Sri Mulyani Akan Desain Ulang Sistem Penganggaran Pemerintah
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Selasa, 23 Juni 2020 14:33 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bakal mendesain ulang sistem penganggaran dalam membuat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2021.
"Tujuan kami me-redesain sistem pengamggaran adalah bagaimana bisa mengakselerasi apa yang sudah diinisiasi selama ini yaitu membangun money follow program," ujar dia dalam rapat bersama Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa, 23 Juni 2020.
Dengan demikian, ia mengatakan anggaran yang disiapkan pun mengikuti program yang jelas kegiatan, output, dan outcome-nya. Menurut dia, salah satu hasil evaluasi yang dilakukan kementeriannya dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas, program belanja pemerintah pusat dan daerah sering tidak sinkron, sehingga penganggaran menjadi kurang efisien.
Contohnya pada program Dana Alokasi Khusus Fisik mengenai pembangunan jalan. Ia mengatakan prioritas antara jalan nasional, provinsi, kabupaten, dan kota harus disinkronisasi. "Tentu manfaatnya lebih baik daripada dialokasikan dan direncanakan secara tidak terkoordinasi," ujar dia.
Di samping itu, Sri Mulyani mengatakan selama ini program yang digunakan dalam dokumen perencanaan dan penganggaran kerap berbeda. Sehingga, ketika akan melakukan konsolidasi untuk program, pemerintah kerap harus melakukan sinkronisasi lagi dari dokumen anggaran di Bappenas dan perencanaan di kementerian dan lembaga masing-masing dengan daftar isian pelaksanaan anggaran atau DIPA-nya.
Evaluasi lainnya, kata Sri Mulyani, rumusan nomenklatur program, output, dan outcome dari sebuah program selama ini kerap hanya disebutkan secara normatif dan tidak terukur. "Sehingga sulit untuk menghubungkan output dan outcome dengan penganggarannya," ujarnya.
Selain itu, Sri Mulyani berujar informasi kinerja pembangunan yang tertuang dalam dokumen perencanaan anggaran selama ini relatif sulit dipahami publik. Misalnya, isinya terlalu normatif, atau terlalu banyak deskripsi, sehingga menimbulkan kesulitan untuk memastikan akuntabilitas dan mengukur efisiensinya.
Karena itu, ia berharap dengan adanya redesain sistem penganggaran, rencana untuk membangun efisiensi belanja melalui money follow program, sistem penganggaran berbasis kinerja, hingga penerapan value for money dari perencanaan hingga penganggaran bisa dilakukan.
CAESAR AKBAR