Tawarkan Kerja Sama, Edhy Prabowo Bakal Temui Duta Besar Negara ASEAN
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Rabu, 12 Agustus 2020 15:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo bakal segera menemui duta-duta besar ASEAN untuk Indonesia. Persamuhan dilakukan untuk membahas opsi kerja sama di bidang mairitim guna mencegah masuknya kapal pencuri ikan di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.
"Saya akan ketemu dubes-dubes negara ASEAN mungkin setelah 17 Agustus. Kami akan menawarkan berbagai opsi kerja sama," tuturnya dalam konferensi pers di Bali, Rabu, 12 Agustus 2020.
Selama menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy mengatakan kementeriannya telah menangkap 69 kapal berbendera asing dan hampir seluruhnya berasal dari negara-negara di ASEAN. Terbanyak, tutur dia, bermuasal dari Vietnam dan Malaysia. Sedangkan lainnya dari Filipina.
Edhy belum merinci opsi kerja sama apa saja yang akan ditawarkan. Namun, ia menjelaskan pemerintah tidak akan lagi melakukan penenggelaman terhadap kapal-kapal asing yang ditangkap.
Sebab, pemerintah kini mendorong kapal-kapal hasil sitaan itu dihibahkan kepada sekolah perikanan atau lembaga penelitian yang membutuhkan.
Lobi-lobi terkait kerja sama negara dan pemberian sanksi bagi kapal pencuri ikan berbendera asing pernah dilakukan Menteri Kelautan dan Perikanan sebelumnya, Susi Pudjiastuti. Tahun lalu, Susi bercerita bahwa KKP sudah mengupayakan terjalinnya komunikasi dengan duta-duta besar negara asing ihwal maraknya kapal yang masuk ke wilayah perairan Indonesia sejak 2015.
<!--more-->
"Dari sisi diplomasi, saya sudah panggil dubes-dubes. Saya bilang, yang harus Anda lakukan adalah stop illegal fishing," ujar Susi, April 2019 lalu.
Perjumpaan dengan para dubes kala itu juga membincangkan sikap pemerintah menindak pencoleng ikan dengan menenggelamkan kapal. Upaya itu ia klaim sebagai langkah elegan.
Terkait lobi tersebut, Susi menyatakan tak ada satu pun pihak yang protes dengan kebijakan Kementerian. Bahkan, para duta besar menyatakan dukungannya kepada pemerintah Indonesia untuk mengetatkan penjagaan wilayah maritim.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA