkan kepada wisatawan.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Asing Vietnam di Laut Natuna, Nakhoda: Ikan di RI Masih Banyak

3 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Asing Vietnam di Laut Natuna, Nakhoda: Ikan di RI Masih Banyak

Kapal asing Vietnam ditangkap di Laut Natuna. Mengeruk ikan-ikan kecil untuk produksi saus kecap ikan.

Baca Selengkapnya

Inilah 5 Minuman yang Bisa Memperlancar BAB

3 hari lalu

Inilah 5 Minuman yang Bisa Memperlancar BAB

Berikut ini lima minuman kesehatan yang bagus untuk menghilangkan sembelit serta perlancar BAB.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

3 hari lalu

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

Dua Kapal Ikan Asing berbendera Vietnam sempat hendak kabur sehingga petugas harus mengeluarkan tembakan peringatan.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

5 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

6 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Vietnam Didatangi 6,2 Juta Turis Asing pada Januari - April 2024, Lebih Tinggi dari Sebelum Pandemi

6 hari lalu

Vietnam Didatangi 6,2 Juta Turis Asing pada Januari - April 2024, Lebih Tinggi dari Sebelum Pandemi

Korea Selatan tercatat sebagai negara penyumbang wisatawan asing terbesar di Vietnam dengan jumlah 1,6 juta orang.

Baca Selengkapnya

Trenggono Akui Ekosistem Budi Daya Lobster Belum Terbentuk

9 hari lalu

Trenggono Akui Ekosistem Budi Daya Lobster Belum Terbentuk

Trenggono menjelaskan alasannya menggandeng negara tetangga, Vietnam untuk budi daya benih lobster. Trenggono telah membuka keran ekspor benur.

Baca Selengkapnya

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

9 hari lalu

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa setidaknya ada lima komoditas di sektor perikanan dan kelautan Tanah Air yang unggul. Ia menyebut lima komoditas itu di antaranya udang, rumput laut, tilapia, lobster, dan kepiting.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

9 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya