Revisi Lagi, Moody's Prediksi Ekonomi RI Minus 0,8 Persen di 2020

Selasa, 23 Juni 2020 14:22 WIB

Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) dan Menteri Perdangangan Agus Suparmanto dalam pembukaan Rapat Kerja Kementerian Perdagangan Tahun 2020 di Istana Negara, Jakarta, Rabu 4 Maret 2020. Rapat kerja itu mengangkat tema Akselerasi Peningkatan Ekspor dan Penguatan Pasar Dalam Negeri Menuju Indonesia Maju. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Moody’s Investors Service merevisi turun proyeksi Produk Domestik Bruto (PDB) sejumlah negara kelompok 20 (G20), termasuk Indonesia.

Madhavi Bokil, VP Senior Credit Officer Moody’s Investors Service, menyebutkan dalam laporannya bahwa pemulihan ekonomi global setelah babak belur akibat pandemi Covid-19 akan memakan waktu yang lama. Adapun, periode kuartal II/2020 akan menjadi kuartal terburuk sepanjang sejarah sejak Perang Dunia II.

“Kami memperkirakan pemulihan ekonomi bertahap dimulai pada paruh kedua tahun ini, tetapi hasilnya akan tergantung dengan kemampuan pemerintah yang membuka kembali perekonomian sembari menjaga kesehatan publik,” tulis Bokil, seperti dikutip pada Selasa 23 Juni 2020.

Dalam laporan terbaru Moody’s tertanggal 22 Juni 2020 tersebut, pandemi Covid-19 telah menekan perekonomian dunia selama periode berjalan Januari - Juni 2020.

Dengan demikian, proyeksi PDB untuk negara-negara anggota G20 seperti Jerman, Prancis, Italia, Inggris, Kanada, Brasil, India, Indonesia, Arab Saudi, dan Argentina diturunkan.

Advertising
Advertising

Untuk Indonesia, Moody’s memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini bakal melambat hingga -0,8 persen. Pada awal tahun ini, Moody’s sempat menyebutkan PDB Indonesia akan terkontraksi ke bawah 5 persen.

Namun demikian, PDB Indonesia pada 2021 diperkirakan bisa bangkit menjadi 6,1 persen atau lebih baik dibandingkan pertumbuhan pada 2019 yang sebesar 5 persen.

Selanjutnya, ekonomi kelompok 20 secara keseluruhan diperkirakan terkontraksi sebesar 4,6 persen pada 2020 dan selanjutnya bisa membaik sebesar 5,2 persen pada 2021.

“Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi maju di G20 terkontraksi 6,4 persen pada 2020 sebelum tumbuh menjadi 4,8 persen pada 2021. Negara berkembang di G20 diperkirakan terkontraksi 1,6 persen pada 2020 dan tumbuh 5,9 persen pada 2021,” tulis Bokil.

Bokil melanjutkan bahwa dukungan kebijakan dari sejumlah negara akan memberikan efek yang tidak merata. Pasalnya, efektivitas kebijakan yang diberikan setiap negara akan berbeda tak hanya dari sisi besaran stimulus tetapi juga implementasi dan likuiditasnya.

Adapun, dukungan pemerintah yang telah diberikan untuk menahan tekanan ekonomi akibat Covid-19 beragam, mulai dari relaksasi untuk pengusaha hingga suntikan ekuitas dan jaminan kredit. Seluruhnya, kata Bokil, diharapkan bisa mengurangi ketidakpastian dalam dunia bisnis.

Di sisi lain, tensi perang dagang antara AS-Cina yang masih berlarut-larut disebut Bokil membuat ketidakpastian di kedua negara ekonomi terbesar di dunia tersebut semakin tinggi. Negara-negara di Asia pun akan terkena getahnya karena baru-baru ini Cina juga bermasalah dengan negara-negara tetangga seperti India dan kasus Laut Cina Selatan.

“Dalam pandangan kami, memburuknya hubungan AS-Cina akan membuat suasana ekonomi dan geopolitik menjadi kian tidak pasti, baik untuk AS dan Cina maupun negara lainnya,” tulis Bokil.

Berita terkait

Prabowo Sesumbar Sejahterakan Indonesia dalam 4 Tahun, Ini Catatan Janjinya Saat Kampanye Pilpres 2024

7 hari lalu

Prabowo Sesumbar Sejahterakan Indonesia dalam 4 Tahun, Ini Catatan Janjinya Saat Kampanye Pilpres 2024

Prabowo mengatakan dirinya hanya butuh 3-4 tahun untuk menyejahterakan Indonesia. Ini janji Prabowo-Gibran saat kampanye pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

11 hari lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

12 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

19 hari lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

24 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

25 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

27 hari lalu

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, investasi untuk mewujudkan transisi energi sangatlah besar.

Baca Selengkapnya

Mengenal Moody's yang Memberi Indonesia Peringkat Kredit Baa2 dan Membuat Pemerintah Lega

30 hari lalu

Mengenal Moody's yang Memberi Indonesia Peringkat Kredit Baa2 dan Membuat Pemerintah Lega

Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan Soverign Credit Rating (SCR) atau peringkat kredit Indonesia di Baa2

Baca Selengkapnya

Pertumbuhan PDB Diprediksi Meningkat Menjadi 5,7 Persen Tahun Ini

51 hari lalu

Pertumbuhan PDB Diprediksi Meningkat Menjadi 5,7 Persen Tahun Ini

Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia diprediksi bakal naik menjadi 5,7 persen tahun ini.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Rasio Pajak di Era Reformasi Kalah dari Zaman Orde Baru, Benarkah?

57 hari lalu

Prabowo Sebut Rasio Pajak di Era Reformasi Kalah dari Zaman Orde Baru, Benarkah?

Prabowo Subianto, kembali menyinggung soal rendahnya rasio penerimaan pajak (tax rasio) terhadap PDB yang lebih rendah dari zaman Orde Baru.

Baca Selengkapnya