Ekspor Melemah, Aneka Tambang Perkuat Pasar Domestik

Reporter

Bisnis.com

Senin, 29 Juni 2020 13:52 WIB

PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) meluncurkan desain kemasan emas baru, Senin, 30 Juli 2018. BISNIS.COM.

TEMPO.CO, Jakarta - Emiten pertambangan logam, PT Aneka Tambang Tbk., akan memperkuat pangsa pasar domestik di tengah pandemi Covid-19 yang melemahkan perdagangan ekspor internasional.

Sekretaris Perusahaan Aneka Tambang Kunto Hendrapawoko mengatakan sepanjang tahun ini perseroan akan fokus mempertahankan kinerja dan keuangan yang positif dengan mengedepankan strategi penjualan dengan memperkuat basis pelanggan di pasar domestik.

“Terutama untuk komoditas emas, seiring dengan pertumbuhan tingkat permintaan emas di dalam negeri,” ujar Kunto seperti dikutip dari keterangan resmi, Senin, 29 Juni 2020.

B
erdasarkan laporan keuangan perseroan, penjualan dari segmen lokal pihak ketiga yang masing-masing di bawah 10 persen dari total penjualan sebesar Rp 3,74 triliun. Realisasi itu naik 71,17 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,18 triliun.

Kendati demikian, penjualan lokal dengan pihak berelasi pada kuartal I 2020 anjlok menjadi hanya sebesar Rp 83,23 miliar dibandingkan dengan kuartal I 2019 sebesar Rp 256 miliar. Selain itu, penjualan ekspor turun 63 persen dari sebelumnya sebesar Rp 3,7 triliun pada kuartal I 2019 menjadi hanya sebesar Rp 1,37 triliun.

Pada kuartal I 2020, emiten berkode saham ANTM itu membukukan penurunan penjualan menjadi sebesar Rp 5,2 triliun, lebih rendah 16,35 persen dibandingkan dengan kuartal I 2019 sebesar Rp 6,21 triliun.

A
dapun, ANTM akan terus berupaya untuk meningkatkan capaian produksi dan penjualan komoditas utama pada kuartal II 2020 seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian global dan tumbuhnya permintaan komoditas tambang.

Kemudian, ditetapkannya harga patokan penjualan mineral logam di dalam negeri oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral akan memberikan tingkat harga jual mineral dalam negeri yang kompetitif. Hal itu pun diyakini akan memberikan peluang bagi perseroan untuk meningkatkan jangkauan pemasaran bijih nikel di dalam negeri.

Emiten tambang pelat merah itu juga akan meningkatkan daya saing usaha dengan menurunkan biaya tunai melalui inovasi operasional. Hingga Mei 2020, perseroan menekan tingkat biaya tunai menjadi sebesar US $3,35 per pon nikel sehingga mempertahankan posisi perseroan sebagai kelompok produsen feronikel global dengan biaya rendah.

Di sisi lain, proyek pembangunan pabrik feronikel haltim (P3FH) dengan kapasitas produksi sebesar 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi) hingga saat ini masih dalam tahap penyelesaian konstruksi.

Selain itu, proyek joint venture dengan PT Inalum, yaitu Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) dengan kapasitas pengolahan sebesar satu juta ton SGA per tahun masih dalam tahap pembangunan kantor dan camp pekerja.

BISNIS

Berita terkait

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

4 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

5 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

5 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

10 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

13 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

14 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

14 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

14 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

14 hari lalu

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

Atase Perdagangan Kairo, M Syahran Bhakti berharap eksportir kopi Indonesia dapat memenuhi permintaan dari Mesir pada 2024 ini di atas Rp 1,5 triliun.

Baca Selengkapnya