ABK WNI yang Disiksa di Kapal Cina Lebih dari Dua Orang

Selasa, 9 Juni 2020 10:37 WIB

Petugas kesehatan menyemprotkan cairan disinfektan ke atas permukaan barang bawaan milik Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi Anak Buah Kapal (ABK) Kapal Pesiar MV Westerdam setibanya di Pelabuhan JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa 2 Juni 2020. Sebanyak 679 orang WNI ABK MV Westerdam tersebut akan menjalani serangkaian tes kesehatan sesuai protokol pencegahan COVID-19 seperti tes swab (PCR) sebelum menjalani isolasi mandiri di hotel. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

TEMPO.CO, Jakarta - Dua orang anak buah kapal (ABK) Indonesia asal Nusa Tenggara Barat (NTB) Andri Juniansyah dan asal Pematang Siantar, Sumatera Utara, Reynalfi menjadi korban penyiksaan di kapal ikan Cina, LU QIAN YUA YU 901. Dari pengakuan korban, ternyata bukan mereka berdua saya orang Indonesia yang ada di bekerja di kapal tersebut.

"Masih ada ABK WNI lainnya di kapal tersebut," demikian laporan yang disampaikan oleh UPT Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Tanjungpinang, Kepulauan Riau yang diterima Tempo di Jakarta, Senin, 8 Juni 2020.

Tapi belum ada rincian berapa banyak ABK Indonesia yang masih berada di atas kepal tersebut. Hanya saja, BP2MI telah berkoordinasi dengan Polsek Tebung Karimun. Sementara Kementerian Kelautan dan Perikanan juga melaporkan bahwa Polda Kepulauan Riau sudah menangani kasus ini.

Sebelumnya, penyiksaan terhadap kedua ABK WNI ini dilaporkan terbaru dari Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia dan Fisher Center Bitung. Lima bulan bekerja sejak 24 Januari 2020, keduanya disebut tidak pernah menerima gaji. Bahkan, mereka justru mengalami kekerasan fisik dan intimidasi di atas kapal.

Puncaknya pada Jumat, 5 Juni 2020. Andri dan Reynalfi melompat ke laut saat kapal melintasi Selat Malaka, di antara Provinsi Riau dan Malaysia. Setelah 7 jam mengapung, mereka pun akhirnya ditemukan dan mendapat pertolongan dari nelayan Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau.

Advertising
Advertising

Dalam laporannya, UPT BP2MI Tanjungpinang juga menyebut kedua ABK ini mengalami kekerasan, kurang istirahat, gaji tak dibayar, dan handphone pun disita. Kini, kedua ABK sudah berada di bawah perlindungan BP2MI dan siap untuk dipulangkan ke NTB.

Sementara itu bagi Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia, kasus ini bukanlah yang pertama. Mereka mencatat sudah 31 ABK yang menjadi korban dalam delapan bulan terakhir, November 2019 sampai Juni 2020. 21 di antara mereka selamat, 7 meninggal dunia, dan 3 hilang.

Berita terkait

SAR Timika Hentikan Pencarian ABK KM Papua Jaya 2 yang Diduga Jatuh ke Laut, Empat Hari Tidak Ditemukan

3 hari lalu

SAR Timika Hentikan Pencarian ABK KM Papua Jaya 2 yang Diduga Jatuh ke Laut, Empat Hari Tidak Ditemukan

Penyisiran untuk mencari ABK KM Papua Jaya 2 itu dilakukan sesuai Sarmap Prediction Basarnas Command Center (BBC), namun hasilnya nihil.

Baca Selengkapnya

Dari Transhipment Kapal Ikan Asal Juwana Terungkap TPPO dan Cerita Pelarian di Tengah Laut

13 hari lalu

Dari Transhipment Kapal Ikan Asal Juwana Terungkap TPPO dan Cerita Pelarian di Tengah Laut

ABK yang lari dari kapal ikan asing loncat ke laut dan berenang sejauh 12 mil. Satu tak selamat.

Baca Selengkapnya

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

13 hari lalu

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.

Baca Selengkapnya

KKP Buru Kapal Cina Ilegal yang Melakukan Penangkapan Ikan di Perairan Indonesia

14 hari lalu

KKP Buru Kapal Cina Ilegal yang Melakukan Penangkapan Ikan di Perairan Indonesia

KKP menduga kapal Cina ilegal itu masih berada di perairan sekitar Laut Aru.

Baca Selengkapnya

Satu ABK WNI Kapal Keoyoung Sun yang Selamat Tiba di Indonesia

27 hari lalu

Satu ABK WNI Kapal Keoyoung Sun yang Selamat Tiba di Indonesia

Seorang ABK WNI yang selamat dari tragedi tenggelamnya kapal Keoyoung Sun di perairan Jepang tiba di Indonesia.

Baca Selengkapnya

3 Jenazah ABK WNI dari Kapal 2 Haesinho Korea Selatan Dipulangkan, 4 Lainnya Hilang

34 hari lalu

3 Jenazah ABK WNI dari Kapal 2 Haesinho Korea Selatan Dipulangkan, 4 Lainnya Hilang

Kapal 2 Haesinho membawa 9 ABK, yang 7 diantaranya ABK WNI. Hanya tiga jenazah ABK WNI yang bisa ditemukan.

Baca Selengkapnya

6 Jenazah ABK WNI dari Kapal Keoyoung Sun yang Tenggelam Segera Dipulangkan

34 hari lalu

6 Jenazah ABK WNI dari Kapal Keoyoung Sun yang Tenggelam Segera Dipulangkan

Keenam jenazah ABK WNI itu, setibanya di Tokyo akan dilakukan pemulasaraan jenazah oleh KBRI Tokyo dan penerbitan dokumen administrasi untuk jenazah.

Baca Selengkapnya

Lagi, Kapal Berbendera Korea Selatan yang Bawa ABK WNI Tenggelam

42 hari lalu

Lagi, Kapal Berbendera Korea Selatan yang Bawa ABK WNI Tenggelam

KJRI Osaka telah mendapat informasi tenggelamnya kapal berbendera Korea Selatan yang membawa ABK WNI

Baca Selengkapnya

Kapal Nelayan Hilang Kontak di Samudra Hindia, Basarnas Ungkap Kronologinya

43 hari lalu

Kapal Nelayan Hilang Kontak di Samudra Hindia, Basarnas Ungkap Kronologinya

Kapal nelayan Kilat Maju Jaya-7 yang hilang kontak di Samudra Hindia selatan Pulau Jawa hingga saat ini belum diketahui keberadaannya.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Donald Trump Optimis Bisa Menangkan Pemilu Presiden

45 hari lalu

Top 3 Dunia; Donald Trump Optimis Bisa Menangkan Pemilu Presiden

Top 3 dunia, Donald Trump yang sangat percaya diri bisa memenangkan pemilu presiden Amerika Serikat sampai menyampaikan kalimat sesumbar.

Baca Selengkapnya