Sri Mulyani, Anggaran Stimulus Covid-19, dan Trauma Kasus Century

Reporter

Bisnis.com

Minggu, 28 Juni 2020 05:55 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat bersama tim pansus angket Bank Century di DPR, Jakarta (13/1). Sri Mulyani dimintai keterangan mengenai penanganan Bank Century. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati angkat bicara terkait situasi akibat virus corona Covid-19 dan krisis keuangan yang terjadi pada 2008, khususnya terkait kebijakan bailout Bank Century.

Belajar dari pengalaman krisis sebelumnya, dia meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dapat mengawasi setiap kejadian terkait pengambilan keputusan pemerintah atas anggaran stimulus Covid-19. Pasalnya, situasi kedaruratan atau sense of emergency berbeda jika dilihat saat ini dan satu tahun ke depan.

"Saya dulu pernah menjadi Menteri Keuangan dan kejadian, mungkin banyak yang akan mengatakan tapi enggak mau menyebutkan Century," katanya dalam acara webinar Business Talk Series yang dikelar Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor (SB-IPB), Sabtu, 27 Juni 2020.

Dia mengatakan tradisi untuk merekam semua rapat dan pengambilan keputusan sudah dibangun di Kementerian Keuangan sejak 15 tahun silam, saat dia menjabat sebagai Menkeu periode 2005-2010, hingga saat ini.

Dia merasa terbantu karena kini hampir semua rapat dilakukan melalui video conference. Dengan demikian, auditor BPK bisa menonton keseluruhan rapat dengan jelas sebagai bukti audit.

"Para auditor tahu, istilahnya dalam kriminal, apakah niat awal itu sudah jahat. Ini kegunaan teknologi ya me-record," jelasnya.

Kesulitan pemerintah selama ini, lanjutnya, ada hal yang sifatnya rahasia dan dilindungi undang-undang, seperti data wajib pajak, data nasabah perbankan, dan data pribadi lainnya.

Dengan demikian, Sri Mulyani mengatakan pemerintah tidak bisa asal membuka data-data tersebut ke publik. Dari sisi tersebut, dia menegaskan desain kebijakan pemerintah tidak punya niat buruk dan tujuan bagaimana mengatasi masalah.

Dia menuturkan situasi yang terjadi di Indonesia saat ini, ketika seseorang atau organisasi membuat kebijakan, maka pihak lain akan melihat dalam kaca mata yang netral atau mencurigai.

"Sekarang, masyarakat menilai orang yang membuat keputusan niatnya enggak baik. Kecuali, terbukti dia niat baik," ungkapnya.

Sri Mulyani menilai pandangan tersebut menjadi beban bagi pembuat kebijakan. Karena itu, pemerintah perlu untuk merekam semua kegiatan dan pembicaraan terkait pengambilan keputusan.

Dalam rekaman tersebut, lanjutnya, auditor BPK dapat melihat aktor-aktor yang berbicara dalam satu waktu. Menurutnya, semua rekaman rapat tersimpan rapi dalam arsip Kemenkeu sejak 15 tahun lalu.

"Tentang Bank Century dulu, semua rekaman kami ada sehingga sampai hari ini kalau mau dilihat-lihat ya monggo saja. Kenapa keputusan dibuat apa," kata Sri Mulyani.

Dia juga menjawab pernyataan Wakil Ketua BPK Agus Joko Pramono soal tudingan bahwa data yang menjadi dasar keputusan bailout Bank Century merupakan data yang bergerak. Pasalnya, keputusan yang diambil hari ini pasti berbasis data bulan sebelumnya.

"Ternyata satu bulan kemudian data berubah banyak. Nah ini, kecuali data pada bulan tertentu ada yang disembunyikan. Nah, itu menjadi kriminal," katanya.

Dalam kesempatan sama, Agus Joko Pramono mengatakan transparansi fiskal dan prinsip anterioritas wajib diterapkan saat situasi krisis Covid-19 sekarang ini.

Dia menuturkan dilema yang terjadi saat krisis keuangan 2008 dan kasus Century, yaitu pemerintah mengambil keputusan berdasarkan data terbaru (current data), tetapi tidak ada pihak yang mau bertanggung jawab terhadap data tersebut.

Menurutnya, kasus Bank Century membuat pemerintah menjadi trauma untuk mengambil kebijakan dalam situasi krisis.

"Saya harap yang trauma bukan Bu Menteri. Pihak yang menyampaikan ke Bu Menteri [Menkeu] untuk ambil keputusan tidak serta-merta bertanggung jawab terhadap data yang signifikan," ujar Agus.

BISNIS

Berita terkait

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

9 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

14 jam lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

17 jam lalu

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut Indonesia sedang memfinalisasi paket pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap batu bara atau PLTU

Baca Selengkapnya

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

18 jam lalu

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

Gilbert Simanjuntak, mengatakan nama Sri Mulyani masuk bursa bacagub bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan mantan Panglima TNI Andika Perkasa.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

1 hari lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

2 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

3 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

3 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

3 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

5 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya