Per Mei, BCA Terima Pengajuan Restrukturisasi Kredit Rp 92,1 T

Kamis, 18 Juni 2020 21:28 WIB

Logo Bank BCA. wikipedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Kredit dan Legal PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA Subur Tan menyebutkan pengajuan restrukturisasi kredit terbesar berasal dari segmen konsumer yang jumlahnya mencapai 90.932 debitur.

Hingga Mei 2020, kata Subur, sebanyak 92.771 debitur mengajukan restrukturisasi ke BCA dengan nilai baki debet Rp 92.113 miliar atau Rp 92,1 triliun. Angka itu setara dengan 15,46 persen dari total baki debet.

Subur menjelaskan, dDari jumlah tersebut, pengajuan restrukturisasi terbesar berasal dari segmen konsumer yakni sebanyak 90.932 debitur dengan nilai baki debet Rp 25.698 miliar. Posisi kedua yakni segmen kecil sebanyak 1.305 debitur dengan nilai baki debet Rp 2.468 miliar.

Posisi ketiga, segmen menegah dengan jumlah 395 debitur dengan nilai baki debet Rp 16.446 miliar. Terakhir, jumlahnya paling kecil yakni segmen korporasi sebanyak 139 debitur dengan nilai baki debet Rp 47.483 miliar. BCA pun memproyeksi hingga akhir tahun pengajuan restrukturisasi akan sebesar 20 persen-25 persen dari total baki debet.

"Meskipun kami sudah mencapai 70 persen-80 persen permohonan debitur yang mengajukan restrukturisasi, dan baru selesaikan 60 persen sampai 70 persen, sisanya masih akan berproses. Satu hal yang kita ingat bersama ini belum selesai," kata Subur, Kamis, 18 Juni 2020.

Advertising
Advertising

Saat ini, menurut Subur, BCA dibantu oleh anak usaha yakni BCA Finance dan BCA Multi Finance, dalam pengelolaan restrukturisasi segmen consumer yang jumlahnya paling besar. Terlebih, pembiayaan yang diberikan pada segmen konsumer yakni kredit kendaraan bermotor (KKB) dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) merupakan join financing dengan kedua anak usaha tersebut.

Selain itu, kedua anak usaha tersebut juga dinilai terbiasa dengan jumlah debitur besar sehingga proses restrukturisasi dapat dilakukan dengan cepat. "Kita kerja cepat dan selesaikan dengan waktu cepat karena permohonan restrukturisasi datangnya seperti air bah," kata Subur.

BISNIS

Berita terkait

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

15 jam lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

21 jam lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

2 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

2 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

2 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

3 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

5 hari lalu

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

BTN mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 7,4 persen menjadi Rp 860 miliar pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

6 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya