Edhy Prabowo Ancam Cabut Izin Eksplorasi Pasir Laut Lampung Timur
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 20 Juli 2020 07:04 WIB
TEMPO.CO, Lampung Timur - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo bakal segera mengecek perizinan perusahaan yang mengeksplorasi pasir laut di wilayah perairan laut Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung.
"Pak dirjen, kalau belum ada izinnya, ditangkap saja. Kalau ada izinnya, dicabut saja dulu," kata Menteri Edhy Prabowo saat berada di Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai, Lampung Timur, Provinsi Lampung, Ahad, 19 Juli 2020.
Pernyataan Edhy tersebut terlontar saat menanggapi keluhan perwakilan nelayan yang mempersoalkan eksplorasi pasir laut oleh perusahaan penambang yang membuat nelayan resah. Ia lalu menugasi dirjen segera mengecek perizinan perusahaan tersebut dan berkoordinasi dengan nelayan dan Gubernur Lampung.
Edhy mengaku telah lama mendengar adanya penolakan nelayan atas eksplorasi pasir laut di perairan Lampung Timur. Ia pun meminta agar nelayan tenang dan memercayakan masalah itu kepada pemerintah.
"Enggak usah marah-marah, percayakan pada pemerintah. Pemerintah bersama rakyat, " kata Edhy kepada para nelayan.
<!--more-->
Lebih jauh Edhy menyebutkan Presiden Jokowi telah menugasinya terkait dua hal. Dua hal itu adalah berkomunikasi dengan nelayan dan membangun budi daya perikanan. "Jadi saya fokus dua hal ini. Kalau ada yang komplain, saya tidak peduli yang penting rakyat makan," ujarnya.
Sebelumnya, Chalid Muhammad, aktivis lingkungan mengundurkan diri dari Tim Komisi Pemangku Kepentingan dan Konsultasi Publik Kementerian Kelautan dan Perikanan bentukan Menteri Edhy Prabowo. Chalid menyebutkan ada perusahaan yang sudah ancang-ancang akan menambang pasir laut.
Chalid mengingatkan agar Edhy tak meloloskan rencana itu dengan memberikan izin kepada perusahaan. “Kami berharap Menteri KKP dapat mempertahankan kebijakan pelarangan penambangan pasir laut karena dampak yang ditimbulkannya lebih besar daripada manfaat ekonomi,” ujar Chalid pada Jumat petang, 17 Juli 2020.
Soal nama perusahaan tersebut, Chalid belum berkenan membeberkannya. Ia juga belum mengetahui apakah rencana perusahaan itu sudah disampaikan kepada Edhy atau belum.