Genjot Produksi Udang, KKP Kembangkan Tambak Khusus Milenial

Editor

Rahma Tri

Sabtu, 11 Juli 2020 14:29 WIB

Foto udara tambak udang vaname intensif di sekitar area hutan mangrove tepi pantai Desa Kemujan, Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, Minggu, 28 Juli 2019. Komunitas lingkungan Alam Karimun (Akar) khawatir terhadap dampak alih fungsi lahan hutan bakau dan perkebunan tepi pantai menjadi lahan-lahan tambak intensif di kepulauan wisata bahari Karimun Jawa, karena air sisa limbah tambak dapat merusak ekosistem lingkungan hidup serta deforestasi berpotensi mengganggu sektor pariwisata setempat. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya menggenjot produksi udang nasional. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melibatkan generasi milenial untuk mulai mencoba mengembangkan budi daya udang melalui program millenial shrimp farming cluster.

"Selama perjalanan yang saya lakukan dalam sebulan ini, saya melihat baik di Sulawesi dan Jawa Barat serta di Jawa tengah maupun Jawa Timur untuk budidaya udang memiliki peluang dan potensi sangat besar untuk dikembangkan dan didorong untuk menjadi industri," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dalam keterangan tertulis, Sabtu, 11 Juli 2020.

Dia menuturkan, kebutuhan dunia akan udang sangat tinggi, sehingga mampu menjadi salah satu komoditas yang menjadi primadona ekspor dan sangat diandalkan untuk meraup devisa.

Terkait pembiayaan, Edhy Prabowo menambahkan, KKP menyediakan akses pemodalan melalui kredit usaha rakyat (KUR) yang memiliki bunga 6 persen dan BLU-LPMKP dengan bunga 3 persen. Di samping itu, KKP akan mendampingi kaum milenial yang akan mengembangkan tambak udang milenial untuk menerapkan prinsip ramah lingkungan dan keberlanjutannya.

Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto yang menerangkan bahwa konsep tambak milenial ini tetap memperhitungkan keberlanjutan lingkungan dan juga keberlanjutan usaha. Karena dalam satu klasternya harus memiliki unit pengolahan limbah, kolam tandon dan juga kolam sedimentasi.

Advertising
Advertising

<!--more-->

"Kelompok milenial memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi terutama dalam dunia industri 4.0. Ini potensi SDM yang akan kami tangkap agar mereka bisa diberdayakan untuk menciptakan terobosan baru dalam bisnis akuakultur, utamanya bisnis budidaya udang nasional," kata Slamet.

Dia berharap program millenial shrimp farming cluster bisa menjadi peluang untuk kaum milenial. Keterlibatan kaum pemuda, menurutnya, bisa menjamin keberlanjutan program dari generasi ke generasi. Dengan begitu, dia optimis target peningkatan produksi udang sebesar 250 persen dalam lima tahun mendatang bisa tercapai.

Sementara itu, Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo Nono Hartanto memaparkan, digitalisasi tambak udang milenial dilakukan pada sistem pengecekan kualitas air, biomass, pakan harian, serta pertumbuhan harian. Dengan begitu, pembudidaya tak perlu lagi melakukan pengecekan secara manual. Digitalisasi ini juga didukung oleh aplikasi budidaya berbasis data (smart farming).

Budi daya udang vaname dengan padat tebar 250 ekor persen m2 dan diameter kolam 20 meter diharapkan mampu menghasilkan 1,2 ton persen siklus, sehingga dengan akan dibangun kolam sebanyak 40 unit akan menghasilkan 48 ton per siklus," ujar Nono.

Berita terkait

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

1 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

2 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Menteri Trenggono : Pengelolaan Sedimentasi untuk Kesejahteraan Masyarakat

2 hari lalu

Menteri Trenggono : Pengelolaan Sedimentasi untuk Kesejahteraan Masyarakat

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan bahwa pilot project inovasi pengembangan kawasan berbasis pemanfaatan sedimen memiliki dampak signifikan untuk kemakmuran/kesejahteraan masyarakat.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

2 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

2 hari lalu

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

BTN mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 7,4 persen menjadi Rp 860 miliar pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

2 hari lalu

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

Greenpeace Indonesia mengapresiasi langkah KKP yang menangkap kapal ikan pelaku alih muatan (transhipment) di laut.

Baca Selengkapnya

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

3 hari lalu

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Keluhkan Rp 180 Triliun Hilang karena Pengobatan ke Luar Negeri, Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam

3 hari lalu

Terkini: Jokowi Keluhkan Rp 180 Triliun Hilang karena Pengobatan ke Luar Negeri, Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masyarakat berobat ke luar negeri. Es krim Magnum ditarik karena mengandung plastik

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

4 hari lalu

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa Indonesia kehilangan devisa US$ 11,5 Miliar atau Rp 180 triliun per tahun. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

KKP Galang Kolaborasi Internasional untuk Perluas Kawasan Konservasi Laut

4 hari lalu

KKP Galang Kolaborasi Internasional untuk Perluas Kawasan Konservasi Laut

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), menggalang dukungan internasional untuk mewujudkan perluasan kawasan konservasi laut seluas 97,5 juta hektare (ha) atau setera 30 persen luas laut perairan Indonesia pada tahun 2045.

Baca Selengkapnya