Genjot Produksi Udang, KKP Kembangkan Tambak Khusus Milenial
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Rahma Tri
Sabtu, 11 Juli 2020 14:29 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya menggenjot produksi udang nasional. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melibatkan generasi milenial untuk mulai mencoba mengembangkan budi daya udang melalui program millenial shrimp farming cluster.
"Selama perjalanan yang saya lakukan dalam sebulan ini, saya melihat baik di Sulawesi dan Jawa Barat serta di Jawa tengah maupun Jawa Timur untuk budidaya udang memiliki peluang dan potensi sangat besar untuk dikembangkan dan didorong untuk menjadi industri," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dalam keterangan tertulis, Sabtu, 11 Juli 2020.
Dia menuturkan, kebutuhan dunia akan udang sangat tinggi, sehingga mampu menjadi salah satu komoditas yang menjadi primadona ekspor dan sangat diandalkan untuk meraup devisa.
Terkait pembiayaan, Edhy Prabowo menambahkan, KKP menyediakan akses pemodalan melalui kredit usaha rakyat (KUR) yang memiliki bunga 6 persen dan BLU-LPMKP dengan bunga 3 persen. Di samping itu, KKP akan mendampingi kaum milenial yang akan mengembangkan tambak udang milenial untuk menerapkan prinsip ramah lingkungan dan keberlanjutannya.
Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto yang menerangkan bahwa konsep tambak milenial ini tetap memperhitungkan keberlanjutan lingkungan dan juga keberlanjutan usaha. Karena dalam satu klasternya harus memiliki unit pengolahan limbah, kolam tandon dan juga kolam sedimentasi.
<!--more-->
"Kelompok milenial memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi terutama dalam dunia industri 4.0. Ini potensi SDM yang akan kami tangkap agar mereka bisa diberdayakan untuk menciptakan terobosan baru dalam bisnis akuakultur, utamanya bisnis budidaya udang nasional," kata Slamet.
Dia berharap program millenial shrimp farming cluster bisa menjadi peluang untuk kaum milenial. Keterlibatan kaum pemuda, menurutnya, bisa menjamin keberlanjutan program dari generasi ke generasi. Dengan begitu, dia optimis target peningkatan produksi udang sebesar 250 persen dalam lima tahun mendatang bisa tercapai.
Sementara itu, Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo Nono Hartanto memaparkan, digitalisasi tambak udang milenial dilakukan pada sistem pengecekan kualitas air, biomass, pakan harian, serta pertumbuhan harian. Dengan begitu, pembudidaya tak perlu lagi melakukan pengecekan secara manual. Digitalisasi ini juga didukung oleh aplikasi budidaya berbasis data (smart farming).
“Budi daya udang vaname dengan padat tebar 250 ekor persen m2 dan diameter kolam 20 meter diharapkan mampu menghasilkan 1,2 ton persen siklus, sehingga dengan akan dibangun kolam sebanyak 40 unit akan menghasilkan 48 ton per siklus," ujar Nono.