IHSG Diprediksi Terus Menguat dan Bakal Tembus 5.000 Hari Ini

Senin, 6 Juli 2020 09:12 WIB

Ilustrasi saham atau IHSG. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini diprediksi bakal memiliki peluang bergerak bervariatif cenderung menguat dan diperdagangkan di kisaran 4.945-5.011. Pada perdagangan akhir pekan lalu, IHSG ditutup menguat 7 poin atau 0,14 persen menjadi 4.973.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan pemerintah Indonesia berusaha mengembalikan kegiatan ekonomi masyarakat yang menurun drastis akibat pandemi Covid-19.

"Di tengah demand shock yang terjadi beberapa waktu terakhir, mengakibatkan terhambatnya arus kegiatan perdagangan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan dalam upaya memulihkan kembali ekonomi dalam negeri, pemerintah akan terus mengupayakan perbaikan dari sisi regulasi, tata kelola pemerintah, serta reformasi di sektor kesehatan," kata Nico dalam riset, Senin, 6 Juli 2020.

Selanjutnya, pemerintah kemungkinan akan mendorong pengeluaran ke depan agar pertumbuhan ekonomi tidak berada pada posisi negatif di akhir tahun ini, dan optimistis pertumbuhan ekonomi di tahun ini masih akan tumbuh positif di kisaran 0 persen -0,5 persen. Terlebih, kondisi ekonomi diprediksi akan membaik pada kuartal ketiga dan keempat mendatang.

Dalam laporan hariannya, Tim Riset MNC Sekuritas juga yakin IHSG akan menguji resistance berikutnya di 5.020. Akhir pekan lalu IHSG berhasil menembus level resistance terdekatnya di 4.977. Namun. pada penutupan IHSG melemah dan parkir di level 4.973.

Advertising
Advertising

Apabila indeks harga saham gabungan belum mampu ditutup menguat di atas 5.020, maka IHSG masih rawan terkoreksi. MNC Sekuritas mematok 4.862 sebagai level support IHSG. Sehingga, apabila IHSG menembus area tersebut, maka IHSG akan menguji support 4.712. “Tingkat support IHSG hari ini berada di 4.862 dan 4.712, serta level resistance di 5.020 dan 5.140," demikian kutipan laporan tersebut, Senin, 6 Juli 2020.

Sementara itu, mantan kepala Food & Drug Administration's (FDA) Dr. Scott Gottlieb mengatakan bahwa kemungkinan terburuk wabah Covid-19 akan berakhir pada bulan Januari tahun depan. Pasalnya saat itu baru diperkirakan bakal ada vaksin atau terciptanya kekebalan terhadap virus tersebut.

Beberapa perusahaan besar tengah bersiap untuk mulai melakukan investasi untuk meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan apabila ternyata vaksin tersebut telah terbukti aman dan efektif pada manusia.

Amerika, Brasil, dan India terus mengalami lonjakan kasus baru, dan hal ini yang membuat sekuritas khawatir bahwa hal tersebut mampu menekan pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung saat ini.

BISNIS

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

9 jam lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

2 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

6 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

6 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

6 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

6 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

7 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

7 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

9 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

9 hari lalu

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

IHSG ditutup melemah seiring pelaku pasar masih bersikap 'wait and see' terhadap hasil sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya