Petugas Bandara Hang Nadim, Batam, sedang memeriksa syarat berpergian calon penumpang pesawat. Salah satunya adalah surat keterangan hasil rapid test Covid-19. TEMPO | Yogi Eka Sahputra
TEMPO.CO, Jakarta – Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Novie Riyanto memprediksi puncak arus balik untuk angkutan pesawat pada periode libur Tahun Baru Islam akan terjadi pada Ahad, 23 Agustus 2020.
“Untuk masa libur panjang diprediksi puncak arus mudik penumpang diperkirakan 20 Agustus dan arus balik pada 23 Agustus,” tutur Novie saat dihubungi Tempo pada Kamis petang, 20 Agustus 2020.
Menurut dia, berdasarkan pemantauan di 50 bandara, frekuensi penerbangan mulai menunjukkan peningkatan sejak libur akhir pekan 14-17 Agustus lalu. Hingga Kamis, 20 Agustus, pergerakan pesawat tercatat mengalami lonjakan 50 persen dari kondisi normal.
Tak jauh berbeda, pergerakan penumpang pun terkerek naik. Saat ini, Novie menyebut jumlah penumpang meningkat hampir 50 persen atau tepatnya 45 persen dibandingkan dengan hari-hari normal pada masa pandemi corona.
Lonjakan okupansi didorong oleh perjalanan rute jarak jauh. “Masyarakat juga ada yang sekaligus mengambil cuti Selasa dan Rabu (18 dan 19 Agustus),” tuturnya.
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatat tingkat keterisian penumpang atau okupansi maskapainya pada libur cuti bersama Tahun Baru Islam 19-23 Agustus 2020 mencapai lebih dari 50 persen. Pergerakan penumpang terbesar terjadi di rute-rute tujuan wisata.
“Khususnya destinasi liburan, beberapa lebih dari 50 persen seperti ke Bali,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra saat dihubungi Tempo, kemarin.
Trafik penumpang pada libur cuti bersama kali ini lebih tinggi ketimbang hari-hari normal di masa pandemi. Sebelumnya, perseroan mencatat okupansi rata-rata harian maskapai tak sampai menyentuh 50 persen. Adapun tingkat keterisian maksimal yang ditetapkan perusahaan masih sebesar 70 persen sesuai dengan ketentuan Kementerian Perhubungan.
Untuk menampung peningkatan minat penumpang, Garuda Indonesia telah mengaktifkan kembali beberapa frekuensi yang sempat dihentikan sementara karena pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Namun, Irfan belum merinci jumlah pasti armada yang telah beroperasi.
