Indef Sebut Tiga Sektor Ini Berpotensi Paling Tertekan Bila Resesi

Jumat, 21 Agustus 2020 13:19 WIB

Petugas mengalungkan bunga untuk menyambut penumpang pesawat rute domestik yang tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Jumat 31 Juli 2020. Pemprov Bali mulai membuka sektor pariwisata bagi wisatawan domestik pada Jumat (31/7) dengan sejumlah persyaratan yang mengedepankan aspek kesehatan dan kualitas untuk memberi pelindungan, kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan yang berkunjung selama masa pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance atau Indef Tauhid Ahmad mengatakan ada tiga sektor yang berpotensi paling tertekan seandainya Indonesia benar-benar masuk ke jurang resesi. Ketiganya adalah transportasi dan pergudangan, perdagangan, serta pariwisata dan hiburan.

“Kalau dilihat growth (pertumbuhannya) kemarin, transportasi dan pergudangan paling parah. itu masih terasa sampai sekarang,” tutur Tauhid saat dihubungi Tempo, Jumat, 21 Agustus 2020.

Menyitir Badan Pusat Statistik atau BPS, kinerja sektor logistik yang meliputi lapangan usaha transportasi dan pergudangan mengalami kontraksi tertinggi sepanjang semester I 2020. Pertumbuhan pada sektor tersebut mencapai minus 30,84 persen secara year on year dan 29,22 persen quarter on quarter.

Sedangkan di bidang transportasi, angkutan udara tampak paling mengalami penurunan kinerja. Secara year on year untuk periode Januari-Juni 2020, penumpang pesawat tercatat hanya 3,4 juta orang atau turun 61,66 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2019. Sementara itu, penumpang angkutan kereta api mengalami penurunan 47,06 persen.

Menurut Tauhid, selama penyebaran Covid-19 masih tinggi, masyarakat akan menahan perjalanan jarak jauhnya menggunakan angkutan. Di samping transportasi dan pergudangan, sektor perdagangan juga terancam rontok saat resesi terjadi.

Advertising
Advertising

Tauhid mengungkapkan, kondisi ini didorong oleh lemahnya minat aktivitas transaksi bagi kalangan menengah ke atas. “Perdagangan masif kelas menengah ke atas ini menurun. Mereka menghindari kegiatan perdagangan untuk tahun ini,” katanya.

Kemudian, sektor selanjutnya adalah pariwisata dan hiburan. Dalam kondisi krisis, kata Tauhid, masyarakat akan menyesuaikan pola konsumsi yang diprioritaskan pada kebutuhan dasar. Dengan begitu minat untuk membeli barang tersier atau melakukan kegiatan pelancongan akan dialihkan.

Di samping itu, masyarakat masih ragu-ragu untuk bepergian karena penyebaran virus corona masih tinggi. “Meski sebenarnya orang sudah berbondong-bondong ingin liburan karena tingkat stresnya tinggi. Ini terlihat dari libur akhir pekan panjang Agustus ini,” tuturnya.

Namun demikian, Tauhid menyebut masih ada sektor-sektor yang dapat bertahan di tengah hantaman resesi. Bila diteropong dari kinerjanya, sektor yang masih akan moncer adalah industri telekomunikasi, pertanian termasuk makanan dan minuman serta farmasi.

Baca : Indonesia Terancam Resesi Akibat Pandemi, Ini yang Akan Terjadi

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

8 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

12 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

22 jam lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya