Bos PLN Jelaskan Pemicu Perusahaan Rugi Rp 38,78 Triliun

Kamis, 25 Juni 2020 11:19 WIB

Zulkifli Zaini memulai kariernya sebagai Civil & Structural Engineer pada Wiratman and Associate tahun 1980. Setelah itu, Zulkifli merintis kariernya di bidang perbankan sebagai Account Officer di Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) pada tahun 1988. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN Zulkifli Zaini menjelaskan asal-muasal kerugian perseroan yang ditanggung selama triwulan I 2020 sebesar Rp 38,78 triliun. Zulkifli mengatakan kerugian itu bersumber dari perbedaan nilai tukar rupiah terhadap dolar.

“Kerugian triwulan I merupakan kerugian yang sifatnya rugi kurs akibat adanya perbedaan kurs dolar pada 31 Desember 2019 dengan 21 Maret 2020 saat laporan keuangan disampaikan,” ujar Zulkifli saat rapat dengar pemerintah DPR dengan PLN, Kamis, 25 Juni 2020.

Zulkifli menjelaskan, berdasarkan praktik korporasi, harga kurs sebagai basis perhitungan ditetapkan sesuai dengan harga dolar saat laporan keuangan dibuat. Meski mengalami kerugian, ia menekankan perusahaan terus menjaga likuiditas keuangan secara bijaksana dan konservatif.

Saat ini, Zulkifli menyatakan PLN telah bekerja sama dengan himpunan bank milik negara (Himbara) yang memberikan dukungan kepada perusahaan sebesar Rp 28 triliun. Di samping itu, PLN telah mencadangkan money market line sebesar Rp 7 triliun yang rencananya akan diperbesar menjadi Rp 15-20 triliun.

“PLN pun mengusahakan pinjaman internasional dengan bunga sangat rendah dari pasar global untuk menstabilkan keuangan perusahaan dalam jangka panjang untuk keberlangsungan bisnis,” tutur Zulkifli.

Advertising
Advertising

Laporan keuangan PLN pada kuartal pertama 2020 memperlihatkan kerugian pada periode tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 38,87 triliun. Realisasi itu berbalik dari keuntungan Rp 4,14 triliun per 31 Maret 2019.

Dari laporan itu terlihat PLN mengantongi pendapatan penjualan tenaga listrik Rp 70,24 triliun. Angka ini naik 5,08 persen secara tahunan pada kuartal I tahun 2020. PLN juga memperoleh pendapatan dari penyambungan pelanggan sebesar Rp 1,83 triliun per 31 Maret 2020. Nilai tersebut naik 13,87 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Selain itu, PLN memiliki tambahan pendapatan usaha lain-lain senilai Rp 622,61 miliar di periode waktu yang sama. Dengan demikian, total pendapatan perseroan mencapai Rp 72,7 triliun atau tumbuh 5,48 persen secara year on year (yoy).

Dari sisi beban usaha, perusahaan setrum milik negara itu mengeluarkan beban bahan bakar dan pelumas Rp 30,72 triliun pada kuartal I/2020 atau turun 6,78 persen secara tahunan. Beban pembelian tenaga listrik naik 29,47 persen yoy menjadi Rp 25,83 triliun.

Kemudian, beban sewa tercatat naik 7,06 persen secara tahunan menjadi Rp 1 triliun. Kondisi itu serupa dengan beban pemeliharaan yang naik 3,23 persen secara tahunan menjadi Rp 4,35 triliun.Sementara beban kepegawaian turun dari Rp 5,61 triliun pada kuartal I/2019 menjadi Rp 5,6 triliun. Penyusutan aset tetap sebesar Rp 8,8 triliun, penyusutan aset hak guna Rp 698,68 miliar, dan beban lain-lain Rp1,77 triliun kuartal I/2020.

Jadi, total beban usaha PLN pada kuartal I tahun 2020 ini mencapai Rp 78,79 triliun. Posisi itu naik 7 persen dari Rp 73,63 triliun periode yang sama tahun lalu.

Dengan begitu, secara total terlihat beban usaha naik lebih tinggi dari pendapatan usaha PLN. Perseroan membukukan rugi usaha sebelum subsidi Rp 6,09 triliun pada kuartal I/2020 atau naik 29,13 persen dari Rp 4,71 triliun per 31 Maret 2019.

BISNIS

Berita terkait

Gubernur BI: Kami Upayakan Nilai Tukar Rupiah Turun di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

1 jam lalu

Gubernur BI: Kami Upayakan Nilai Tukar Rupiah Turun di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

BI optimistis rupiah akan terus menguat sesuai fundamental.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

16 jam lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa melemah 20 poin.

Baca Selengkapnya

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

1 hari lalu

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) dalam komitmennya mendukung pengarusutamaan gender.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

2 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Pekerja Perempuan 24 Persen, PLN Klaim Dukung Kesetaraan Gender

4 hari lalu

Pekerja Perempuan 24 Persen, PLN Klaim Dukung Kesetaraan Gender

PLN mengaku berkomitmen menerapkan perlindungan, pencegahan, dan penanganan pelecehan seksual bagi pekerja perempuan di lingkungan perusahaan.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

4 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

5 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya