Diskon Paket Wisata Belum Jalan, Wishnutama: Anggaran Sedang Disiapkan
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Sabtu, 5 September 2020 16:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Wacana pemberian diskon paket wisata untuk turis domestik belum terlaksana. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan pihaknya sedang menyiapkan anggaran yang dibutuhkan untuk program ini.
“Diskon paket wisata belum mulai, sedang disiapkan anggarannya. Diskon ini akan disubsidi pemerintah,” ujar Wishntuama saat dihubungi Tempo pada Jumat, 4 September 2020.
Wishnutama menjelaskan, selain anggaran, pemerintah masih menyusun skema diskon. Mekanisme pemberian diskon ini ialah pemerintah memberikan subsidi kepada industri. Setelahnya, pelaku usaha akan memanfaatkan subsidi itu untuk memberikan paket kepada pelancong dengan harga yang lebih murah.
Sembari menyiapkan anggaran untuk subsidi diskon paket wisata, pemerintah meminta daerah berproses untuk menciptakan daya tarik destinasi. Salah satunya melalui pengetatan protokol kesehatan.
Lebih lanjut, Wishnutama menerangkan bahwa pemerintah terus mempertimbangkan efektivitas pemberian diskon ini bagi sektor wisata. “Apakah ini menarik atau tidak. Tapi syaratnya yang penting daerah harus mampu melakukan protokol kesehatan dengan baik,” katanya.
<!--more-->
Di luar diskon karena suntikan subsidi dari pemerintah, Wishnutama tak menampik bahwa pelaku industri di sektor wisata sudah menggalakkan berbagai promo. Promo dilakukan dengan skema kerja sama business to business antar-agen.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) serta Indonesia National Air Carriers Association (INACA), pada akhir Agustus lalu, misalnya telah sepakat bekerja sama menyediakan paket wisata murah. Kerja sama ini dilakukan untuk memulihkan jumlah penumpang pesawat dan meningkatkan kunjungan atau okupansi hotel.
"Di Bali, kapasitas kamar hotel yang tersedia ada 140 ribu. Sejak pandemi, hotel yang tutup hampir 80 persen. Bayangkan saja di Nusa Dua hanya ada empat hotel yang buka. Akibatnya di kuartal II, ekonomi Bali minus 10,98 persen," tutur Ketua Umum PHRI Haryadi Sukamdani, 29 Agustus lalu.
Sejalan dengan penawaran ini, asosiasi meminta pemerintah daerah mendukung kegiatan asosiasi dengan memberikan relaksasi pajak. "Jangan sampai baru mulai naik okupansi hotelnya, langsung dikejar-kejar pajak," tutur Hariyadi.
Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja mengatakan asosiasinya telah menjembatani pembahasan antar-pihak. “Kalau paketnya menarik dan harganya terjangkau, saya yakin bisa menggerakkan masyarakat untuk bepergian lagi," kata Denon.
<!--more-->
CEO AirAsia Indonesia, Veranita Yosephine Sinaga, menyatakan bakal menindaklanjuti penandatanganan kerja sama itu. Perusahaan, tutur dia, bakal segera melakukan negosiasi bisnis dengan berbagai jaringan hotel di Indonesia.
Veranita menargetkan, masyarakat bisa segera menikmati paket wisata yang terjangkau pada akhir tahun mendatang. "Saya optimis kerja sama ini bisa dijalankan. AirAsia sudah punya platform penjualan tiket yang bisa ditambahkan nanti fitur pemesanan hotelnya sekalian. Selanjutnya saya akan lakukan follow up meeting dengan hotel," kata Veranita.
BACA JUGA: Wishnutama Sebut 3 Subsektor Ekonomi Kreatif Ini Paling Potensial Diekspor
FRANCISCA CHRISTY ROSANA