Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis 14 November 2019. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 mencapai 5,3 persen. ANTARA FOTO/Galih Pradipta
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2020 akan berada pada kisaran nol hingga minus 2 persen.
"Jadi untuk kuartal ketiga kita outlook-nya adalah antara nol hingga negatif 2 persen. Kami lihat karena negatif 2 persen, tadi pergeseran dari pergerakan yang belum terlihat sangat sulit, meskipun ada beberapa yang sudah positif," ujar Sri Mulyani dalam konferensi video, Selasa, 25 Agustus 2020.
Dia melihat pemulihan ekonomi pada Juli masih berlanjut, meskipun masih sangat rapuh. Namun demikian, perbaikan ekonomi tersebut tidak sebaik pada Juni 2020, salah satunya lantaran adanya pergeseran hari libur dan hari raya dibanding tahun lalu.
Di samping itu, dia mengatakan indikator di bulan Juli bergerak bervariasi, mengingat masih tingginya ketidakpastian. "Kalau kita lihat tadi indikator di bulan Juli, kita memang melihat bahwa di kuartal III 2020 downside risknya ternyata tetap menunjukkan suatu risiko yang nyata," ujar dia.
Dengan kondisi tersebut, dia memperkirakan pada keseluruhan tahun pertumbuhan ekonomi Tanah Air akan berada pada kisaran minus 1,1 hingga positif 0,2 persen. Kunci utama untuk mencapai pertumbuhan nol atau positif, ujar dia, adalah konsumsi dan investasi.
"Kalau konsumsi dan investasi masih di zona negatif, meskipun pemerintah all out dari segi belanjanya akan sangat sulit untuk masuk di dalam zona netral nol persen di tahun 2020 ini," ujar Sri Mulyani. "Kami akan lihat konsumsi di tahun 2020 apakah bisa kembali pada zona netral atau bahkan sedikit positif."