Pandemi Covid-19 Bikin Garam Lokal Tak Terserap Industri

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Jumat, 31 Juli 2020 21:32 WIB

Petani garam Prancis Stephane Bouleau memanen garam laut halus di rawa-rawa garam Batz-sur-Mer dekat Guerande, Prancis, 17 Juli 2020. REUTERS/Stephane Mahe

TEMPO.CO, Jakarta - Serapan garam lokal oleh industri cukup rendah selama setahun terakhir, sehingga tak mencapai target yang dipatok pelaku industri dan petambak garam. Pandemi Covid-19 pun dituding sebagai pemicu anjloknya serapan garam lokal yang terjadi sejak 3 bulan terakhir.

Kementerian Perindustrian mencatat, industri manufaktur hanya menyerap sekitar 980.000 ton garam lokal hingga awal Juli 2020. Serapan tersebut lebih rendah dari kontrak yang diteken pelaku industri dan petambak garam pada Agustus 2019, yakni sejumlah 1,1 juta ton.

"Jadi, [target serapannya] belum tercapai dan kemungkinan sampai [akhir] Juli ini tidak bisa tercapai 1,1 juta ton. Mungkin hanya [akan tercapai] 1 juta dan sekitar 30.000 ton kalau berdasarkan data mereka [industri pengguna garam]," kata Direktur Industri Kimia Hulu Kemenperin Fridy Juwono seperti dikutip Bisnis, Jumat 31 Juli 2020.

Fridy menilai, rendahnya serapan tak lain karena industri pengguna garam mengerem produksinya pada semester I/2020. Adapun hal ini merupakan imbas dari penerapan protokol pembatasan sosial berskala besar (PSBB) selama masa pandemi Covid-19. Selama ini, garam lokal yang diserap pabrikan mayoritas diserap oleh industri pengasinan ikan.

Selain itu, Fridy menilai pengurangan konsumsi tersebut juga disebabkan oleh berkurangnya mobilitas arus barang akibat PSBB. Namun demikian, Fridy tidak begitu kecewa dengan proyeksi serapan garam yang tidak mencapai target tersebut. "Sebenarnya [tidak] sampai 10 persen lah yang tidak terapai. Kalau dilihat, sekarang banyak penurunan demand [pada berbagai sektor manufaktur] lebih dari 10 persen," ucapnya.

Advertising
Advertising

Seperti diketahui, Kemenperin memfasilitasi penandatanganan nota kesepahaman antara petani garam dan industri pengolah garam terkait serapan garam ke sektor manufaktur selama Agustus 2019-Juli 2020. Serapan garam lokal tersebut sedikit meningkat lantaran ada tambahan 20.000-30.000 ton per pelaku industri pengolah garam pada periode 2019-2020.

Harga yang ditetapkan dalam nota kesepahaman tersebut lebih mahal dari garam impor. Tarif impor garam umumnya berkisar US$ 50-US$ 55 atau sekitar Rp 740.250 (kurs Rp14.100) per ton. Sementara itu, harga garam lokal berada di kisaran Rp 1 juta-Rp 1,5 juta per ton.

BISNIS

Berita terkait

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

3 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

4 hari lalu

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

Rumah yang menjadi tempat industri narkoba ini terdiri atas dua lantai, dengan cat berwarna kuning keemasan.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

9 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

9 hari lalu

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

Pemerintah RI membahas langkah strategis mengurangi emisi karbon sektor industri di ajang pameran global Hannover Messe 2024 Jerman.

Baca Selengkapnya

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

10 hari lalu

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.

Baca Selengkapnya

Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

16 hari lalu

Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

Pupuk Kujang menambah lini produk non pupuk dengan meresmikan pabrik dry ice atau es kering memanfaatkan produksi pabrik CO2 cair.

Baca Selengkapnya

Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

21 hari lalu

Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

Asosiasi Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) mengungkapkan dampak kebijakan pembatasan impor yang diterapkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

Zulhas Sebut Impor Produk Elektronik Tidak Dilarang tapi Diatur, Ini Sebabnya

23 hari lalu

Zulhas Sebut Impor Produk Elektronik Tidak Dilarang tapi Diatur, Ini Sebabnya

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas angkat bicara soal pembatasan impor produk elektronik yang dilakukan oleh Kementerian Perindustrian.

Baca Selengkapnya

Batasi Impor Produk Elektronik, Kemenperin Harapkan Geliat Produsen Dalam Negeri

24 hari lalu

Batasi Impor Produk Elektronik, Kemenperin Harapkan Geliat Produsen Dalam Negeri

Kemenperin berharap pengaturan tata niaga impor produk elektronik dapat membuka peluang bagi produsen dalam negeri.

Baca Selengkapnya