Juni 2020, Kunjungan Wisatawan Asing ke Indonesia Anjlok 88,82 Persen
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rahma Tri
Senin, 3 Agustus 2020 13:05 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat jumlah kunjungan wisatawan asing atau wisman sepanjang 2020 hanya mencapai 160,3 ribu orang. Angka ini anjlok 88,82 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
“Dampak pandemi ke sektor pariwisata luar biasa dalam dan ini terjadi sejak Februari. Recovery untuk sektor ini membutuhkan waktu cukup panjang,” tutur Kepala BPS Suharyanto di Jakarta, Senin, 3 Agustus 2020.
Adapun bila dibandingkan dengan Mei 2020, jumlah kunjungan wisatawan asing pada Juni 2020 masih turun 2,06 persen. Dengan demikian, secara kumulatif pada Januari hingga Juni 2020, jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia hanya 3,09 juta orang atau melorot 59,96 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 7,72 juta kunjungan.
Dari 160,3 ribu kunjungan, wisman yang datang dari wilayah Timur Tengah memiliki persentase penurunan paling besar mencapai 99,53 persen. Sedangkan jumlah wisman paling besar berasal dari Timor Leste yang mencapai 51,5 persen. “Ini bisa dimaklumi karena Timor Leste merupakan negara yang langsung berbatasan dengan Indonesia,” tutur Suhariyanto.
<!--more-->
Kemudian, kunjungan terbanyak lainnya disusul oleh turis asal Malaysia sebanyak 39,15 persen, Cina 1,29 persen, Filipina 0,97 persen, dan Papua Nugini 0,79 persen.
Wisatawan asing yang datang ke Indonesia sepanjang Juni 2020 paling banyak tercatat masuk ke Indonesia melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta atau naik 130,12 persen ketimbang Mei 2020. Kondisi ini berbeda dengan periode tahun sebelumnya. Pintu masuk terbesar pada tahun lampau terdata di Bandara Ngurah Rai Bali.
Adapun tingkat hunian kamar hotel klasifikasi bintang di Indonesia pada Juni 2020 secara rata-rata tercatat sebesar 19,70 persen atau turun 32,57 poin dibandingkan dengan periode tahun lalu. Namun, bila dibandingkan dengan Mei 2020, tingkat hunian kamar hotel mengalami kenaikan sebesar 5,25 poin.
“Relaksasi PSBB membuat denyut ekonomi mulai bergerak. Tidak hanya meningkat karena wisman, tingkat hunian naik karena perjalanan dinas dan wisatawan domestik,” ujar Suhariyanto.
