Merger Lippo-Niaga Tertunda

Reporter

Editor

Selasa, 23 September 2008 12:15 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta : Rencana merger PT Bank Lippo Tbk dan PT Bank CIMB Niaga Tbk tertunda dari rencana semula 1 Oktober 2008. Sebab, ada perpanjangan periode peralihan saham dan waran Bank Lippo ke CIMB Niaga dari jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya.

Presiden Direktur Bank Lippo Henk G. Mulder mengatakan tanggal terakhir pemegang saham publik membatalkan kehendak untuk menjual sahamnya kepada CIMB Group Sdn Bhd yang semula 19 September 2008 diubah menjadi 17 Oktober 2008.

Tanggal terakhir pelaksanaan Waran Seri I CIMB Niaga yang semula 24 September 2008, diperpanjang menjadi 29 Oktober 2008. "Akibat tanggal efektif penggabungan kedua bank itu mengalami penundaan, maka lippo an Niaga belum bisa menentukan waktu efektif merger," kata Henk dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (23/9).

Dia menjelaskan bahwa tanggal efektif penggabungan serta tanggal-tanggal penting lainnya yang terkait dengan pelaksanaan penggabungan, baik yang telah disampaikan di dalam rancangan penggabungan maupun melalui media informasi lainnya akan mengalami penundaan dan akan diberitahukan kembali kepada bursa efek Indonesia (BEI) serta diumumkan kembali melalui media masaa, setelah diperolehnya persetujuan yang diperlukan atas penggabungan CIMB Niaga dengan Lippo Bank dari instansi yang berwenang.

Seperti diberitakan sebelumnya, rencana penggabungan usaha CIMB Niaga dan Bank Lippo telah disetujui pemegang saham kedua perusahaan pada 18 Juli 2008. Rencana Penggabungan ini akan menjadi efektif pada tanggal 1 Oktober 2008. Sementara untuk integrasi bisnis secara keseluruhan diharapkan dapat selesai pada triwulan IV 2009. Bank Lippo akan melebur ke dalam Bank Niaga. Nama yang dipakai dalam bank hasil merger ini adalah PT Bank CIMB Niaga Tbk.

CIMB Group Sdn Bhd, anak perusahaan dari Bumiputra-Commerce Holdings Berhad (BCHB), akan mengakuisisi 51 persen saham Bank Lippo dari Santubong Investments, anak perusahaan dari Khazanah Nasional Bhd seharga RM 2,07 miliar

BCHB akan memberikan 207,1 juta saham baru senilai RM 10 per lembar kepada Khazanah sebagai kompensasi bagi 51 persen sahamnya di Bank Lippo. Dalam penggabungan usaha antara Bank Niaga dan Bank Lippo, pemegang saham Bank Lippo akan menerima 2.822 saham baru Bank Niaga sebagai kompensasi dari setiap seribu saham Bank Lippo yang dimilikinya.

CIMB Group akan menjalankan fasilitas siaga (standby facility) untuk membeli saham Bank Niaga dan Bank Lippo senilai masing-masing Rp 1.052 dari Rp 2.969 per saham dari pemegang saham minoritas kedua bank tersebut yang memilih untuk tidak memiliki saham di Bank CIMB Niaga, bank hasil penggabungan usaha.

CIMB Group nantinya akan memiliki antara 58,7 persen dan 81,3 persen saham di Bank CIMB Niaga, tergantung dari jumlah pemegang saham minoritas yang akan memilih untuk berpartisipasi dalam kepemilikan di bank baru tersebut. CIMB Group akan menjadi pemegang saham pengendali Bank Niaga dan Bank Lippo.


Eko Nopiansyah

Berita terkait

Terkini: Daftar 77 Negara Bebas Visa, Merger BTN Syariah - Bank Muamalat Selesai Maret 2024

20 Desember 2023

Terkini: Daftar 77 Negara Bebas Visa, Merger BTN Syariah - Bank Muamalat Selesai Maret 2024

Berita terkini ekonomi bisnis hingga Rabu siang 20 Desember 2023 dimulai dari daftar 77 negara bebas visa untuk paspor Indonesia.

Baca Selengkapnya

Merger BTN Syariah - Bank Muamalat, Erick Thohir: Kalau Lancar Maret 2024 Rampung

19 Desember 2023

Merger BTN Syariah - Bank Muamalat, Erick Thohir: Kalau Lancar Maret 2024 Rampung

Erick Thohir buka suara perihal merger antara BTN Syariah dan Bank Muamalat.

Baca Selengkapnya

Kelanjutan Merger Bank Nobu dan Bank MNC, OJK: Proses Penetapan Konsultan Penilai

9 Juni 2023

Kelanjutan Merger Bank Nobu dan Bank MNC, OJK: Proses Penetapan Konsultan Penilai

Kepala Eksekutif Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, mengataka hingga saat ini pemegang saham dan manajemen kedua bank telah melakukan sejumlah tahapan merger.

Baca Selengkapnya

Meski BRIsyariah Dimerger, Aset BRI Tumbuh Positif

28 Mei 2021

Meski BRIsyariah Dimerger, Aset BRI Tumbuh Positif

Sampai Maret 2021 BRI mampu mencatatkan laba Rp 6,86 triliun. Aset pun masih tumbuh positif 3,38 persen yoy dengan total Aset BRI mencapai Rp 1.411,05 triliun.

Baca Selengkapnya

Merger Bank BJB dan Bank Banten, Simpanan Nasabah Dijamin Aman

24 April 2020

Merger Bank BJB dan Bank Banten, Simpanan Nasabah Dijamin Aman

Selama proses merger bank, OJK meminta Bank Banten dan Bank BJB tetap beroperasi secara normal.

Baca Selengkapnya

OJK Proses Rencana Merger Bank BJB dan Bank Banten

23 April 2020

OJK Proses Rencana Merger Bank BJB dan Bank Banten

OJK segera memproses rencana penggabungan usaha atau merger Bank Banten dan Bank BJB.

Baca Selengkapnya

Laba BTN Anjlok 90 Persen, Erick Thohir Diminta Lakukan Merger

17 Februari 2020

Laba BTN Anjlok 90 Persen, Erick Thohir Diminta Lakukan Merger

Ekonom LIPI menyarankan Menteri BUMN Erick Thohir memerger BTN dengan bank pelat merah lainnya.

Baca Selengkapnya

Mengenang Habibie, Sang Perintis Bank Mandiri

12 September 2019

Mengenang Habibie, Sang Perintis Bank Mandiri

"Pada satu rapat itu akan dimintakan nama ke Presiden, nama apa yang paling cocok, Pak Habibie menyebut Mandiri."

Baca Selengkapnya

Akuisisi Bank Royal, BCA Siapkan Dana Rp 1 Triliun

12 Juni 2019

Akuisisi Bank Royal, BCA Siapkan Dana Rp 1 Triliun

BCA menyiapkan dana Rp 1 triliun untuk mengakuisisi Bank Royal.

Baca Selengkapnya

OJK Terbitkan Aturan Merger BPR Bulan Depan

4 Mei 2019

OJK Terbitkan Aturan Merger BPR Bulan Depan

Berdasarkan catatan OJK, saat ini ada 722 BPR yang belum memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp 3 miliar dan Rp 6 miliar.

Baca Selengkapnya