Kantongi Rp 892 M, Laba Bersih Bank Danamon Turun 53,28 Persen
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Jumat, 31 Juli 2020 13:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Danamon Indonesia Tbk mencatat pertumbuhan pendapatan operasional dan laba operasional sebelum provisi masing-masing 6 persen dan 15 persen dibandingkan periode lalu.
Kenaikan ini disumbang oleh pertumbuhan kredit 16 persen di segmen Enterprise Banking dan pertumbuhan 18 persen pada fee based income.
“Selama masa pandemi COVID-19 ini, prioritas kami adalah memastikan nasabah dapat terus menikmati layanan kami dan tetap menerapkan protokol kesehatan dan langkah-langkah pencegahan lainnya," kata Direktur Utama Bank Danamon, Yasushi Itagaki dalam keterangan tertulis yang diterima Jumat, 31 Juli 2020.
Adapun total laba bersih bank Danamon tercatat sebesar Rp 892,47 miliar. Nilai itu lebih rendah dari pencapaian di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,91 triliun atau turun 53,28 persen secara tahunan atau year on year.
Di tengah kondisi yang menantang itu, perseroan memperkokoh pondasi dengan likuiditas stabil dan komposisi pendanaan yang sehat. "Diperkuat oleh tingkat permodalan yang tinggi dan mampu membawa kami menjadi Bank BUKU 4 serta mempersiapkan dalam menghadapi tantangan ekonomi."
<!--more-->
"Kami akan terus memanfaatkan pondasi kuat ini dan sinergi dengan MUFG dalam perjalanan mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi, sembari bersiap untuk kondisi ekonomi kembali pulih,” kata Yasushi.
Selain itu, pada semester pertama tahun ini, Bank Danamon berhasil memperkuat pendanaan yang disumbang dengan pertumbuhan Giro dan Tabungan (Current Account and Savings Account/CASA) 14 persen (Rp 62,1 triliun). Sehingga rasio CASA meningkat menjadi 53,2 persen dari 46,4 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, rasio biaya terhadap pendapatan (Cost-to-income ratio) berada pada 46 persen, membaik 4,4 persen dibandingkan periode
yang sama tahun sebelumnya.
"Bank Danamon membukukan laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp 845 miliar pada semester pertama tahun 2020," ujarnya.
HENDARTYO HANGGI