7 Fakta Mundurnya Zulficar Mochtar, Anak Buah Edhy Prabowo
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 17 Juli 2020 06:57 WIB
Sebelum masuk KKP, Zulficar aktif terlibat dengan isu kelautan. Hal tersebut tampak dari profil Zulficar di akun Linkedin. Dia pernah menjadi Direktur Indonesia Maritim Institut pada 2011-2012 dan Kordinator Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia pada 2007-2013.
Dia juga tercatat sebagai Ketua Umum Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia atau Iskindo. Selain itu Zulficar pernah menjadi peneliti di United States Agency for International Development (USAID).
Zulficar lahir di Makassar pada 22 Juli 1971. Ia merupakan lulusan pendidikan program studi Ilmu dan Teknologi Kelautan (ITK) di Universitas Hasanuddin. Pada 2002, dia mendapat gelar master Kebijakan Lingkungan di Cardiff University.
6. Setuju Cantrang Merusak Lingkungan
Empat tahun di KKP, Zuficar kompak dengan Susi. Soal pelarangan cantrang salah satunya. Saat masih menjadi Kepala BRSDM, Zulficar sudah memberi penjelasan lengkap mengenai hal ini.
Menurut dia, modifikasi cantrang selama puluhan tahun membuat alat tangkap ikan jenis pukat tarik itu berubah dari ramah lingkungan menjadi merusak habitat. Cantrang bukanlah pukat harimau atau trawl. Namun metode dan operasi dan hasil tangkapannya menyerupai trawl, seperti menggunakan perahu untuk menarik jaring yang dibantu gardan.
"Kemudian banyak sekali modifikasi yang dilakukan sehingga sangat aktif. Ukuran kapal dan mesin penggerak juga semakin besar dari waktu ke waktu. Tali selambarnya pun semakin panjang sampai 1.000 meter," ujar Zulficar dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR, Selasa, 16 Januari 2018.
7. Berbeda Sikap dengan Edhy Prabowo
Sikap Zulficar sejak 2018 ini beda dengan Edhy. Dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR, Selasa, 23 Juni 2020, Edhy meragukan argumen yang menyebut alat tangkap ikan cantrang disebut merusak karang di laut. Sebab, kata Edhy, secara kasat mata bisa dilihat bahwa cantrang yang terbuat dari tali tidak dapat merusak karang yang begitu kokoh.
"Bagaimana mungkin bisa ketarik karang itu, kan tidak masuk akal kalau dia merusak," kata dia.
Edhy mengakui masih terus ada perdebatan tentang cantrang selama ini yang dituduh tidak ramah lingkungan. Bagi Edhy, ini hanya soal cara pandang saja.
Sebab, Edhy sepakat kalau penggunaan cantrang tidak boleh diadu dengan nelayan tradisional. Sehingga, zonasi dan ukuran cantrang pun tetap diatur. "Gak boleh terlalu kecil ukuran jaringnya, agar ikan kecil masih bisa hidup," kata Edhy