Kenormalan Baru, Gapmmi: Bisa Memulihkan Aktivitas Perekonomian

Reporter

Eko Wahyudi

Sabtu, 6 Juni 2020 15:19 WIB

Memasuki adaptasi baru, pegawai mulai menata sepatu-sepatu olahraga di Trans Studio Mall, Bandung, 5 Juni 2020. Pemerintah mulai melakukan sosialisasi pemberlakukan protokol kesehatan di pusat-pusat perbelanjaan yang akan segera dibuka untuk menggerakan roda perekonomian di tengah pandemi covid-19. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Adhi S. Lukman menyambut positif mulai diterapkan masa new normal atau kenormalan baru. Pasalnya, aktivitas perdagangan akan kembali pulih secara bertahap dengan beberapa penyesuaian.

"Yang kami khawatirkan sekarang ini adalah kami tidak bisa berlama-lama berhenti, kegiatan ekonomi kami, ini yang sangat berbahaya bagi Indonesia khususnya. Memang kita harus realistis, tidak bisa kegiatan ekonomi berhenti terlalu lama," kata dia saat diskusi virtual, Sabtu 6 Juni 2020.

Menurutnya, jika kegiatan ekonomi masih berhenti, hal itu hanya akan membuat ekonomi Indonesia makin tertekan. Gapmmi pun telah berdiskusi dengan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Indonesia, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) hingga pemerintah untuk menyusun strategi dalam membangkitkan ekonomi nasional.

Pandemi Covid-19, kata Adhi, telah membuat banyak pekerja dirumahkan bahkan hingga terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Apalagi, sektor informal yang mengandalkan penghasilan per hari, merupakan salah satu yang terkena dampak paling besar PSBB.

Jika aktivitas perekonomian tidak berjalan, kata dia, akan menambah masyarakat miskin baru dan juga pengangguran.

"Oleh sebab itu, kami tentunya mendukung bahwa pembukaan secara bertahap ini untuk lebih menggulirkan ekonomi kita, ekosistem ekonomi kita harus jalan ya," ucapnya.

Namun, di sisi lain, masyarakat pun harus sadar untuk menjalankan protokol kesehatan dengan tepat. "Ya jangan sampai pembukaan ini malah dijadikan hura-hura, kemudian tidak terkontrol, ini (new normal) akan menjadikan second wave terjadi," tutupnya.

Berita terkait

Kenaikan Harga Gula Dunia Diyakini Tak Ganggu Industri Makanan dan Minuman, Kenapa?

28 Desember 2023

Kenaikan Harga Gula Dunia Diyakini Tak Ganggu Industri Makanan dan Minuman, Kenapa?

Kemenperin memastikan, kenaikan harga gula dunia tidak memengaruhi industri makanan dan minuman di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ancaman Resesi 2023, Harga Makanan dan Minuman Bakal Naik Hingga 7 Persen

20 Oktober 2022

Ancaman Resesi 2023, Harga Makanan dan Minuman Bakal Naik Hingga 7 Persen

Gapmmi memprediksi harga di industri makanan dan minuman tahun depan akan naik 7 persen. Kenaikan harga itu tak lepas dari imbas resesi global.

Baca Selengkapnya

Hadir Kembali Offline, 300 Produsen Makanan dan Minuman Ramaikan di Fi Asia JIExpo

8 September 2022

Hadir Kembali Offline, 300 Produsen Makanan dan Minuman Ramaikan di Fi Asia JIExpo

Food Ingredients Asia bertujuan untuk mendorong pertumbuhan serta mengikuti tren pasar secara berkelanjutan di industri makanan dan minuman.

Baca Selengkapnya

Efek Invasi Rusia, Pengusaha Makanan RI Cari Pemasok Gandum Baru selain Ukraina

2 Maret 2022

Efek Invasi Rusia, Pengusaha Makanan RI Cari Pemasok Gandum Baru selain Ukraina

Pengusaha makanan dan minuman bersiap mencari pemasok gandum baru menyusul konflik Rusia-Ukraina.

Baca Selengkapnya

Di Tengah Pandemi, Pengusaha Yakin Sektor Makanan dan Minuman Tumbuh 7 Persen

13 Juli 2021

Di Tengah Pandemi, Pengusaha Yakin Sektor Makanan dan Minuman Tumbuh 7 Persen

Adhi S. Lukman meyakini industri makanan dan minuman tetap tumbuh di tengah pandemi Covid-19 meski menghadapi tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Gapmmi: RI Harusnya Jadi Eksportir Produk Halal Terbesar Dunia

6 Juni 2021

Gapmmi: RI Harusnya Jadi Eksportir Produk Halal Terbesar Dunia

Indonesia berada di posisi keempat sebagai negara eksportir produk halal di dunia.

Baca Selengkapnya

Pengusaha: 2020, Pertumbuhan Sektor Makanan dan Minuman Hanya 1-2 Persen

3 Januari 2021

Pengusaha: 2020, Pertumbuhan Sektor Makanan dan Minuman Hanya 1-2 Persen

Ketua Umum Gapmmi Adhi S Lukman menyatakan pertumbuhan produk domestik bruto sektor makanan dan minuman pada 2020 hanya 1-2 persen.

Baca Selengkapnya

Stok Gula Rafinasi Menipis, Pemerintah Diminta Terbitkan Persetujuan Impor

11 Desember 2020

Stok Gula Rafinasi Menipis, Pemerintah Diminta Terbitkan Persetujuan Impor

Pengusaha makanan berharap pemerintah segera membahas stok gula rafinasi untuk kebutuhan bahan baku yang kian menipis.

Baca Selengkapnya

Gapmmi Sebut Pemerintah Harus Waspada Keamanan Stok Pangan di Tahun Depan

14 November 2020

Gapmmi Sebut Pemerintah Harus Waspada Keamanan Stok Pangan di Tahun Depan

Pelaku usaha memperingatkan pemerintah soal keamanan stok pangan untuk awal 2021.

Baca Selengkapnya

GAPMMI: Selama Pandemi, Investasi Asing Sektor Makanan Minuman Naik 14 Persen

10 November 2020

GAPMMI: Selama Pandemi, Investasi Asing Sektor Makanan Minuman Naik 14 Persen

GAPMMI mengklaim minat investor asing ke Indonesia bertambah tinggi setelah Presiden Joko Widodo meneken Undang-undang Cipta Kerja.

Baca Selengkapnya