Ramalan Resesi Covid Lebih Parah dari Krisis 98? Ini Kata Ekonom

Jumat, 31 Juli 2020 21:57 WIB

Faisal Basri. TEMPO/Jati Mahatmaji

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior INDEF Faisal Basri mengungkapkan Indonesia sulit mengelak dari kondisi resesi akibat pandemi virus Corona (Covid-19).

Dia bahkan mengatakan ada beberapa kalangan yang mengaitkan resesi yang bakal terjadi dengan krisis keuangan yang sempat dialami Indonesia pada periode 1997-1998.

"Bagi sebagian kalangan, resesi ibarat hantu yang siap bergentayangan. Bahkan ada yang mengaitkan hantu resesi dengan krisis ekonomi 1998. Lebih dramatis lagi katanya bakal ada penjarahan. Apakah benar demikian?" katanya saat berbicara di channel Youtube Cokro TV dengan tema 'Indonesia Di Ambang Resesi', seperti dikutip Kamis 30 Juli 2020.

Faisal menuturkan kondisi ekonomi Indonesia pada periode 1997-1998 sangat berat. Situasi tersebut dipicu krisis keuangan atau finansial Asia yang merembet ke Indonesia.

Krisis ekonomi 1998 ditandai dengan jatuhnya harga komoditas, konsumen tak mampu membayar utang, lembaga keuangan mengalami kekeringan likuiditas, dan terjadi penarikan dana masyarakat secara besar-besaran di bank sehingga sektor perbankan hancur (collapse).

Advertising
Advertising

Bukan itu saja, kondisi yang parah juga terjadi di pasar saham dan diperparah dengan anjloknya nilai tukar rupiah.

"Pasar saham crash atau nyungsep kalo kata orang Betawi. Nilai tukar rupiah melorot karena masyarakat tidak percaya dengan mata uangnya sendiri," kata dia.

<!--more-->

Lantas, apakah kondisi resesi yang dipredisi bakal terjadi akan separah krisis 1998? Faisal mencoba mengulas konsep resesi berdasarkan teori ekonomi. Menurutnya, hal itu tak terlepas dari siklus bisnis atau business cycle.

Artinya, perekonomian selalu bergerak dari puncak lalu turun ke palung atau titik terendah. Penurunan tersebut disebut resesi. Faisal menegaskan yang turun adalah pengeluaran (output) bukan pertumbuhan.

"Kita jangan bicara pertumbuhan mengalami penurunan dua triwulan berturut-turut dulu. Itu pemahaman umum yang tidak dilandasi teori kuat, walaupun tidak salah," ungkapnya.

Lebih lanjut, katanya, ekonomi dari titik terendah akan bergerak naik. Kondisi tersebut disebut fase pemulihan. Setelah mencapai puncak, ekonomi pasti akan mengalami penurunan.

Dia mengungkapkan periode dari peak menuju through disebut resesi. Secara garis besar, aktivtas ekonomi mengalami kemerosotan yang ditunjukkan oleh penurunan produk domestik bruto (PDB) riil. Indikator yang dilihat bukan semata-mata dari pertumbuhan.

"Saya coba analogikan dengan kue, kalau resesi kue tidak utuh lagi bulat, tetapi ada yang hilang dipotong. Kalau hilang 5 persen disebut resesi. Namun, jika kue yang hilang lebih dari dari 10 persen maka disebut resesi berat atau depresi," kata dia.

<!--more-->

Faisal menuturkan Indonesia mungkin akan mengalami resesi ringan. Hal itu sesuai dengan prediksi lembaga keuangan internasional terhadap perekonomian Indonesia. Sebagai informasi, Asian Development Bank (ADB) meramal ekonomi RI di masa pandemi mengalami kontraksi atau -1 persen.

Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan perekonomian Indonesia -0,3 persen. Di sisi lain, OECD memprediksi ekonomi Indonesia bisa minus hingga 3,9 persen dengan catatan skenario sangat buruk.

"Kalau Bank Dunia bilang ekonomi kita 0 persen. Artinya, ekonomi enggak bergerak, segitu-gitu saja. Mau tidak mau kita harus siap menghadapi resesi mild, resesi ringan," kata Faisal Basri.

Berita terkait

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

4 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

5 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

7 hari lalu

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

Di tengah konflik Iran-Israel, pemerintah mesti memprioritaskan anggaran yang bisa membangkitkan sektor bisnis lebih produktif.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ekonom Sepakat dengan Kritik Faisal Basri terhadap Menteri yang Bersaksi di Sidang MK, Puncak Arus Balik Lebaran

12 hari lalu

Terkini Bisnis: Ekonom Sepakat dengan Kritik Faisal Basri terhadap Menteri yang Bersaksi di Sidang MK, Puncak Arus Balik Lebaran

Yusuf Wibisono turut mengkritik menteri Muhadjir Effendy yang mengklaim tidak ada pengaruh bansos terhadap perolehan suara Prabowo - Gibran.

Baca Selengkapnya

Ekonom Dukung Kritik Faisal Basri terhadap 3 Menteri yang Bersaksi soal Politisasi Bansos di MK

12 hari lalu

Ekonom Dukung Kritik Faisal Basri terhadap 3 Menteri yang Bersaksi soal Politisasi Bansos di MK

Yusuf Wibisono menilai pendapat ketiga menteri di hadapan majelis hakim MK mengecewakan publik.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa

14 hari lalu

Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa

Faisal Basri mengkritik statment Airlangga Hartarto dalam sidang sengketa Mahkamah Konstitusi yang menyebut produksi beras di Indonesia turun karena El Nino.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Blak-blakan Kritik 3 Menteri Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres: Mereka Hanya Baca Pidato Kenegaraan

14 hari lalu

Faisal Basri Blak-blakan Kritik 3 Menteri Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres: Mereka Hanya Baca Pidato Kenegaraan

Faisal Basri menanggapi kesaksian empat menteri Presiden Jokowi dalam sidang sengketa Pilpres 2024. Tiga di antaranya disebut hanya membaca pidato.

Baca Selengkapnya

4 Pernyataan Faisal Basri Saat Sidang Sengketa Pilpres 2024 di MK, Termasuk Politik Gentong Babi ala Jokowi

24 hari lalu

4 Pernyataan Faisal Basri Saat Sidang Sengketa Pilpres 2024 di MK, Termasuk Politik Gentong Babi ala Jokowi

Ekonom senior UI Faisal Basri jadi ahli dalam sidang sengketa Pilpres di MK. Setidaknya ada 4 poin yang ia tegaska,. termasuk politik gentong babi.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri di Sidang Sengketa Pilpres: Dari Pork Barrel hingga Sebut Sederet Nama Menteri Jokowi

27 hari lalu

Faisal Basri di Sidang Sengketa Pilpres: Dari Pork Barrel hingga Sebut Sederet Nama Menteri Jokowi

Faisal Basri mengatakan politik gentong babi di Indonesia lewat program bansos. Ekonom senior UI itu juga menyebut sederet nama menteri Jokowi.

Baca Selengkapnya