Usai Ditunjuk jadi Komut, Fary Djemi Francis Sebut 3 Strategi Benahi Asabri
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Sabtu, 1 Agustus 2020 12:17 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Fary Djemi Francis mengaku telah menyiapkan sedikitnya tiga strategi dalam membenahi PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Persero) atau PT Asabri. Ketiga strategi itu disampaikan setelah ia resmi ditunjuk sebagai sebagai komisaris utama Asabri oleh Menteri BUMN Erick Thohir.
"Secara pribadi saya mau sampaikan terima kasih atas amanah dan kepercayaan ini. Tetapi ditunjuknya saya sebagai Komisaris Utama PT Asabri adalah sebuah challenge atau tantangan tersendiri bagi saya," kata Fary saat dihubungi, Kamis, 30 Juli 2020.
Politikus Partai Gerindra yang juga mantan ketua komisi V Dewan Perwakilan Rakyat ini lalu menjelaskan tiga strateginya tersebut.
1. Menempatkan Investasi di Instrumen yang Lebih Moderat - Konservatif
Untuk mencegah terulangnya kinerja portofolio yang jeblok, Fary menyebutkan Asabri nantinya akan menempatkan dana investasi di instrumen yang lebih moderat dan cenderung konservatif, misalnya di saham-saham bluechip.
"Secara teknis hal yang dilakukan adalah membentuk tim advisor (penasihat) bidang investasi yang akan memberi masukan kepada direksi dan dewan komisaris," ujar Fary.
2. Meningkatkan Kepatuhan terhadap Aturan di Bidang Asuransi
Fary menyatakan, salah satu yang didorong perusahaan adalah agar meningkatkan kepatuhan terhadap aturan di bidang asuransi, lalu memperbaiki tata kelola perusahaan dan membuat SOP investasi yang akuntabel. Hal ini ditempuh melalui strategi penguatan komite audit, komite pengelolaan risiko, dan komite tata kelola perusahaan.
3. Memastikan Asabri Kooperatif dengan Lembaga Pengawas Eksternal
Yang tak kalah penting, menurut Fary, adalah Asabri harus lebih kooperatif dengan lembaga pengawas eksternal seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Badan Pemeriksa Keuangan, Kemenkeu dan lembaga pengawas lainnya. Strategi pemenuhannya dilakukan melalui compliance dengan aturan dari lembaga pengawas.
Lebih jauh Fary mengaku menjadi Komisaris Utama Asabri adalah sebuah tantangan tersendiri bagi dirinya. Sebab, saat ini perusahaan tersebut sedang dililit berbagai persoalan dan kehilangan kepercayaan di mata publik dan dunia asuransi.
<!--more-->
Seperti diketahui, penunjukkan Fary menjadi Komisaris Utama PT Asabri tertuang dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK-264/MBU/07/2020. Beleid itu mengatur tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Komisaris Utama Perusahaan Perseroan (Persero) PT Asabri.
Fary ditetapkan sebagai komisaris utama oleh Menteri BUMN Erick Thohir berdasarkan keputusan Menteri BUMN Nomor SK-89/MBU/05/2019 tertanggal 7 Mei 2019. Surat itu juga memberhentikan Didit Herdiawan sebagai komisaris utama.
Seperti diberitakan masalah yang membelit Asabri diketahui sejak jebloknya kinerja saham-saham yang menjadi portofolio perusahaan asuransi pelat merah sejak akhir tahun lalu. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat harga saham-saham yang menjadi portofolio Asabri berguguran, bahkan penurunannya mencapai lebih dari 90 persen sepanjang tahun lalu.
Total ada 14 saham emiten yang dikoleksi perseroan. Penurunan harga saham drastis itu di antaranya terjadi pada saham PT SMR Utama Tbk (SMRU) sebesar 92,31 persen ke posisi Rp 50, dimana perseroan memiliki porsi saham 6,61 persen.
Sejumlah saham lainnya yang dikoleksi dan mengalami penurunan adalah PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE), PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP), PT Hanson International Tbk (MYRX), dan PT Pool Advista Finance Tbk (POOL).
Direktur Utama PT Asabri, Sonny Widjaja, sebelumnya mengakui bahwa perusahaannya banyak membenamkan investasi di saham milik Heru Hidayat dan Benny Tjokrosaputro. Dua nama tersebut kini telah menjadi tersangka dalam kasus dugaan korupsi PT Asuransi Jiwasraya.
Sonny mengatakan pihaknya telah menagih Heru Hidayat dan Benny Tjokro untuk mengembalikan duit investasi dari perusahaannya. Menurut Sonny, total dana yang dikantongi keduanya mencapai Rp 11,4 triliun, dengan rincian Heru Rp 5,8 triliun dan Benny Rp 5,6 triliun. "Ini adalah upaya maksimal walaupun ke depan tidak mudah mewujudkan itu," ujarnya.
ANTARA | CAESAR AKBAR