PT KAI Berharap Kapasitas Penumpang KRL Dinaikkan jadi 60 Persen
Reporter
Bisnis.com
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Senin, 6 Juli 2020 18:42 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, berharap ada relaksasi kapasitas maksimal KRL untuk bisa ditingkatkan menjadi 60 persen untuk mengurangi kepadatan antrean penumpang di stasiun.
Sejak ditetapkan kapasitas angkut maksimal 45 persen atau 74 pelanggan per kereta pada 8 Juni, PT Kereta Commuter Indonesia telah dengan baik mengantisipasi kepadatan di stasiun dan kereta dengan berbagai pengaturan protokol kesehatan yang ketat.
"Apabila kapasitas ditingkatkan menjadi 60 persen atau sekitar 100 pelanggan per kereta, maka antrean di stasiun dapat dikurangi," ujar Direktur Utama KAI DidiekHartantyo melalui siaran pers, Senin 6 Juli 2020.
Dia menambahkan hingga hari ini, sudah mengoperasikan sebanyak 947 perjalanan KRL atau mencapai 95 persen dari 991 perjalanan yang reguler dijalankan pada masa normal sebelum pandemi Covid-19. Perseroan juga telah melakukan pengaturan kepada pengguna KRL agar mengantre dengan tertib dan teratur sebelum masuk ke peron.
Pihaknya mengakui antrean tersebut akan mengurangi kenyamanan dan menambah waktu perjalanan untuk menuju tempat kerja. Namun, hal tersebut demi mematuhi kebijakan jaga jarak baik di stasiun maupun di kereta.
"Misalnya di stasiun Bogor, headway antar kereta sudah 5 menit sekali. Namun, hal tersebut tetap belum mampu mengurangi antrean karena kapasitas yang disediakan masih dibatasi dalam setiap perjalanan," katanya.
Dia berpendapat meski ada penambahan kapasitas angkut, protokol kesehatan tetap akan KAI jalankan dengan ketat dan tegas seperti yang sudah dilakukan sejak awal pandemi Covid-19. Seperti disiplin pemakain masker, baju lengan panjang, rutin cuci tangan, tidak memegang wajah, mata, dan mulut serta tidak mengobrol selama di dalam kereta.
Saat ini dengan meningkatnya jumlah penumpang KRL dari hari ke hari dengan terbatasnya kapasitas KRL, maka kepadatan pada jam sibuk tidak dapat dihindari.